Celoteh Raissa: Maikat & Cukuas

Sambil menunggu kakak Zaidan pulang, saya dan Raissa biasanya menonton film kartun di youtube. Seperti siang kemarin, kami menonton kartun anak muslim tentang malaikat Allah. Tiba-tiba Raissa bertanya, "Mi, maikat itu apa?"
"Malaikat itu makhluk Allah yang kerjanya ibadaaah aja sama Allah. Mengerti?"
"Meti..(baca: mengerti)" katanya seolah sudah mengerti.

Lalu Raissa melihat lagi layar tablet yang menayangkan kartun. Tak lama, dia bertanya lagi, "Mi, maikat itu apa?" Haduh, nanya lagi. Bukankah Raissa sudah menanyakan pertanyaan yang sama barusan. Saya jawab dengan jawaban yang sama dan diakhiri dengan kata 'mengerti?'. "Meti.." jawab Raissa lagi.


Anak-anak batita seperti Raissa memang kerap kali menanyakan pertanyaan yang sama meskipun sudah diberitahu jawabannya. Menurut Dr. Brenda Hussey-Gardner, spesialis perkembangan anak dan penulis buku: Parenting To Make Difference: Your One to Four Year Old Child, ada tiga alasan kenapa anak mengulang-ulang pertanyaanya:
- Menguji pengetahuan dan ingatannya sendiri.
- Ingin memberi tahu. Pertanyaan yang diluncurkan dari anaknya, sebenarnya bukan pertanyaan. Melainkan cara si anak untuk memberi tahu orangtuanya atau siapapun, tentang hal yang ingin diberitahukannya. Misal anak menanyakan jam berapa ayah pulang secara berulang-ulang. Itu adalah tanda dari anak untuk memberi tahu bahwa ayahnya akan pulang.
- Anak ingin kita menanyakan hal yang sama kepadanya. Pertanyaan yang sering dilontarkan anak, adalah karena ingin agar orangtuanya menanyakan itu padanya. Pertanyaan yang dilontarkan kepadanya adalah untuk menguji daya ingat anak,seperti point alasan no. 1 di atas. Ketika Anda menanyakan pertanyaan itu ke anak, maka anak akan berusaha menjawab pertanyaan itu. Dan anak ingin tahu apa jawabannya itu benar, dan hal itu menunjukkan apakah anak sudah mengingat jawaban yang pernah diberikan kepadanya.

***

"Mi, mau cukuas.." Begitu kata Raissa setiap kali saya belanja sayur di dekat rumah sambil mengarahkan telunjuknya ke arah minimarket yang tak jauh dari sana. Sambil kebingungan saya tanya dia cukuas itu apa. Raissa menjawab dengan perkataan yang sama sambil menunjuk ke arah minimarket lagi. Matanya mulai berair karena saya tak kunjung memahaminya. Karena saya juga tak kunjung mengerti, saya menawarkan kue-kue jajanan pasar di tukang sayur untuk mengalihkan perhatiannya. Tak mempan. Tangisnya semakin kencang saat saya membawanya pulang ke rumah.

Suatu hari saat sedang main jual-jualan dengan kakaknya, Zaidan, Raissa berkata, "Beli cukuas."

Saya bertanya, "Kak, cukuas itu apa sih? Raissa suka bilang cukuas umi nggak ngerti".
"Itu loh..telor.." kata si kakak.
"Telor?" Makin bingung deh saya.
"Iya..egg suprise..yang kayak di youtube." Kata si kakak lagi.


"Ooh.." Baru ngeh deh saya. Cukuas = egg suprise, mainan dan coklat/permen yang dibungkus seperti telor dari koleksi Disney. Di sini yang sering dijumpai adalah Kinder Joy. Zaidan dan Raissa sesekali melihat tayangan egg suprise ini di youtube. Asyik sekali mereka melihat banyak mainan, coklat, dan permen keluar dari telur. Mungkin karena itu namanya egg suprise. Dan, ketika mereka sedang asyik kadang-kadang saya tinggal sebentar ke dapur atau ke kamar mandi. Itulah kenapa saya ketinggalan mengetahui kata 'cukuas' ini.

Comments

  1. hahahaha,ada2 aja....tauu aja kalo kinder joy mihil,enak pula hehe....

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)