"Mi, Aisa mau main dram!" Pinta Raissa sabtu sore kemarin. Mm, kenapa Raissa tiba-tiba minta main drum ya, pikir saya sambil melihat semua mainannya yang berhamburan di lantai. Iernyata, Raissa menemukan stik drum mainan milik kakaknya, Zaidan. Saya pun mencari-cari kaleng drum milik Zaidan. Nihil. Lalu saya ingat, saya sudah membuangnya karena sudah penyok-penyok. Mata saya mencari-cari barang apa yang bisa Raissa pakai sebagai drum. Aha, ada kaleng bekas kue yang biasa dipakai Raissa sebagai tempat mainannya yang berukuran kecil.
"Nih, drumnya!" saya sodorkan kaleng itu ke depan Raissa, berikut stik drumnya. "Mi, pake tali!" Pinta Raissa lagi. Mm, mata saya mencari-cari lagi. Ada sebuah meteran tak jauh dari saya. Saya masukkan meteran itu ke dalam kaleng, lalu saya tutup dengan menyisakan meteran di luar kaleng sebanyak lebih dari setengah meter untuk digantung di leher Raissa. Tadaa, jadilah kaleng kue itu drum kecil yang asyik buat dipukul-pukul. Hihi. Tak masalah penampakannya, yang penting asyik ya Raissa!
|
dung! dung! dung! Asyiknya main drum.. |
|
Ayo main drum sama Raissa! |
|
dung! dung! ayo pukul terus biar rame! :) |
Hahaha! Mama kreatif, anak senang! :v
ReplyDeleteHihi..iya mba..seneng banget Raissa..
Delete