[Berwisata Bersama Anak Ke Bali] Terbang Bersama Garuda
Saya tidak tahu harus bersikap
apa, saat satu tulisan saya tentang aktivitas bersama anak berjudul “Tim Penolong Umi” berhak menjadi salah satu pemenang pada lomba menulis di Nutrisi Untuk Bangsa. Senang, ya tentu, berarti tulisan itu dihargai dengan baik. Bingung
juga iya, saya dapat tiket ke Bali mau ngapain ya di sana, menginap dimana,
makannya siapa yang mau bayarin. Ya, itulah saya, kadang ketika ingin menulis
ya menulis saja. Lalu saya menertawakan diri sendiri, “Nah lo, bingung deh
kamu.”
Ya sudahlah, saya tak akan
berharap banyak bisa jalan-jalan ke Bali. Itu tak mungkin terjadi. Lagipula ada
anggota keluarga besar yang baru dapat musibah, adik juga lagi persiapan
menikah, sangat tak mungkin untuk kondisi keuangan kami untuk pergi berlibur. Kalau
refreshing mah nggak usah jauh-jauh ke Bali, main-main sama anak di lapangan
depan rumah pagi hari juga sudah bikin fresh. Tapi…ini Garuda loh, maskapai
penerbangan nomor satu di Indonesia. Saya belum pernah naik Garuda Indonesia,
akan jadi pengalaman berharga bisa terbang bersama Garuda.
Lalu, iseng saya Tanya sama
suami, “Aku dapat tiket garuda ke Bali nih untuk 2 orang, mau pake nggak?
Soalnya nggak bisa dipindah tangankan.” Hening beberapa lama, lalu…”boleh”
Hanya itu jawaban beliau. Senangkah saya? Nggak tau deh, jawaban sesingkat itu
belum juga menaikkan adrenalin saya. Beberapa hari saya tidak menyinggung hal
ini. Sudahlah, tak usah berharap banyak, kayak orang yang banyak uang aja.
Namun tiba-tiba satu saat suami
menanyakan kembali tentang tiket yang saya dapat. Beliau bertanya ini itu dan
akhirnya beliau bilang, “Ya sudah, minggu depan kita ke Bali!” Appaaa. Aduh,
kok saya jadi deg-degan, soalnya sudah mengkondisikan hati untuk tidak pergi. Bagi
saya sih, kalau suami bilang oke, berarti dia memang setuju dan sedang ada
rejekinya. Kalau suami bilang tidak atau diam saja, berarti dia memang tidak mau,
belum ada rejeki, atau masih berfikir.
Terbang Bersama Garuda
Maka, berangkatlah kami berempat
ke bandara hari Minggu kemarin. Ya, berempat. Saya dan Raissa akan naik Garuda.
Suami dan Zaidan naik maskapai lain. Ini juga yang bikin saya deg-degan,
khawatir tersesat di bandara yang lua itu hehe. Ini memang penyakit saya,
terlalu khawatir dengan segala sesuatu apalagi jika belum ada pengalaman
sebelumnya. Kadang suka berfikir, apa saya perlu dihipnosis atau ke psikiater karena cemas berlebih ini. Tapi ah, kan sudah punya psikiater sendiri, Allah SWT !!
Taksi yang membawa kami
menurunkan saya di terminal 2, terminal khusus untuk pesawat Garuda. Sementara suami
dan Zaidan menuju terminal lain. Saya bertanya sama seorang mas-mas dimana
tempat check-in pesawat Garuda. Soalnya lupa ngapain aja ya di bandara,
terakhir ke bandara sudah lama dan itu asli Cuma ‘ngekor’ suami. Bepergian sendiri
benar-benar ada hikmahnya, saya harus teliti membaca petunjuk dan mau bertanya
sama orang. Eh ternyata si mas itu juga mau check-in, ya sudah saya ‘mengekor’
di belakang dia menuju tempat check in.
Di tempat chek in, saya serahkan
e-ticket dengan memperlihatkan KTP. Koper juga diserahkan di sini untuk
disimpan di bagasi pesawat. Saya lalu diberi boarding pass yang berisi nomor
penerbangan, nomor gate, waktu terbang dan nomor kursi. Lalu saya berjalan
menuju gate keberangkatan pesawat saya. Ternyata mudah saja, petunjuknya jelas.
Sebelum masuk gate, tas diperiksa oleh petugas. Di dalam gate, saya tinggal
menunggu dipanggil oleh petugas. Saya sempat keluar gate lagi sebentar untuk
membeli camilan Raissa. Pak petugasnya bilang untuk tidak lupa membawa boarding
pass nya biar bisa diperlihatkan saat diminta.
Saat tiba untuk terbang, saya dan
Raissa menuju pesawat dengan diantar mobil khusus. Begitu turun, petugas
langsung memberitahu: nomor sekian sampai sekian, naik dari pintu depan, lainnya
dari pintu belakang. Saat masuk pesawat, pramugari menyambut dan membantu
mencarikan nomor kursi. Ah lega, ternyata Raissa tepat duduk di samping saya,
tidak terpisah satu kursi seperti perkiraan saya sebelumnya.
