Pesantren? Sering Dengar Sih..

Pesantren? Sangat akrab di telinga, tapi tak begitu mengenal apa yang ada di dalamnya. Saya dan pesantren bagaikan dua orang berdiri berdampingan, saling kenal, namun sebatas itu dan tak tahu kedalaman hati masing-masing.

(Ilustrasi dari www.wikipedia.org)

Pesantren, di mata saya dapat disimpulkan dari sembilan kalimat berikut:

P=Panggilan muridnya adalah santri.
E=Eh..santrinya jago bahasa Arab dan Inggris loh!
S=Sarung+kopiah seragam santriwannya.
A=Ada pesantren modern dan tradisional.
N=Ngantri nih mandinya...
T=Terkena penyakit kulit sudah biasa di pesantren..ups!
R=Rada jarang ketemu keluarga, hiks!
E=Eh..tapi disiplinnya bagus loh di pesantren.
N=Nanti kalau udah lulus biasanya jadi ustad/ustadzah.

Tentu saja ini hanya pendapat pribadi berdasarkan riset terbatas yang mungkin saja sangat ngaco. Namun, terlepas dari pendapat saya yang negatif yang belum tentu benar, saya memiliki cita-cita menyekolahkan anak saya di pesantren. Nanti, selepas SD atau SMP. Saya ingin dia belajar disiplin dan ilmu agama di sana.

Dan..saya memiliki kenangan manis dengan seorang alumni pesantren. Dia lelaki, lebih tua sekitar empat tahun dari saya. Bapanya menyekolahkannya ke pesantren di Tasikmalaya selepas SD. Setiap kali pulang ke rumah, saya selalu menantikan dia dan cerita-cerita lucunya. Setiap pulang ke rumah, saya lihat kulitnya makin menghitam dan kadang ada (maaf ya) koreng di tubuhnya. Tapi dia tak pernah mengeluh. Dia malah banyak tertawa dan banyak makan. Diam-diam saya mengagumi kemandirianya, ceritanya, dan kelucuannya. Dia adalah...Ahmad Hidayat atau A Totong biasa saya panggil, kakak tertua saya!



Tulisan dibuat untuk Giveaway 2 "Pernah Dengar Pesantren?"

Comments

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)