#My Itchy Feet: Oleh-oleh Bandung
Ini oleh-oleh cerita saya selama di Bandung, kota yang penuh kenangan akan perjuangan, pertemanan, keputusasaan, dan kenangan lain semasa kuliah. Kebetulan suami ada dinas di Kota ini dan Anakku pun Sudah selesai ujiannya, jadilah kita ngikut ayahnya anak-anak. Lumayan kan biaya menginap di hotel ditanggung kantor suami.
Hari satu
Dari Bintaro, tepatnya Ruko Victorian Bintaro, saya, suami, dan kedua anak saya, naik travel City Trans menuju Bandung sekitar jam 11 kurang. Alhamdulillah nyaman. Mobilnya seperti minibus ber-AC. Di sisi kanan dan kiri masing-masing satu kursi. Sepanjang jalan sulungku melihat keluar jendela terus sambil mulutnya tak henti makan cemilan. Jadi teringat diri sendiri. Waktu kecil sampai sekarang saya juga senang melihat keluar jendela kalau bepergian dengan kendaraan. Senang rasanya melihat aneka warna dan rupa pemandangan diluar sana. Sampai akhirnya mata lelah dan tertidur.
Jam setengah 3-an kami tiba di pool CityTrans di Jalan Pajajaran Bandung, tak jauh dari kampus Unpad dan Jalan Sekeloa yang terkenal dengan empek-empeknya. Mm..ngiler. Teman kuliah saya dulu kosnya di sekitar sini. Kalau main ke kost-an dia, kita suka mampir makan empek-empek ini. Lokasinya pas banget masuk jalan sekeloa di sebelah kiri. Dengan naik taksi, kami menuju hotel tempat kami menginap. Sst, sebenarnya naik angkot juga bisa, 2X, naik angkot hijau jurusan Caheum-Ciroyom terus turun di perempatan Dago. Dari sana naik lagi angkot hijau Kalapa-Dago. Mungkin sekitar 10 menit. Tapi karena bawa koper, dua tas gendong, tas jinjing, dan dua anak aktif dan cerewet, sepertinya naik taksi lebih nyaman.
Sampai di hotel Holiday Inn Bandung, tempat suami ada acara dari kantornya, kami istirahat. Mm..jadi teringat perkataan anakku saat ditanya oleh uwa-nya ingin liburan kemana. ingin bobo di hotel, katanya. Alhamdulillah, bisa kesampaian lagi ya nak. Setelah Ashar, baru kami pergi mencari makanan. Di sekitar hotel banyak tempat makan. Jalan ke kiri, ada McD, Hoka-hoka Bento, dan food court Bandung Indah Plaza (BIP) yang menyediakan berbagai makanan. Jalan ke kanan ada KFC, Dimino's Pizza, Hanamasa, dan The Kiosk yang konsepnya seperti foodcourt tapi ditata lebih artistik. Jangan lupa kalau makan di luar selalu perhatikan kehalalannya. Akhirnya pilihan kami adalah...The Kiosk.
(Gambar The Kiosk diambil dari sini Karena tak sempat foto)
Begitu masuk The Kiosk, kita akan melihat kursi dan meja yang terbuat dari kayu dan besi, lantai ubin dan sebagian batu. Di salah satu sudut ada air mancur. Kita bisa memilih makanan dengan mengelilingi satu-satu kios makanan atau cukup duduk manis dan nanti pramusaji yang memberikan daftar menu. Makanannya bervariasi dan harga rasanya cukup terjangkau. Ada tahu gejrot, nasi goreng, nasi lengko, soto, ketan bakar, dan banyak lagi yang lain.
Suami memilih nasi lengko, jadi saya dan anak saya pjn tidak mau pusing memilih menu yang sama, juga sebagai bentuk dukungan diet rendah lemaknya. Hehe, alasan aja! Sebenarnya karena murah juga, cuma Rp 13.000-an belum termasuk teh manis yang kami pesan. Alhamdulilah, rasanya enak-enak saja bagi perut lapar kami. Nasi lengko itu adalah nasi putih plus tahu, tempe, sayur dan kerupuk yang disiram kuah kacang dan kecap. Tak disangka anakku dua-duanya pun lahap. Padahal biasanya si kakak gado-gado saja tidak suka. Alhamdulillah, memang kalau lapar semuanya jadi nikmat.
Hari kedua
Saya mengajak anak-anak ke Museum Geologi Bandung. Dari dago kami naik angkot Kalapa-Dago sampai perempatan Dago dan diteruskan naik angkot putih jurusan Riung-Dago. Sampai disana, sudah banyak anak-anak sekolah yang memadati gedung Museum baik di luar maupun di dalam. Dengan harga tiket yang cuma Rp 2000 (pelajar) atau Rp 3000 (umum), tentu ini jadi tempat liburan dan edukasi yang murah meriah saat libur tiba.
