Petualangan Za & Ra

Awalnya saya khawatir untuk membawa Zaidan dan Raissa ke luar kota tanpa ayahnya anak-anak. Terbayang bagaimana nanti kerepotannya karena Raissa masih sering minta digendong. Zaidan walau sudah lebih mandiri, dalam hal tertentu masih butuh bantuan. Belum lagi ransel berisi pakaian lagi yang lumayan bikin punggung pegal. Timbul berbagai tanya tanpa jawab di benak saya. Bagaimana kalau nanti Zaidan lari kesana kemari tanpa bisa saya kontrol dan menghilang dari pandangan? Pernah terjadi sebelumnya saat berkunjung ke rumah kakak di Ciledug. Zaidan menghilang selama kurang lebih sepuluh menit. Saya dan keluarga kakak mencari kesana kemari dengan panik. Akhirnya ia ditemukan di rumah seorang warga tengah menangis karena lupa jalan pulang. Bagaimana kalau Zaidan tak berhati-hati dan terluka? Saat mudik lebaran tahun lalu, Zaidan sempat jatuh ke lubang kotoran tetangga karena asyik mengejar ayam. Badannya penuh kotoran dan bau. Kakinya penuh luka karena tertusuk paku. Bagaimana kalau dalam w

Dari sejak zaman menulis curriculum vitae untuk lamaran kerja, saya selalu menulis tiga hal di kolom hobi: menulis, membaca, jalan-jalan. Sampai sekarang kalau ditanya apa hobinya, ya tiga hal ini. Padahal bisa saja saya punya hobi selain yang tiga di atas. Menularkan hobi jalan-jalan pada anak saya, Zaidan dan Raissa, tidak sulit. Namanya juga anak-anak, mereka pasti sukanya main dan jalan-jalan kesana kemari. Diajak ke kebun binatang, ayo. Diajak berenang, antusias. Diajak beli sayur juga oke. Jalan-jalan bermanfaat bagi anak supaya ia mengenal lingkungannya, bertemu banyak orang, menambah pengetahuan dengan banyak hal baru yang dipelajari, menyehatkan badan karena banyak bergerak, dan sebagainya. Menularkan hobi membaca pada Zaidan dan Raissa juga mudah saja. Zaidan dari batita sudah diperkenalkan buku. Sekarang, dia paling suka buku bertema dinosaurus. Raissa buku apa saja dipelototi, asal ada gambar penuh warna. Membaca dapat melatih imajinasi anak dan mendekatkan hubungan d

“Neng, kok pulsa mamih tinggal segini?” ibu saya yang biasa dipanggil mamih menghampiri sambil memperlihatkan handphone nya. Saat itu saya sedang ada di rumah orangtua dalam rangka mudik lebaran. “ Astaghfirullah , pasti Zaidan download game ..” Setelah mengingat-ingat, saya sadar bahwa handphone ibu tadi dipinjam Zaidan untuk main game . Setelah ditanya, Zaidan mengakui bahwa ia memang mendownload game. Pulsa ibu saya sebesar 100 ribu melayang. Ia yang semula akan menelpon seseorang urung melakukannya. Saya menyuruh Zaidan minta maaf sama ibu dan menasihatinya agar minta izin terlebih dahulu jika hendak download game . Saya geleng-geleng kepala. Mungkin Zaidan mengira di rumah neneknya sama dengan di rumah orangtuanya yang berfasilitas wifi. Wajar saja anak seusia Zaidan (waktu itu usia Zaidan 5 atau 6 tahun) bisa download gam e sendiri. Karena handphone yang dipakai ibu saya mereknya Nokia yang fitur-fiturnya sangat mudah dipahami. Bapak saya juga menggunakan Nokia. Sejak pertam