Tak lama setelah pesawat tinggal
landas, kami disuguhkan video tentang tata tertib di dalam pesawat. Layar tab
kecil di depan kami juga bisa kami gunakan untuk menonton film, main game anak,
menonton kartun anak, dan mendengarkan musik.
Kami juga disuguhi makanan. Pramugari
menawarkan nasi ayam atau pasta ayam. Namanya juga orang kampung, pengen coba
sesuatu yang baru. Saya meminta pasta ayam hehe. Ternyata Raissa malah tak
terlalu suka. Saya pesankan susu untuk Raissa, dia malah minum jus jambu saya
dan susunya saya yang minum. Aduh gimana sih nak, ini malah ummi-nya yang makan
minum. Raissa hanya menghabiskan pudding dan minumannya. Ya sudah, pastanya
saya simpan untuk nanti.
Setelah kurang lebih 1 jam 30
menit, kami sampai di bandara Ngurah Rai Bali dengan selamat. Nyaman banget
naik Garuda. Harga tiket Garuda memang lebih tinggi disbanding maskapai lain,
bisa 2 sampai 3 kali lipat lebih tinggi. Dengan harga ekonomi Garuda, kita bisa
mendapatkan kelas bisnis maskapai yang lain. Namun pelayanan di Garuda memang memuaskan.
Dari mulai sambutan saat naik pesawat, ada sandaran kaki, fasilitas hiburan dan
bacaan, headset membuat hiburan lebih pribadi, makanan, dan yang lainnya. Garuda
juga mendapatkan 1 terminal utuh untuk mengontrol pesawat-pesawatnya. Sementara
maskapai yang lain harus rela berdesakan untuk menerima penumpang dalam 1
terminal. Ini menandakan Garuda memang memiliki kelas tersendiri. Penerbangan sempat tertunda, tapi hanya beberapa menit.
Raissa yang tertidur saya gendong
menuju tempat pengambilan bagasi. Sambil menunggu koper saya lewat, saya
hidupkan handphone untuk menghubungi suami. Beliau pasti sudah sampai duluan
karena pesawatnya terbang lebih dulu. Setelah dihidupkan, beberapa saat kemudian
gambar di layar handphone saya berhenti bergerak. Aaaargh, hang lagi!. Saya matikan,
hidupkan lagi. Hang lagi. Matikan lagi, hidupkan lagi. Aaargh, kenapa harus
sekarang kamu sekarat, sayang!
Bersambung...
Tips Naik Pesawat Bersama Anak
- Bawa bekal makanan dan minuman yang cukup agar tidak bosan selama menunggu. Selain itu, harga makanan dan minuman di bandara jauh lebih mahal. Minuman untuk anak diperbolehkan dibawa ke dalam pesawat.
- Sering bawa anak ke kamar kecil untuk buang air kecil atau buang air besar jika anak sudah lepas diaper.
- Bawa jaket untuk antisipasi udara dingin karena AC di pesawat.
- Kalau pesawat yang dinaiki tidak punya fasilitas hiburan, bawakan mainan atau buku favorit anak agar tak bosan dalam pesawat.
- Beri pengertian yang masuk akal pada anak agar memasang safety belt-nya.
Ada tips lainnya? Share di sini
yaa.
Mantap Nia, dapat hadiah dari Garuda hehe...
ReplyDeleteBarokallah, Niaa.. akhirnya jalan-jalan juga. Aku juga bingung kalo dapat hadiah jalan2 tp ga bisa bawa sekeluarga :D
ReplyDeleteSelamat ya mba kania, ..ticketnya ga mubadzir deh hehe.
ReplyDeleteAllhamdulillah akhrinya jalan-jalan ya mbak
ReplyDeleteYeayy senang ya mbaa dapat hadiah, alhamdulillah dapatnya 2 tiket mbaa hehee
ReplyDeletewaw keren bgt mba hadiahnya..mantab euyyy
ReplyDeletealhamdulillaah... selamat ya mak..
ReplyDeleteiya sih ya,bingung juga kalo dapet hadiah pas waktunya lagi ga tepat. tapi beruntungnya semua berjalan lancar :)
Jalan-jalan euy... Habis ini berburu gadget mak.., biar yang lama pensiun dini aja :-)
ReplyDeleteWaaah asiknya ke Bali sekeluarga. Aku juga pernah dpt hadiah ngeblog ke Bali tp tiketnya cuma 1 hiks. Untungnya disana ada panitia yg ngurusin aku.
ReplyDeleteasik ya dapate hadiah
ReplyDeleteseumur-umur aku cuma sempet sekali aja naik garuda makk.. soalnya mahal dan keluarga saya itu jumlahnya ber7 hehehe.. Biasanya naik maskapai murah ajah. Tapi emang worth it kok harga mahal dengan fasilitasnya yang oke punya! Kalo udah main2 sama layar bangkunya, rasanya gak mau turun pesawat hehehe :DDD
ReplyDeleteAlhamdulillah selamat ya mbaaa...nderek hepiiii...moga nular hihihihi
ReplyDeleteaamiiin
Delete