Training dan Outbound? SPIRIT Enterprise Group saja...
"Zaidan, Hebat ya Sudah bisa Flying Fox. Gimana rasanya? Menyenangkan?"
"Ya, seneng.."
"Nangis nggak?"
"Nggak, temenku ada yang nangis.."
"Good boy!"
Percakapan di atas terjadi saat Zaidan berusia empat tahun-an, saat dia masih di bangku TK. Saat itu dia mengikuti kegiatan outbound dari sekolahnya. Saya Sudah khawatir saja dia akan menangis dan ngamuk-ngamuk. Saya tidak bisa ikut Serta kegiatan tersebut karena saya sendiri saat itu harus mendampingi murid-murid SD saya di sekolah lain. Sedih rasanya, soalnya ibu-ibu lain menemani anaknya sampai tempat outbound, menyaksikan dan menyemangati anaknya.
Pernah suatu saat anak saya pentas di panggung, saya hanya bisa mengantarkan dan menitipkannya pada bu guru. Seorang ibu berkata, "Kasihan anaknya tak ditemani saat mau pentas..." Ah, andai dia tahu saya juga punya tanggung jawab yang lain. Saya hanya bisa berkata bahwa saya Sudah ditunggu di tempat kerja. Saya yakin guru juga tak akan tinggal Diam dan akan menjaga muridnya. Bu Niar, salah seorang guru Zaidan selalu berkata, "Biar Zaidan sama saya..." Alhamdulillah beliau mengerti. Kita sama-sama guru, sama-sama mendidik anak, jadi tahu lah rasanya bagaimana memiliki kewajiban. Dan memang Zaidan sangat dekat dengan Bu Niar. Karena Zaidan usia nya paling kecil, kalau Zaidan nangis atau menanyakan umi nya, Bu Niar selalu menghibur bahkan mendudukkan Zaidan di pangkuannya. Hiks...miss u Bu Niar.
(Zaidan saat usia TK, hendak pentas)
Naah..pengalaman pertama outbound ini sangat berkesan di Hati Zaidan. Setiap ada kesempatan menemukan permainan ini, dia ingin ikut.
Outbound untuk anak adalah kegiatan yang disusun terencana untuk mencapai tujuan pengembangan potensi anak dan menantang untuk dilakukan. Outbound dilakukan dalam suasana yang menyenangkan di alam terbuka sehingga anak lebih mudah menjalani kegiatan ini. Outbound juga dirancang menantang agar anak tidak mudah bosan ketika melakukan beberapa kegiatan pengembangan sekaligus.
Outbound dilakukan untuk tujuan-tujuan : meningkatkan rasa percaya diri; bekerjasama dengan orang lain; memberikan pengalaman untuk mandiri; meningkatkan kemampuan kreatif; belajar untuk berkomunikasi secara efektif; dan mengembangkan berbagai perilaku dalam kehidupan sehari-hari dalam berhubungan dengan masyarakat. Kegiatan outbound pada TK dilakukan dengan metode learning by doing/praktek langsung, bercerita, bernyanyi, tanya jawab, dan demonstrasi/mencontohkan.
(Ilustrasi dari 3v-outbound.com)
Outbound untuk anak di bagi dua yaitu low impact dan high impact. Outbound yang sifatnya low impact merupakan kegiatan dengan resiko kecil dan menggunakan alat yang dapat diperoleh dari lingkungan sekolah atau dibuat instruktur. Sementara outbound jenis high impact merupakan kegiatan dengan resiko lebih besar dan menggunakan alat-alat yang harus dibeli.
Jenis outbound low impact terdiri dari kegiatan kereta balon, moving water, kaki gajah, halang rintang, ekor balon, loncat jauh, jalan kepiting, hiking, susur gua, ayunan balistik, loncat ban, estafet bendera, estafet tongkat , games ball, rakit, moving gundu, bakiak race, moving gundu, senam ketangkasan, dan papan keseimbangan. Sedangkan Jenis outbound high impact terdiri dari kegiatan : flying fox, burma bridge, two-line bridge, landing net, dan army webb.
Outbound untuk orang dewasa biasa dilakukan untuk mengembalikan semangat karyawan. Salah satu penyedia outbound dan training untuk perusahaan atau organisasi adalah SPIRIT Enterprise Group. Jasa yang ada di SPIRIT Enterprise Group antara lain:
- Company Outing Plus
- Corporate Team Building
- Menyediakan Alat-Alat outdoor activity
- Paintball Game Mobile
Jika sahabat berminat menggunakan jasa SPIRIT Enterprise Group, bisa menghubungi ownernya di Facebook Ahmad Hidayat.
Sumber referensi:
ahmadhidayat.blogdetik.com
http://3v-outbound.com/persiapan-outbound/
(Ilustrasi dari ahmadhidayat.blogdetik.com)
"Ya, seneng.."
"Nangis nggak?"
"Nggak, temenku ada yang nangis.."
"Good boy!"