Dalam hitungan hari kita insyaAllah bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Alhamdulillah Ya Rabb semoga saya dan keluarga sampai pada bulan istimewa yang setiap waktunya adalah ibadah. Sejak usia batita Zaidan sudah diperkenalkan dengan bulan ini. Awalnya cuma sebataa nama Ramadan, puasa, lebaran, dan sebagainya. Usia TK baru belajar puasa sungguhan. Bekal makanan yang biasa dibawa ke sekolah ditiadakan. Kebetulan karena Zaidan sekolah di TKIT, kebijakan sekolah juga mendukung hal ini. Jam sekolah juga dikurangi. Pulang ke rumah siang harunya barulah Zaidan buka puasa, itu pun kalau ia sudah tak tahan menahan lapar. Jika masih kuat, diteruskan sampai waktu shalat Ashar. Usia SD kelas 1, alhamdulillah Zaidan sudah mampu puasa sampai maghrib. Batal satu atau dua hari karena sakit adalah wajar. Ini tips saya dalam mengajarkan anak puasa Ramadhan: - Sabar. Senantiasa ingatkan ia akan keutamaan Ramadhan, ingatkan betapa bahagianya sebagai pemenang saat bisa menuntaskan puasa Rama

Sudah dua hari ini Zaidan batuk, pilek dan sedikit demam. Padahal di saat libur sekolah ini dia ingin sekali main ke rumah temannya. Terpaksa, saya larang dulu sampai ia benar-benar sembuh. Karena adiknya pun, Raissa, mulai ketularan, mulai keluar ingus dari hidungnya. Entah kenapa setiap libur sekolah seringnya anak-anak sakit, entah itu batuk, pilek atau demam. Mungkin kebetulan libur sekolah selalu bertepatan dengan cuaca yang kurang baik. Jadi, libur malah banyak istirahat di rumah. Semoga kakak Zaidan cepat sehat dan bisa main sama temannya.

Sebagai orang rumahan, saya akui sering kurang update informasi di lingkungan sekitar. Maka saat kemarin mengambil raport Zaidan dan mendapat informasi seminar gratis ini, saya sangat senang. Walau saya belum tahu apakah saya bisa menghadirinya atau tidak. Berikut saya share infonya untuk anda. Pertama, ada seminar parenting bertema " Kiat Berpuasa Bersama Anak Agar Ramadhan Lebih Bermakna " dengan pembicara Bapak Irwan Rinaldi. Seminar ini akan berlangsung pada hari Sabtu, 21 Juni 2014 di Mesjid An Nashr, Sektor 5 Bintaro Jaya pukul 13.00-15.00. Seminar ini diselenggarakan oleh Salon Muslimah Amirah bekerjasama dengan Mesjid An Nashr. Kedua, seminar pendidikan dengan tema " Meningkatkan Peran Aktif Orangtua dalam Menyempurnakan Pendidikan Akhlak Anak ". Seminar akan berlangsung pada hari Ahad, 22 Juni 2014 di aula Masjid Jami' Bintaro Sektor 1, Jalan Bintaro Utama, Bintaro Jaya pukul 08.00-12.00. Bintang Pelajar sebagai penyelenggara ak

Beberapa waktu lalu saya dan dua buah hati ikut suami dinas ke Bandung. Kami menginap di sebuah hotel di Dago. Kami selalu berupaya mencari tempat liburan yang murah meriah yang tak jauh dari tempat menginap. Taman Lalu Lintaa sudah pernah kami singgahi. Museum Geologi juga. Maka pilihannya jatuh ke Kebun Binatang Bandung. Kebun Binatang Bandung ini pada awalnya dikenal dengan nama Derenten yang artinya kebun binatang. Kebun Binatang Bandung didirikan pada tahun 1930 oleh Bandung Zoological Park (BZP), yang dipelopori oleh Direktur Bank Dennis, Hoogland. Pada saat Jepang menguasai daerah ini, tempat wisata ini kurang terkelola, hingga pada tahun 1948, dilakukan rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi tempat wisata ini. Pada tahun 1956, atas inisiatif dari R. Ema Bratakoesoema, Bandung Zoological Park dibubarkan dan berganti menjadi Yayasan Marga Satwa Tamansari pada tahun 1957. Kebun Binatang Bandung buka mulai pukul 08.00 sampai 17.00. Harga tiketnya 20.000 per orang,