Di lantai satu sebelah kanan ada ruangan yang memajang tulang-tulang binatang purba. Sulungku langsung excited banget saat melihat tulang T-rex yang menjulang tinggi sampai langit-langit gedung. Dia kan fans berat dinosaurus. Dua ruangan lainnya tak jauh dari sana memajang fosil-fosil manusia purba. Mm..teori Darwin tentang asal usul manusia ternyata masih dipajang ya beserta gambarnya. Padahal kan sudah jelas dalam Al quran bahwa manusia itu diciptakan dengan sempurna.
Di lantai dua gedung museum berisi tentang pengetahuan geologi, bagaimana gunung meletus, bagaimana terjadinya tsunami, bagaimana batubara bisa terbentuk dan sebagainya. Untuk mengetahui informasi yang diperlukan, pengunjung bisa mendapatkannya lewat layat televisi yang berjejer dengan menyentuh tombol sesuai keperluan.
Lelah setelah berkeliling museum, kami mampir ke Yoghurt Cisangkuy yang katanya terkenal itu. Tempatnya asri. Kami memesan nasi goreng, yoghurt dan milkshake. Kata sulungku, nasi gorengnya enak. Iya sih, tapi mahal dan porsinya sedikit, kataku dalam hati. Hehe, biasalah ibu-ibu yang biasa ngirit. Rp 24.000 untuk sepiring nasi goreng, beli soto di dekat rumah bisa 2 porsi + nasi. Yoghurtnya ya..asem, namanya juga yoghurt. Alhamdulillah dua anakku pecinta yoghurt jadi tak masalah.
Di depan Yoghurt Cisangkuy, ada Taman Cilaki/Taman Lansia. Niat hati menengok seperti apa rupa Taman Lansia, apa daya tidak jadi karena si kakak jerit-jerit saat harus naik jembatan di taman itu. Jembatannya sangat kokoh sebenarnya, hanya saja ketika melintas pandangan ke bawah terlihat cukup jelas sehingga kakak Zaidan ketakutan. Akhirnya kami memutuskan pulang, lagipula adik Raissa sudah mengantuk. Pulangnya ke arah Dago kami naik angkot jurusan Caheum-Ledeng, lalu diteruskan angkot Kalapa-Dago.
Hari ketiga
Tujuan kami sekarang adalah Taman Lalu Lintas atau nama lainnya Taman Ade Irma Suryani. Dengan harga tiket Rp 5000 anak-anak bisa menaiki berbagai permainan: ayunan, jungkat jungkit, perosotan, dan sebagainya. Begitu masuk, sulungku udah manyun aja. Ketika ditanya kenapa, tidak ada mainan yang disuka. Dia merasa mainan seperti yang disebut di atas itu untuk adik-adik yang lebih kecil darinya. Dia malah lebih tertarik pada mainan tembakan gelembung yang banyak dijual di luar taman. Mm..anakku dah gede.
Akhirnya setelah berkeliling, kakak Zaidan mau naik kereta api mainan. Ternyata, bukan hanya kereta betulan saja yang naiknya rebutan. Kereta mainan juga, bahkan yang lebih semangat ibu-ibunya. Sayang nih, antrinya tidak tertib. Kita yang awalnya ingin antri beneran juga kok malah jadi tereliminasi (halah..kaya acara cari bintang aja). Si kakak diminta mengalah saja karena antriannya banyak, malah tidak mau. Yasudah akhirnya demi anak, maju terus pantang mundur sampai naik kereta!
Alhamdulillah si kakak dan adiknya tersenyum saat perjuangan kita berdesak-desakkan berbuah manis dengan duduk di kereta mainan yang menyusuri sebagian area Taman lalu lintas. Karena mendung, setelah naik kereta mainan kami memutuskan pulang. Eh udah puas naik kereta tetap saja mau beli mainan begitu melihat banyaknya penjual mainan di pintu gerbang mainan. Mm..anak-anak. Udah gitu, di angkot mainan adik Raissa yang baru dibeli itu jatuh dengan mulusnya lewat pintu yang terbuka lebar. Huhu...duit..itu duit nak. Mau kesal juga gimana, direlakan saja saat melihat mimik sedih si adik. Akhirnya bujuk kakaknya agar beebagi mainan dengan adik Raissa.
