Rani dan Tiga Gadis Kecil
Kemarin saat menjemput kakak Zaidan les ngaji di dekat rumah, saya mendapati 3 anak perempuan kecil yang agak lusuh (mungkin karena belum mandi sore aja) sedang bermain di teras mesjid. Usianya sekitar 4 atau 5 tahunan. Mereka langsung menyambut kedatangan Raissa yang bersepeda pink.
"Halo dede..namanya siapa?" Tanya mereka. "Namanya Raissa. Loh..sedang pada ngapain di sini? Sama siapa di sini?" Tanya saya sambil celingak celinguk, heran melihat tiga anak kecil ini tanpa ada yang mendampingi. Apalagi dengan kasus yang baru-baru ini terjadi di sebuah sekolah internasional, saya jadi khawatir kalau melihat anak kecil main tanpa didampingi orang dewasa. Meakipun ini di lingkungan mesjid, tak ada yang menjamin keamanannya. Di sekolah mahal yang pengawasannya ketat pun malah terjadi pelecehan seksual pada anak.
"Sedang main..." jawab mereka. "Kok nggak ada yang menemani main sih. Kalau main di luar hati-hati ya nanti ada orang jahat loh.." kata saya lagi. Entah mereka mengerti atau tidak. Tiga gadis kecil itu malah bercanda dengan Raissa. "Rumahnya dimana?" Tanya saya. "Disana..dekat..." kata mereka sambil menunjuk ke arah yang tak saya mengerti. "Pulang ya, udah mau maghrib.." kata saya lagi.
Saat saya pulang, mereka masih main ayunan di depan mesjid. Mudah-mudahan mereka segera pulang. Mudah-mudahan ayah ibu mereka segera menjemput.
Tak lama kemudian, dari jauh sambil berjalan pulang, seorang anak perempuan usia SD berseragam biru yang setau saya tinggal di luar komplek perumahan, keluar dari mesjid. Tiga gadis kecil itu berteriak memanggil namanya, "Raniiiii....". Saya menduga ketiganya sengaja main ke area mesjid menjemput Rani yang entah kakaknya, saudaranya atau tetangganya. Lagi-lagi saya celingak-celinguk mencari mana mama atau tante Rani yang biasa menjemput. Saya berusaha positif thinking saja, Rani ini pemberani jadi tak perlu dijemput mama atau tante.
Jadi berfikir, apakah saya terlalu paranoid dan protektif terhadap anak? Ah, tapi rasanya tidak juga kok. Kakak Zaidan juga mau pulang sendiri kalau tidak ada anjing yang berkeliaran di sekitar komplek. Dan..bukankah protektif di saat tertentu itu bagus? Ya, misalnya saat ini dengan adanya kasus pelecehan seksual pada anak, kita orangtua menjaga dan mengawasi pergaulan anak. Selain itu, menjemput anak adalah alasan saya keluar rumah untuk mengajak jalan-Jalan adik Raissa dan menyapa tetangga.
Mmm, saya bergumam lirih sambil tak henti berfikir: saya orangtua yang tak sempurna. Dan..di belakang, Rani dan tiga gadis kecil Sudah tak terdengar suaranya.
"Halo dede..namanya siapa?" Tanya mereka. "Namanya Raissa. Loh..sedang pada ngapain di sini? Sama siapa di sini?" Tanya saya sambil celingak celinguk, heran melihat tiga anak kecil ini tanpa ada yang mendampingi. Apalagi dengan kasus yang baru-baru ini terjadi di sebuah sekolah internasional, saya jadi khawatir kalau melihat anak kecil main tanpa didampingi orang dewasa. Meakipun ini di lingkungan mesjid, tak ada yang menjamin keamanannya. Di sekolah mahal yang pengawasannya ketat pun malah terjadi pelecehan seksual pada anak.