Kemarin saat pulang dari rumah sakit untuk keperluan rutin, saya mampir ke Ahadmart yang searah dengan jalan pulang. Ahadmart ini (setahu saya) adalah minimarket yang dikelola muslim. Hanya itu informasi yang saya dapat. Orang yang pertamakali memperkenalkan saya dengan Ahadmart adalah seorang teman dekat. Saat saya berkunjung ke rumahnya dan saya perlu membeli beberapa keperluan, dia selalu menyarankan saya membeli keperluan tersebut di Ahadmart. (Ilustrasi dari bukanmalaikat.blogspot.com) Pertamakali saya masuk, saya cukup kaget (dalam arti yang positif). Dibanding minimarket yag lain, Ahadmart lebih lengkap. Selain kebutuhan sehari-hari seperti keperluan mandi dan makanan, di Ahadmart juga terdapat barang-barang yang tak akan ditemukan di minimarket lain. Contohnya obat herbal, perlengkapan dapur yang lebih lengkap, baju-baju muslim, dan alat elektronik. Berdasarkan pengalaman, saat saya memerlukan lem tikus, saya tidak mendapatkannya di minimarket di komplek rumah say

"Mi, ganti bajunya..pasangin." Sedetik kemudian, "Yang ini aja ya bajunya." "Mi, sepatunya ganti ya.." "Tasnya pakein, mi.." Tebak Raissa lagi apa? Ya, Raissa lagi main bongkar pasang (BP). Itu tuh, gambar orang laki-laki dan perempuan dari kertas lengkap dengan baju-baju dan perlengkapan lain seperti tas, sepatu dan yang lainnya. Cara mainnya, dibongkar dan dipasang perlengkapannya. Makanya namanya bongkar pasang. Waktu saya kecil, saya menyebut mainan ini cerita-ceritaan. Karena saya bisa bercerita apa saja menggunakan mainan tersebut. Biasanya saya asyik main sendiri atau bersama teman. Bongkar pasang ini saya dapat dari paket jelly yang kami beli. Duh, jadi teringat masa kecil saat saya melihatnya. Dulu saya membelinya di mamang penjual mainan yang lewat depan rumah. Mainan murah meriah ini lumayan menghibur dan mengembangkan imajinasi. Saya sebagai orangtua bisa mendadak jadi pendongeng atau bahkan memasukkan pendid

Berkaitan dengan tulisan saya sebelumnya, Oh Mataku , saya kini berusaha untuk rutin sarapan buah setiap pagi. Bukan hanya untuk mata sebetulnya. Untuk kesehatan jasmani seluruhnya. Bangun pagi, saya minum air hangat yang diberi perasan jeruk nipis. Dilanjutkan dengan buah. Seringnya sih dibuat jus. Salah satu gigi saya di kanan bawah ada yang bolong. Kalau sisa makanan nyangkut, duh sakitnya. Senut-senut. Mau ke dokter, lagi-lagi takut. Pasti harus dicabut. Sedangkan dua gigi saya sudah dicabut duluan. Akhirnya, cuma minum obat sakit gigi kalau sakit, sering kumur-kumur pakai air hangat yang mengandung garam atau jeruk nipis, dan menjaga gigi agar tak terlalu keras bekerja. Kalau perlu makan yang lunak-lunak saja. Duh, sudah kayak oma aja saya. (Ilustrasi dari sini ) Nah, kemarin-kemarin saat lagi blogwalking, saya menemukan artikel tentang makanan yang meningkatkan penglihatan. Ini link-nya: http://healthytavern.com/top-food-to-improve-your-eyesight/ Menurut artikel i

Waktu menunjukkan pukul 20.30 saat saya menginjakkan kaki di lobi Hotel Holiday Inn Bandung pada hari Jum'at, 6 Juni lalu. Ini kali kedua saya menginap di sini mengikuti kegiatan dinas suami. Kali pertama adalah enam bulan yang lalu. Tak banyak yang berubah. Lobi yang tak terlalu luas itu jadi terkesan luas karena dipenuhi cermin. Petugas juga masih sama ramahnya, tersenyum dan membawakan tas punggung saya dari mobil ke lobi. (Ilustrasi dari sini ) Begitu memasuki kamar, hal yang menarik perhatian anak-anak kasur dan kamar mandi. Melihat kasur yang empuk, bersih dan rapi mengundang badan ini merebahkan diri. Tapi, bau badan karena keringat dan udara luar selama perjalanan membuat kami harus membersihkan diri. Zaidan dan Raissa langsung menceburkan badan di bathup yang diisi air hangat. Dengan segera lantai kamar mandi menjadi sedikit banjir karena kehebohan mereka di bathup. Saya berkali-kali mengingatkan mereka agar tak berlebihan memakai air hangat. Walaupun sebenarn

