Serunya (Memahami) Bahasa Si Kecil
Saya lupa, kapan tepatnya
anak-anak pertamakali bicara, apa kata pertama yang mereka ucapkan. Terlalu ya.
Yang paling saya ingat adalah perasaan bahagia luar biasa ketika anak akhirnya
bisa memanggil saya umi atau mendekati kata umi, ketika saya bisa mengerti apa
yang disampaikan anak dengan bahasa ‘planetnya’.
Ketika anak pertama (Zaidan)
lahir, orangtua saya mengajarkan untuk mengajak anak bicara, walaupun anak yang
masih merah itu tentu saja belum bisa bicara. Berbagai bahan bacaan pun
mengatakan demikian. Aneh dan geli rasanya merayu-rayu bayi mungil yang cuma bisa
jawab dengan senyuman, tangisan dan ocehan tak jelas. Ternyata menurut psikolog
Alzena Masykouri M.Psi, kemampuan berbahasa bayi dimulai dari tangisan.
Mengajak bayi bicara merupakan
stimulasi agar bayi segera belajar bicara. Apalagi jika yang mengajarkan
berkomunikasi itu ibunya sendiri, bayi akan lebih mudah belajar. Karena hanya
butuh waktu 24 jam bagi bayi baru lahir
untuk mengenali suara ibunya. Penelitian yang dilakukan University of Montreal
dan Sainte-Justine University Hospital Research Center memaparkan bahwa ketika ibu
berbicara, pusat pengolahan bahasa di otak bayi segera aktif dan responsif (tidak
ditemukan reaksi yang sama jika orang lain yang berbicara). “Suara ibu begitu
istimewa sehingga bayi mengasosiasikan suara tersebut sebagai
bahasa,” ujar kepala peneliti, Maryse Lassonde, Ph.D.
Saya pun berusaha mengajak bayi
Zaidan bicara. Kalau kehabisan bahan pembicaraan, saya bacakan dia buku cerita.
Saat teman-teman seusia Zaidan sudah bisa memanggil ibunya dengan panggilan ma
atau bu, Zaidan belum bisa memanggil saya bunda atau sekedar bun dan da. Sampai
akhirnya ibu saya bilang, “Sudahlah panggil umi (dari bahasa Arab, artinya ibu)
saja seperti kakak iparmu.” Beliau pun seringkali memanggil saya umi di depan
Zaidan. Jadilah Zaidan memanggil saya umi hingga sekarang.
Pada usia 19 bulan, Zaidan sudah
punya banyak kosakata yang mungkin hanya saya dan kadang-kadang ayahnya
yang mengerti, seperti yang sudah saya ceritakan di note facebook saya di sini. Saya
menyebutnya Bahasa Zaidan. Ini dia antara lain kosakata yang Zaidan kuasai:
Ini baby Zaidan. Usianya berapa ya? Kayaknya di bawah setahun deh. |
Zaidan kurang lebih 2 tahun usianya |
abi = Ambil
Pipis = Pipis
Cucu = Susu
Ayah = Ayah
Nen = Nete
Tuta = Buka
Abu = Ibu
Ai = Air
Tutu = Tutup
Apatu = Apa itu?
Bataw = Bantal
Bobo = Bobo
Buwu = Burung
Pipi = Tivi
Bata = Baca
Tita = Cicak
Dadah = Dadah
Bowa = Bola
Alloh = Awoh
Dudu= Duduk
Nana = Kesana
Tutu = Kesitu
Peda = Sepeda
Tatu = Takut
Apu = Lampu
Bapa = Bapa (Sebutan untuk
kakeknya)
Bo = Cebok
Ee = Ee
Bebe = Bebek
Tidak selamanya saya bisa
mengatasi keingintahuan si kecil yang begitu besar. Saya pernah membuat catatan
di note facebook tentang hal ini, tentang si kecil yang bertanya apa bahasa inggrisnya robot. Saat itu usia Zaidan 2 tahun 7 bulan. Saat menemani saya
menjemur pakaian, matanya tertuju pada celananya yang bergambar robot. Zaidan pun
bertanya.
“Ummi, itu apa?” Tanyanya.
“Robot” jawab saya.
“Ingggisnya apa (bahasa inggrisnya apa)?” Tanyanya lagi.
“Robot” Jawab saya lagi.
“Inggisnya appaaaa?”
“Robot”
“Inggisnya appaaa, ummi”
“Inggisnya appaaa, ummi”
“Robot, sayang”
Berkali-kali Zaidan bertanya dan
saya jawab dengan jawaban yang sama. Mungkin dia mengira saya sedang
mempermainkannya. Karena biasanya dia mendengar kata dalam bahasa indonesia dan
bahasa inggris dengan bunyi kata yang berbeda. zaidan mulai menjerit dan
menangis sambil terus bertanya apa bahasa inggrisnya robot. Saya mulai panik.