"Sedang main..." jawab mereka. "Kok nggak ada yang menemani main sih. Kalau main di luar hati-hati ya nanti ada orang jahat loh.." kata saya lagi. Entah mereka mengerti atau tidak. Tiga gadis kecil itu malah bercanda dengan Raissa. "Rumahnya dimana?" Tanya saya. "Disana..dekat..." kata mereka sambil menunjuk ke arah yang tak saya mengerti. "Pulang ya, udah mau maghrib.." kata saya lagi.
Saat saya pulang, mereka masih main ayunan di depan mesjid. Mudah-mudahan mereka segera pulang. Mudah-mudahan ayah ibu mereka segera menjemput.
Tak lama kemudian, dari jauh sambil berjalan pulang, seorang anak perempuan usia SD berseragam biru yang setau saya tinggal di luar komplek perumahan, keluar dari mesjid. Tiga gadis kecil itu berteriak memanggil namanya, "Raniiiii....". Saya menduga ketiganya sengaja main ke area mesjid menjemput Rani yang entah kakaknya, saudaranya atau tetangganya. Lagi-lagi saya celingak-celinguk mencari mana mama atau tante Rani yang biasa menjemput. Saya berusaha positif thinking saja, Rani ini pemberani jadi tak perlu dijemput mama atau tante.
Jadi berfikir, apakah saya terlalu paranoid dan protektif terhadap anak? Ah, tapi rasanya tidak juga kok. Kakak Zaidan juga mau pulang sendiri kalau tidak ada anjing yang berkeliaran di sekitar komplek. Dan..bukankah protektif di saat tertentu itu bagus? Ya, misalnya saat ini dengan adanya kasus pelecehan seksual pada anak, kita orangtua menjaga dan mengawasi pergaulan anak. Selain itu, menjemput anak adalah alasan saya keluar rumah untuk mengajak jalan-Jalan adik Raissa dan menyapa tetangga.
Mmm, saya bergumam lirih sambil tak henti berfikir: saya orangtua yang tak sempurna. Dan..di belakang, Rani dan tiga gadis kecil Sudah tak terdengar suaranya.
sebenernya protektif ada batasnya juga, mba. kalo usia2 masih balita memang bagusnya ada yang nemenin, tapi tetanggaku ada juga yang bolehin anaknya jalan2 sendiri, soalnya sekampung udah tau itu anaknya siapa :D
ReplyDeleteIya mba..Kalo di kampung orangtua saya keponakan juga main sendiri aja soalnya semua orang Sudah tau siapa dia. Saya tinggal di perantauan sama tetangga meski Kenal tapi tak dekat ..
DeleteIya Mak, sekarang mah protektif itu harus. Takut dengan kejadian2 yang sekarang2 ini terjadi. Semoga anak-anak kita dan di sekitar kita selalu terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan...
ReplyDeleteAmiiiin..ya sejak kasus itu saya ko hawatiran mak..smoga Allah melindungi
DeleteAku jadi lebih protektif, Mak. Jadi semakin sering juga kasih wawasan ke anak-anak. Semoga anak-anak kita selalu dilindungi. Aamiin.
ReplyDeleteAamiiin..iya mak..saya juga berusaha memberi wawasan ke anak untuk hati2 di luar rumah
Delete"...menjemput anak adalah alasan saya keluar rumah untuk mengajak jalan-Jalan adik Raissa dan menyapa tetangga."
ReplyDeleteKirain saya doang yang kaya begini, Mak. Soalnya saya jarang keluar rumah kalo nggak penting amat :)
Saya juga jarang keluar Kalo ga terlalu penting mak :D anak banyaknya main di rumah biar ngawasinya mudah..kalau main di luar kadang2 emaknya harus ikut lari kesana kemari..hehe
DeleteBuat saya sih protektif terhadap anak usia dibawah balita wajib mak, apalagi untuk urusan main di luar rumah tanpa ditemani ortu.. pokoknya harus dibawah pengawasan saya. Jangan sampai kita kecolongan istilahnya :p kejahatan bisa terjadi karena ada kesempatan juga kan mak :)
ReplyDeleteSetuju mak..:)
Delete