"Bu Kania!" Nama saya sudah dipanggil oleh asisten dokter mata. Saya masuk ke ruangan di sebelah kiri saya. Saya menempelkan dagu pada sebuah alat pemeriksa mata yang saya tak tahu namanya. Lalu beralih ke alat satu lagi. Kali ini saya merasakan mata saya seperti ditiup. Wusss.. "Bu Kania!" Lagi, nama saya dipanggil. Saya masuk ke sebuah ruangan di sebelah kanan saya. Saya duduk dan sang asisten memakaikan kacamata. Berkali-kali lensa diganti sampai saya menemukan lensa yang tepat. Saya disuruh berjalan-jalan dan melihat suasana di sekitar. "Bu Kania!" Untuk ketiga kalinya saya dipanggil. Sekarang ke ruangan dokter mata. Saya tak terkejut saat dokter bilang mata kanan saya minus 16! Ya, sebelumnya saya periksa di optik terdekat malah tak terdeteksi minus di mata kanan saya. Tapi karena selisih minus dengan mata kiri lebih dari tiga, maka sebagian minus di mata kanan harus ditolong dengan lensa kontak. Karena retina mata yang tipis, tidak memungkink

Bandung tidak terlalu asing bagi saya. Saya pernah menghabiskan masa pendidikan lima tahun di kota ini. Ada banyak kenangan yang terukir, baik suka maupun duka. Beberapa kali suami mendapat tugas dinas ke Bandung, saya dan anak-anak ikut serta. Dulu sewaktu belum ada anak, kami biasa menggunakan bis. Sekarang, lebih nyaman menggunakan travel. Selain itu pool -nya lebih dekat dari rumah. Banyak pilihan travel dari Bintaro ke Bandung, antara lain: CitiTrans Mobil yang digunakan minivan dengan kursi satu di kiri dan satu di kanan. Cukup nyaman dan leluasa, juga ber-AC. Begitu juga dengan ruang tunggunya. Tarifnya sekitar Rp 110 ribu per oang. Pool Cititrans di Bintaro beralamat di Ruko Victorian, Jalan Bintaro Utama. Selain di Bintaro, pool cititrans ada juga di Semanggi, Kuningan, Central Park Mall, Jalan Fatmawati dan Kelapa Gading. Di Bandung, pool -nya ada di Jalan Dipati Ukur. Tak jauh dari kampus UNPAD dan tepat di depan Jalan Sekeloa yang terkenal dengan empek-empeknya

"Raissa jelek kayak bebek..wek wek.." Hampir tiap hari Zaidan meledek adiknya seperti ini. Lama-lama gerah juga. Sedikit menyindir saya bilang, "Kalau Raissa kayak bebek, kakak juga dong. Kan Raissa adik kakak. Umi juga kayak bebek dong, kan Raissa anak umi." "Hehehe.." Zaidan hanya tertawa sambil memamerkan gigi ompongnya.

Akhirnya, ayahnya anak-anak pulang setelah seminggu dinas ke Cirebon plus mampir ke rumah ibunya dan ibu saya. Alhamdulillah. Salah satu oleh-oleh yang dibawa adalah kerupuk mlarat. Krupuk warna warni berbahan tepung tapioka ini salah satu makanan khas Cirebon. Konon, nama mlarat yang disandangnya merupakan sindiran masyarakat karena kerupuk ini dibuat tanpa menggunakan minyak. Melainkan menggunakan pasir panas yang sudah dibersihkan terlebih dahulu. Rasanya manis dan gurih serta wanginga khas. Kerupuk ini mengingatkan saya pada masa kecil. Dulu, keluarga besar suka mengadakan arisan keluarga sebulan sekali. Tempatnya berpindah-pindah sesuai siapa yang menang arisan. Suatu harj adiknya bapak yang tinggal di Cirebon yang mendapat giliran menjadi tuan rumah. Beliau menyajikan hidangan yang salah satunya kerupuk mlarat plus sambal kacang pedas. Mm...yummy. Dimakan kerupuknya saja sudah enak, apalagi pakai sambal. Ada sayangnya dikit, kerupuk oleh-oleh si ayah tak sedikit yang masih ban