[Giveaway] Dongeng-dongeng Favorit Dunia
Salah satu buku dongeng favorit Zaidan dan Raissa adalah buku berjudul Dongeng-dongeng Favorit Dunia. Ilustrasinya dibuat oleh Van Gool dan diterbitkan oleh Lava Book. Bukunya hard cover dan disertai iluatrasi yang menarik tiap halaman. Sayang, huruf-hurufnya terlalu kecil untuk anak yang sedang belajar baca.
Ada tiga dongeng dalam buku ini yaitu:
(Buku ini dibeli saat Zaidan usia batita. Sekarang Raissa bisa turut baca. Sampulnya Sudah sobek. Judul yang kelihatan ada di halaman dalam)
Satu: Tiga Anak Babi
Ada tiga ekor anak babi yang sedang membuat rumah. Anak babi kesatu membuat rumah dari jerami. Yang kedua rumahnya terbuat dari kayu. Dan anak babi ketiga membuat rumah dari batu bata. Lalu datang seekor serigala yang ingin makan anak babi. Ia meniup rumah jerami sampai hancur. Rumah kayu juga ditiupnya beberapa kali sampai hancur. Sedangkan rumah bata sangat kuat sehingga tak hancur ditiup serigala. Serigala yang lapar masuk lewat cerobong asap. Naasnya, ketik turun dari cerobong ekornya terkena api. Serigala pun lari terbirit-birit ke hutan.
Yang disukai Zaidan dan Raissa adalah saat serigala meniup rumah dan lari karena ekornya terkena api. Mereka akan mengikuti gerakan saya menggembungkan pipi lalu meniup sekuat tenaga. Mereka juga turut berteriak hore kegirangan saat tiga anak babi terbebas dari serigala.
Dua: Hansel dan Gretel
Hansel dan Gretel, dua kakak beradik ini ditinggal orangtuanya di hutan karena orangtuanya tak sanggup memberinya makan. Di hutan, Hansel dan Gretel menemukan rumah yang terbuat dari permen, kue dan coklet. Karena lapar, mereka tergoda untuk memakan dan memasuki rumah itu. Tapi muncul nenek sihir dari rumah itu dan menawan Hansel dan Gretel. Nenek sihir ingin makan Hansel. Dia menyuruh Gretel menyalakan api. Saat nenek sihir memeriksa api untuk memasak Hansel, Gretel mendorong nenek sihir ke perapian. Hansel dan Gretel pun terbebas dari nenek sihir.
Sempat saya melihat wajah Zaidan melongo saat diceritakan ayah ibu Hansel dan Gretel meninggalkan mereka di hutan. Mungkin dia pikir, tega sekali ayah ibu itu (bahkan terjadi dalam kenyataan kan, di siaran berita televisi ada anak bernama Iqbal yang dipukul teman ibunya dan disuruh mengemis. Sementara ibunya malah kabur. Naudzubillah). Lalu...walau tak ada dalam buku, saya tambahkan narasinya. Sebenarnya ayah ibu Hansel dan Gretel ini tidak mau berbuat demikian. Tapi karena mereka sangat miskin, uangnya dibelikan mainan terus untuk Hansel dan Gretel, mereka terpaksa harus membawa Hansel dan gretel ke hutan sampai ayah ibu mempunyai uang lagi untuk membeli makanan. Hansel dan Gretel juga sedikit nakal jadi ayah ibu harus membawanya ke hutan. Heuheu...tetep sih ya sebenarnya tak boleh menghukum anak atas sesuatu yang tidak mereka lakukan.
Setiap melihat gambar nenek sihir dalam buku ini Raissa langsung berteriak, "umi umi..nene sihi..makan anak..." Zaidan dan Raissa ikut terkagum-kagum saat melihat rumah yang terbuat dari permen dan berteriak, "waaaa...". Mereka juga turut antusias dan gembira saat Hansel dan gretel terbebas dari nenek sihir dan pulang kembali ke rumah orangtuanya.