Kalau sudah kesal dia susah berhenti menangis. Bahkan kadang sambil
mengehentakkan kaki, memukul, atau melempar barang. Sebagai ibu yang baru punya
anak satu dan minim pengetahuan serta pengalaman membesarkan anak, saya tentu
saja suka bingung menghadapi situasi seperti ini.
Sekarang Zaidan sudah 7 tahun
lebih, sudah banyak mengkritisi saya, banyak bertanya ini itu, dan kadang
senang menulis surat untuk saya. Zaidan sudah punya adik perempuan. Namanya Raissa,
3 tahun. Saya tak sempat mencatat kosakata apa saja yang sudah Raissa kuasai. Raissa
suka meniru semua apa yang dilakukan Zaidan, misalnya menirukan gerakan
taekwondo. Raissa suka bernyanyi seperti lagu yang ia dengar dari video di
youtube. Raissa juga suka memoleskan bedak di pipi seperti saya. Ah satu lagi,
Raissa suka memanggil boneka princes dengan sebutan permeses dan
sekarang-sekarang kok berubah jadi feses. Hihi..
Raissa, kurang lebih 2 tahun |
Waktu begitu cepat berlalu. Anak-anak
tumbuh semakin besar. Bahasa yang mereka kuasai pun semakin banyak. Anak-anak
memang peniru ulung. Tak hanya bahasa baik yang mereka simpan, kadang bahasa
yang kurang baik juga terekam di memori mereka. Saya pun hanya bisa mengarahkan
dan tentu saja harus memberi contoh baik pada mereka. Jika tak sengaja mengucap
kata yang kurang baik, maafkan umi ya nak.
Sumber referensi:
www.parenting.co.id
anak lg belajar ngomong tuh lucu ya... bahasanya cmn ayah sm ibunya yg ngerti hihihi...
ReplyDeleteiya mba..orang tuh suka nany, ngomong apa sih. baru ngerti setelah saya jelasin :)
DeleteBenar mak usia 0 - 3 th itu daya serap otaknya dlm tahap yg luar biasa ada yg menyebutnya masa keemasan, ada yg menyebutnya masa brilian... makanya kt hrs benar2 menjadi contoh yg baik dlm hal berbicara atau perbuatan...
ReplyDeleteTerimakasih ya mak sdh berbagi cerita ttg Zaidan & Raisaa utk meramaikan GA saya...
Salam peluk cium utk mereka berdua yg caem...
Sama2 mak..masih terus belajar jd contoh yg baik buat anak
Deleteahhh suka ngakak kalau ingat pertamakali mereka bisa bicara. lucu dan menggemaskan, ada maslah dengan balitaku yang kedua dulu, sudah divonis ga bisa bicara sama dokter anak ehh setelah disunat ternyata bawel sampai sekarang alhamdulillah!
ReplyDeleteAlhamdulillah ya mak akhirnya bisa bicara..
Deletehihihi.. Zaidan kok mirip dengan anak saya, Mak.. kalo jawaban saya kurang memuaskan, dia bisa tantrum gitu.. dan umminya jadi bingung sendiri :)
ReplyDeleteIya suka bingung uminya..
DeleteRobot bahasa inggrisnya robot... hehehe
ReplyDeleteSinonim robot apa ya, ironman??
Deleteterbalik dgn saya mak... saya justru lupa waktu pertama kali anak saya bisa manggil saya, tapi saya ingat ketika anak saya mulai bisa berjalan :)
ReplyDeleteSaya pelupa akut mak :(
Deleteah, bahasa anak memang selalu lucu dan menggemaskan...
ReplyDeleteBetul mak:)
Deletesaya juga lupa kapan tepatnya anak-anak mulai lancar bicara. Yang pasti saya ingat, Nai itu lebih cepat bisa bicara daripada Keke. Tapi, untuk jalan, Keke lebih dulu bisa. Setiap anak emmang berbeda-beda, ya :)
ReplyDeletekatanya kalo anak perempuan memang lbh cepet bisa ngomongnya ya mak, lbh cerewet
DeleteAmazing ya kalau diingat lagi "perjuangan" mengenalkan kehidupan pada anak2? Untuk bicara saja beribu cara kita lakukan, bisa jadi sumber tulisan yang tak ada habisnya.
ReplyDeleteiya mak, ketika anak udah bisa bicara bahagianya luar biasa
DeleteBener itu Mak, kemampuan berbicara anak amat bagus bila dirangsang dengan kegiatan berbicara, mendongeng, dll. :)
ReplyDeleteIya mak, walau anak tak sepenuhnya mengerti apa yg kita bicarakan, tapi memori mereka merekam
Delete"Ah satu lagi, Raissa suka memanggil boneka princes dengan sebutan permeses dan sekarang-sekarang kok berubah jadi feses. Hihi.." Hihihi, lucunya bahasa anak ya. Rayyaan dulu menyebut mobil dengan 'gica', ntah itu bahasa apa :D
ReplyDeleteIya mak, suka ada aja bahasanya yg bikin kita senyum2
Delete