Aku ingin jadi Ibu rumah tangga saja
Menurut saya dia adalah wanita yang luar biasa. Dia yang saya kenal adalah seorang wanita yang lembut sekaligus tegas, ibu dari lima orang anak yang beranjak remaja, ketua yayasan social bertaraf nasional yang aktifitasnya seabrek, momtrepreneur juga, aktifis sebuah partai, dan mahasiswa program pasca sarjana. Kebayang kan, bagaimana aktifitasnya sehari-hari.
Orang-orang memanggilnya Ummi. Di usianya yang sudah empat puluh tahun sekian, wanita ini masih terlihat cantik. Hidup duniawinya menurut saya tergolong sukses. Rumahnya cukup megah dengan deretan mobil di garasinya. Anak- anaknya sekolah di tempat terbaik.
Dari cerita-ceritanya, kisah sukses Ummi itu bermula dari sebuah keikhlasan dan kepatuhan pada suami. Sebelum menikah, dia adalah seorang sekretaris perusahaan yang handal. Pekerjaan ini ditinggalkannya setelah menikah karena ada larangan dari keluarga untuk bekerja. Hidupnya pun berubah kini. Keinginan untuk membeli barang-barang yang diinginkan harus ditahan karena penghasilan suami yang kurang memadai. Pernah suatu hari ketika dia berada di rumah ibunya, dia melihat tukang es lewat. Air liurnya menetes. Di tengah panas terik matahari yang menyengat, alangkah nikmatnya menikmati segelas es yang segar. Tetapi dia tidak punya cukup uang untuk membelinya. Padahal dia bisa saja meminta ibunya untuk membelikannya, tetapi itu tidak dilakukannya.
Dia kemudian bekerja paruh waktu sebagai pengajar privat. Dengan ikhlas dan senang hati dia melakukan pekerjaan itu walau hasilnya jauh lebih kecil dibandingkan ketika dia bekerja sebagai sekretaris. Setiap belajar, dibawakannya si anak majalah atau buku bekas untuk belajar dia membaca.
Saat memberikan les, tidak pernah sekalipun orangtua si anak yang diajarnya muncul. Hingga tiba-tiba suatu hari ibu si anak muncul dan mengajaknya berbincang. Sang ibu terkejut melihat perkembangan anaknya yang tiba-tiba saja bisa membaca. Lalu dia bertanya tentang keluarga dan dimana suami Ummi bekerja. Dari situlah muncul penawaran untuk suami ummi bekerja di kantor suami sang ibu.
Sejak itulah hidup Ummi berubah. Karir suaminya semakin lama semakin pesat. Dari staf biasa sampai manager. Selain itu, Ummi dan suaminya juga membuka beberapa usaha. Saat ini, suami Ummi juga berjuang sebagai wakil rakyat di DPR. Ummi sendiri masih terus aktif dengan yayasan social dan usahanya.
Ada satu cerita menarik tentang Parenting dari ummi ini. Suatu hari, dia bertanya kepada putrinya, “Nak, cita-citamu apa jika sudah besar nanti?”
“Mmm..aku ingin jadi ibu rumah tangga saja ah Ummi.”
Ummi agak terkejut mendengar jawaban sang anak. Tentunya dengan limpahan materi yang bisa menyekolahkan anak sampai jenjang tinggi, Ummi ingin anak-anaknya memiliki cita-cita yang tinggi juga –meskipun menjadi ibu rumah tangga juga bukan hal yang sepele-.
“Kenapa jadi ibu rumah tangga?”
“Aku ingat dulu Ummi suka pergi bekerja waktu aku kecil. Aku sebel ditinggal sama bibi. Aku mau sama ummi..”
Sungguh terkejut Ummi. Dipeluknya anak gadisnya dan disematkannya janji untuk membuat anak-anaknya bahagia tanpa merasa kehilangan dirinya lagi dengan berbagai kesibukan yang dia jalani.
Saya ingat apa yang Ummi katakana selanjutnya. Setiap anak itu pasti punya kenangan buruk tentang orangtuanya, karena orangtua juga manusia, bukan malaikat yang bisa sempurna bertingkah laku. Maka hapuslah atau minimalkanlah kenangan buruk itu dengan banyaknya kenangan manis bersama anak kita.
Tiba-tiba saja saya merasa merindukan bersua Ummi lagi. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga Ummi. Amin.
Bintaro, 1 May 2011
Comments
Post a Comment
Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.