Tiga: Tujuh Ekor Anak Kambing
Ada tujuh ekor anak kambing. Ibu mereka akan pergi ke pasar dan berpesan pada mereka untuk jangan membuka pintu karena ada serigala jahat yang sedang mengincar anak kambing. Saat ibu kambing pergi, serigala datang dan memakan enam anak kambing. ibu kambing pulang dan mendapati anaknya tinggal satu. Ibu kambing mendatangi serigala, dia menggunting perut serigala, mengeluarkan anak kambing dan menggantinya dengan batu.
Kalau dipikir secara logika, kambing yang sudah dimakan pasti sudah hancur. Tidak bisa lagi keluar hidup-hidup. Tapi namanya juga dongeng. Anak-anak akan bahagia dengan akhir yang menyenangkan.
Momen yang menghebohkan adalah ketika serigala masuk dan menyerbu anak kambing. Saya akan berperan sebagai serigala yang menangkap Zaidan dan Raissa lalu mereka berlarian ke seluruh ruangan kamar sambil menjerit-jerit. Heboh sekali.
Alhamdulillah bisa mempraktekkan salah satu tips mendongeng yang baik dari Kak Kusumo, sang raja dongeng. Yaitu mendongeng dengan ekspresif. Dongeng itu baik untuk mendekatkan hubungan orangtua-anak dan sebagai sarana pendidikan. Saya tak takut muka jadi jelek di depan anak-anak. Mau monyong, mau melotot, tak masalah. Asal jangan suruh saya mendongeng ekspresif di depan suami dan banyak anak yang lain hehe. Soalnya saya malu-malu kucing dan suka demam panggung hehe.
Menurut Kak kusumo, tips mendongeng yang lain adalah banyak membaca, pilih dongeng yang memiliki pesan dan sesuaikan dongeng dengan usia anak. Usia dibawah 5 tahun, bisa didongengkan cerita tentang lingkungan (hewan dan tumbuhan). Cerita rakyat untuk anak 5-7 tahun dan petualangan untuk anak usia 9-12 tahun. Di atas 12 tahun pendidikan bisa dilakukan dengan diskusi bersama.
Tulisan di buat untuk Giveaway Semua Tentang Dongeng Anak.
Sumber referensi: http://m.kompas.com/properti/read/2009/05/27/09010967/jadilah.pendongeng.yang.ekspresif
Hai mak...jd inget wkt anak msh kecilll...tapiii sblm sy punya anak sy sdh hafal lo cerita2 diatas...jd klopun gak ada bukunya sy bs cerita dg lancarrr....sp akhirnya klo ketemu bukunya ditoko dg ank sy...kt anak sy...o ini ya bu buku ceritanya....hihi
ReplyDeleteIya soalnya populer ya mak... :)
DeleteTiga babi kecil tu dongeng favorit anakku jg mak, aku jg heboh gitu kl ngedongengin.. Seru sihh ;-)
ReplyDeleteDongeng tentang binatang itu emang penuh ekspresi ya mak:)
Deletebagus mak ^^
ReplyDeleteMakasih udah mampir mak:)
Deletesenangnya kebersamaan ibu dgn anak2nya, tdk akan tergantikan oleh apapun ya mak...
ReplyDeleteSetuju mak:)
DeleteJadi ingat buku Tiga babi kecil, adik sepupuku dulu punya trus pinjem sampe rebutan hehe
ReplyDeleteWah...sampe rebutan..mengenang masa kecil ya mak:)
DeleteSekarang pun aku masih getol mencari buku dongeng buat anakku. Apalagi setelah anak lanang yg msh duduk di TK B mulai lancar membaca. Ya, minimal sebulan sekali mengajak mereka ke toko buku...
ReplyDeleteSama pa..saya juga lebih seneng belika buku daripada mainan
Delete