Percakapan di atas terjadi saat Zaidan berusia empat tahun-an, saat dia masih di bangku TK. Saat itu dia mengikuti kegiatan outbound dari sekolahnya. Saya Sudah khawatir saja dia akan menangis dan ngamuk-ngamuk. Saya tidak bisa ikut Serta kegiatan tersebut karena saya sendiri saat itu harus mendampingi murid-murid SD saya di sekolah lain. Sedih rasanya, soalnya ibu-ibu lain menemani anaknya sampai tempat outbound, menyaksikan dan menyemangati anaknya.
Pernah suatu saat anak saya pentas di panggung, saya hanya bisa mengantarkan dan menitipkannya pada bu guru. Seorang ibu berkata, "Kasihan anaknya tak ditemani saat mau pentas..." Ah, andai dia tahu saya juga punya tanggung jawab yang lain. Saya hanya bisa berkata bahwa saya Sudah ditunggu di tempat kerja. Saya yakin guru juga tak akan tinggal Diam dan akan menjaga muridnya. Bu Niar, salah seorang guru Zaidan selalu berkata, "Biar Zaidan sama saya..." Alhamdulillah beliau mengerti. Kita sama-sama guru, sama-sama mendidik anak, jadi tahu lah rasanya bagaimana memiliki kewajiban. Dan memang Zaidan sangat dekat dengan Bu Niar. Karena Zaidan usia nya paling kecil, kalau Zaidan nangis atau menanyakan umi nya, Bu Niar selalu menghibur bahkan mendudukkan Zaidan di pangkuannya. Hiks...miss u Bu Niar.
(Zaidan saat usia TK, hendak pentas)
Naah..pengalaman pertama outbound ini sangat berkesan di Hati Zaidan. Setiap ada kesempatan menemukan permainan ini, dia ingin ikut.
Outbound untuk anak adalah kegiatan yang disusun terencana untuk mencapai tujuan pengembangan potensi anak dan menantang untuk dilakukan. Outbound dilakukan dalam suasana yang menyenangkan di alam terbuka sehingga anak lebih mudah menjalani kegiatan ini. Outbound juga dirancang menantang agar anak tidak mudah bosan ketika melakukan beberapa kegiatan pengembangan sekaligus.
Outbound dilakukan untuk tujuan-tujuan : meningkatkan rasa percaya diri; bekerjasama dengan orang lain; memberikan pengalaman untuk mandiri; meningkatkan kemampuan kreatif; belajar untuk berkomunikasi secara efektif; dan mengembangkan berbagai perilaku dalam kehidupan sehari-hari dalam berhubungan dengan masyarakat. Kegiatan outbound pada TK dilakukan dengan metode learning by doing/praktek langsung, bercerita, bernyanyi, tanya jawab, dan demonstrasi/mencontohkan.
(Ilustrasi dari 3v-outbound.com)
Outbound untuk anak di bagi dua yaitu low impact dan high impact. Outbound yang sifatnya low impact merupakan kegiatan dengan resiko kecil dan menggunakan alat yang dapat diperoleh dari lingkungan sekolah atau dibuat instruktur. Sementara outbound jenis high impact merupakan kegiatan dengan resiko lebih besar dan menggunakan alat-alat yang harus dibeli.
Jenis outbound low impact terdiri dari kegiatan kereta balon, moving water, kaki gajah, halang rintang, ekor balon, loncat jauh, jalan kepiting, hiking, susur gua, ayunan balistik, loncat ban, estafet bendera, estafet tongkat , games ball, rakit, moving gundu, bakiak race, moving gundu, senam ketangkasan, dan papan keseimbangan. Sedangkan Jenis outbound high impact terdiri dari kegiatan : flying fox, burma bridge, two-line bridge, landing net, dan army webb.
Outbound untuk orang dewasa biasa dilakukan untuk mengembalikan semangat karyawan. Salah satu penyedia outbound dan training untuk perusahaan atau organisasi adalah SPIRIT Enterprise Group. Jasa yang ada di SPIRIT Enterprise Group antara lain:
- Company Outing Plus
- Corporate Team Building
- Menyediakan Alat-Alat outdoor activity
- Paintball Game Mobile
Jika sahabat berminat menggunakan jasa SPIRIT Enterprise Group, bisa menghubungi ownernya di Facebook Ahmad Hidayat.
Sumber referensi:
ahmadhidayat.blogdetik.com
http://3v-outbound.com/persiapan-outbound/
(Ilustrasi dari ahmadhidayat.blogdetik.com)
Di sekolah tempat saya ngajar, baru bulan Februari kemaren mengadakan Outbond..
ReplyDeleteDan benar memang, setelah mengikuti acara ini, pikiran jadi fresh lagi.. :)
Salam..
Salam Kenal pa...ya asyik...jadi lebih percaya pada kekuatan diri sendiri dan pasti ya Allah SWT
Deletekelas brp mbak anak nya ?
ReplyDeleteSekarang kelas satu SD:)
Delete