Kado Terindah Untuk Ibu



Sebenarnya, saya malu kalau disebut penulis. Buku yang pernah saya tulis masih seuprit. Namun tentu saja ada kebanggaan dalam hati saat saya bisa meramaikan dunia kepenulisan. Mungkin, saya lebih suka disebut sebagai orang yang hobi menulis. 

Karena hobi menulis lah saya dipertemukan dengan berbagai orang luar biasa, salah satunya adalah pakde Abdul Cholik. Suatu hari, beliau mengadakan sebuah lomba menulis tentang ibu. Awalnya saya ragu-ragu untuk mengikutinya. Duuuh, apa yang harus saya tulis tentang ibu. Entah kenapa saya bingung untuk menuliskannya. Namun akhirnya saya ikut juga dengan tulisan seadanya. 

Ternyata semua tulisan peserta lomba itu akan dibukukan oleh pakde. Wah, betapa senangnya.  Ini adalah buku antologi pertama setelah 5 tahun-an saya ‘istirahat’ dari menulis. Buku ini menjadi pecut bagi saya untuk tetap semangat menulis.


Foto pinjaman dari Grup Penulis "Hati Ibu Seluas Samudera"

Ketika akhirnya buku antologi berjudul Hati Ibu Seluas Samudera ini tiba di tangan saya, saya segera membacanya lembar demi lembar. Belum tuntas saya baca semua isi buku, saya menyadari satu hal. Saya belum cukup menguak memori saya tentang kebaikan ibu. Apa yang saya tulis barulah setetes air di lautan. Saya menjadi begitu sedih dan merindukan ibu. Ada apa dengan saya? Kenapa sulit mengingat kebaikan ibu? Mungkinkah terlalu banyak dosa saya padanya?

Saya perhatikan di grup penulis buku ini, satu persatu mengirimkan buku ini pada ibundanya. Saya yang semula hendak menuntaskan membaca buku ini dan membuatkan resensinya untuk media, jadi urung melakukannya. Apa gunanya saya menuliskan resensi ini untuk orang banyak tapi ibu sendiri tidak membaca tulisan saya tentangnya. Maka saya bungkus buku sebanyak 600 halaman lebih itu, bersama dengan sebuah mukena milik ibu yang tertinggal saat beliau berkunjung ke rumah. Saya kirimkan paket itu melalui sebuah jasa pengiriman terdekat dari rumah.

Ibu, mungkin saya belum bisa memberikan banyak harta untuk balas budi. Saya mungkin tidak bisa sering-sering berkunjung menemuimu. Buku ini pun belum juga bisa menuliskan semua kebaikanmu. Tapi, semoga bisa menjadi kado terindah dari saya untukmu ibu. Tak lupa, doa untukmu (dan bapak) selalu terucap di penghujung shalat.


Comments

  1. Ibu pasti seneng mba.
    Sy jg jd kontributor buku tsb dan penasaran dgn kisah2 lainnya. Buku sy blm datang hihihi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga segera datang ya mba, beneran saya jadi sediiih dan terharu bacanya...merasa belum menulis semua hal tentang kebaikan ibu...

      Delete
  2. Pasti akan menjadi hadiah terindah buat ibu. Kenapa ya, kalo bicara tentang ibu, aku selalu saja merasa terharu. Aku juga belum selesai membaca buku HISS nya, tebel banget ya mak :)

    ReplyDelete
  3. Ibu psti akans enang sekali ,membacanya, duuuh waktu ada lomba itu, aku lagi sibuk-sibuknya *padahal pingin nulis jugaaa *selamat ya Mba

    ReplyDelete
  4. baca postingan ini jadi pingin ikutan GA nya juga :) Semoga bisa ^_^

    ReplyDelete
  5. Sukses ngontes-nya ya mbak ... :)

    ReplyDelete
  6. Iya nih jadi inget klo saya blm pesen buku ini ke mas belalang ;)
    Ibu memang orang paling luar biasa ya mba...pas banget buku ini menjadi kado utk beliau.

    ReplyDelete
  7. Ibuku sangat anti membaca sih. Hanya aku satu2nya anaknya yg mau baca (pinginnya nulis hobi baca, tapi ada 3 buku belum tersentuh ahhaha..), jadi ngado sebuah buku ke ibuku gak akan tepat sasaran. Kalau dikado duit baruuuu sumringah. HAHAHAHA..

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)