Hari keempat
Maksud hati mengajak si kakak ke Taman Ganesha untuk menikmati alam dan wisata murah meriah, apalagi disana ada kuda biar melatih keberanian kakak Zaidan, apadaya si kakak tidak mau. Yasudah hari keempat kami hanya ke toko buku saja. Jalan ke sebelah kiri hotel ada Gramedia dan Gunung Agung. Kami pilih Gunung Agung di area gedung BIP biar pulangnya sekalian makan di area gedung itu.
saat keluar hotel, kami melihat beberapa rombongan anak sekolah tunanetra yang sedang jalan-jalan sambil berpegangan ke pundak kawannya. ah lagi-lagi jadi teringat masa kuliah. saya dan seorang teman sempat menjadi relawan reader bagi teman tunanetra di sebuah yayasan di kota ini. tugasnya seorang reader itu membacakan buku atau soal ujian bagi tunanetra. teman-teman tunanetra yang saya bantu bacakan itu pintar main musik dan menyanyi loh. pernah waktu selesai ujian mereka membawa kami readernya ke studio untuk mendengar mereka menyanyi. bagus suara dan kemampuan bermusik mereka, tak kalah dengan orang yang penglihatannya normal.
Di dalam toko buku, kakak Zaidan tak hentinya membuat suara gaduh mengusili adiknya. Padahal cuma dipanggil namanya aja sambil si kakak sembunyi, adik Raissa jerit-jerit sambil menarik baju umi. Belum selesai berkeliling, kakak ingin pipis. Jadilah kita cari toilet dulu. Selesai pipis, lanjut keliling lagi.
Eh, ternyata ada bukunya teman-teman dari Komunitas Be A Writer. Ada 'Surga Terlarang' karya Leyla Hana, 'Sunyi' karya Eni Martini & Ifa Avianty, 'A Miracle of Touch' karya Riawani Elyta dan 'Teatrikal Hati' karya Binta Elmamba & Rantau Anggun dan 'Rumah Mande' karya Irhayati Harun. Duh, kapan ya karyaku bisa dipajang di toko buku.
Sayang nih, karena isi dompet dibajak anak-anak yang minta beli buku, emaknya tidak kebagian. Yasudah, mudah-mudahan ada rejeki lagi buat emaknya beli buku lain waktu.
Pulangnya kami makan nasi goreng, requestnya kakak Zaidan. Hh, seperti biasa ya, kalau sedang asyik itu adaaaa saja interupsinya. Tiba-tiba si kakak ingin pup. Jadi saja buru-buru makannya karena muka sulungku itu sudah cengar-cengir. Daan..saya baru ngeh yah ternyata di mall masuk kamar mandi harus bayar. Perasaan dulu tidak yah. Atau hanya perasaan saja..ah ya daripada repot bayar saja deh cuma seribu kok yang penting si kakak jadi legaaa.
Pulangnya, sepanjang jalan dari toko buku ke hotel, kakak Zaidan nyanyiiiii terus sambil dipegangi terus buku yang baru dibelinya, seperti orang yang lagi jatuh cinta. Mm..lagi senang dia. Jalan kaki juga tak terasa cape kalau perasaan sedang bahagia.
Dan berakhirlah perjalanan kami di kota Kembang karena perjalanan dinas suami berakhir dan esoknya kami sudah harus pulang. Kali ini menggunakan travel XTrans Karena poolnya lebih dekat dengan tempat tinggal kami.
My Itchy Feet..perjalananku yang tak Terlupakan Karena bisa memenuhi keinginan anak sulungku menginap di hotel dan melihat Tulang Dinosaurus impiannya. Dan yang pasti alhamdulillah saya bisa berusaha tidak panik saat harus membawa anak-anak aktif ini bepergian sementara ayahnya mengurus pekerjaan.
Wah serunya ya mbak :)
ReplyDeleteApalagi bisa jalan" sekeluarga ^^
Iya alhamdulilah. Jalan2nya sih bertiga aja sama anak2..Karena bapaknya anak2 ada acara
DeleteEnding nya itu lho.. Emaknya sampe ga kebagian jatah buat buku hehe..
ReplyDeleteSeruu seruu
Haha iya pa..alhamdulillah dapat Tali Asih GA nya pak Hari sponsored by pa Topic. Jadi tergantikan..rejki tak lari kemana
Deletewuah sebenarnya dari pool citi trans ke holiday inn hanya sekali naik angkot. tinggal nyebrang trus naik kalapa dago
ReplyDeletebtw zidan fotonya ekspresif bgt
salam kenal
rizka
Iya mba..ini ribet banyak Bawaan jadi aja naik taksi. Salam Kenal juga:)
Deletesenangnyaaaa jalan bareng keluarga...rempong-rempong asyik gitu ya maaak :D...thanks sudah ikutan GAku..serunya berItchyFeet riaaa :D...cheers...
ReplyDeleteSama2 maaaak:)
Delete