Posts

Showing posts from April, 2015

Make A Line, Please!

Image
  Everybody make a line Make a line Make a line Everybody make a line  Just like.. ..Raissa!

Lomba Fashion Show di Hari Kartini

Image
Minggu kemarin, saya udah seneng banget Raissa mau ditinggal di kelas kelompok Bermain (KB) , tidak saya tunggui lagi. Dengan begitu, saya pikir guru akan lebih mudah mendekati anak untuk menanamkan ilmu dan kedisiplinan tanpa campur tangan atau perasaan tak enak terhadap orangtua. Hari sabtu kemarin, tanggal 25 April 2015, sekolah tempat Raissa belajar mengadakan acara lomba fashion show busana mancanegara dalam rangka memperingati hari Kartini. Saya pikir tak ada salahnya Raissa ikut untuk memeriahkan acara, bersosialisasi dengan banyak orang, melatih kepercayaan diri, dan menambah pengetahuannya tentang budaya bangsa lain. Walau tentu saja, untuk ke depannya, kami - me and husband - berharap Raissa tak memilih profesi sebagai model catwalk hehe.

Cerita Tentang Kebahagiaan

Image
“Subhanallah bunda, Zaidan itu kalau main di kelas kadang sambil menghafal Alquran!” “ Subhanallah bunda. Zaidan itu kalau saya minta menghafalkan 10 ayat, ia teruuus saja membaca surat sampai selesai. Saya biarkan saja. Saya Tanya, di rumah Zaidan suka belajar menghafal Alquran sama umi dan ayah ya? Jawabnya iya, suka disetelkan bacaan Alquran, katanya. ”

Bekerja di Rumah Sambil Mengurus Keluarga, Insyaallah Bisa!

Image
Beberapa hari lalu, Zaidan –anak pertama saya yang berusia hampir 8 tahun- membuat sebuah pengakuan yang cukup mengejutkan sekaligus membuat saya bersyukur. Ini dia pengakuan Zaidan: “Mi, waktu kakak kecil, kakak pernah ditinggal beli sayur sama mba. Waktu itu kakaknya lagi tidur. Terus kakak nangis. Sama tetangga, kakak diajak main dan dipinjami mainan.” Saya langsung memberondong Zaidan dengan berbagai pertanyaan. Mbak yang mana? Tetangga yang mana? Kejadiannya waktu kakak umur berapa? Sayang, Zaidan tidak ingat detailnya. Ayau, mungkin juga dia terkejut juga dengan reaksi saya. Bagaimana tidak terkejut. Saya taksir usia Zaidan sekitar usia 3-4 tahun. Karena usia 4 tahun-an saat Zaidan duduk di bangku TK, saya sudah tidak bekerja di luar rumah. Meniggalkan anak usia segitu, sendiri di rumah, tentu saja saya terkejut. Memang beli sayur tak lama, 5 atau 10 menit mungkin selesai kalau tidak antri. Tapi, bagaimana kalau dalam waktu 10 menit itu, ada orang yang punya kese...

Agar Anak Mau Ditinggal di Kelas Kelompok Bermain

Image
Alhamdulillah, sudah 2 hari ini Raissa mau ditinggal di kelas Kelompok Bermain, tidak saya tunggui lagi. Minggu-minggu pertamanya sekolah di kelompok bermain , Raissa hampir selalu memegang tangan saya, tak mau lepas. Begitu seterusnya sampai hampir 2 bulan. Ya, hampir 2 bulan!  Saya hampir pasrah. Ya sudahlah kalau memang saya harus mendampingi Raissa terus di kelas, tak apa. Toh, cuma 2 jam. Mudah-mudahan guru tak keberatan. Sayanya sendiri sebenarnya yang khawatir guru jadi kagok dalam mengajar jika ada orangtua di kelas. Suatu saat saya membaca postingan seorang emak blogger di grup Kumpulan Emak Blogger (KEB). Maaf, saya lupa nama blognya. Dia juga mengalami kasus seperti saya dimana anak usia kelompok bermain tak mau mengikuti guru atau tak berani tampil di depan kelas. Terkadang anak bukannya malu atau kurang percaya diri, tapi tidak merasa kegiatan itu penting. Makanya, di tulisan itu disertakan beberapa tips agar anak mengikuti guru di kelas kelompok bermain.

Belajar Bahasa Inggris Dengan Bantuan Google Translate

Image
"Mi, ini bahasa Inggrisnya apa ya?" "Kalo itu bahasa inggrisnya apa?" Begitulah, hampir tiap hari Zaidan bertanya, ini bahasa inggrisnya apa, itu bahasa inggrisnya apa. Biasanya, dia sedang main game di gadget lalu ada bahasa Inggris yang tidak dia mengerti. Jadi, dalam hal ini game ada manfaatnya juga sih. Zaidan jadi bertanya terus tentang beberapa kosakata dalam bahasa Inggris. Kalau tahu, saya langsung jawab. Kalau tidak, saya biasanya buka google translate.

Ibumu Adalah Ibuku

Image
Seorang teman bercerita, ia seringkali berselisih paham dengan ibu mertua. Masalah yang membuat sang teman tak nyaman dengan ibu mertia macam-macam. Misalnya Ibu mertua memberi minum bayinya teh manis tanpa sepengetahuan dia, ibu mertua yang sering minta uang dan minta pertolongan pada anak lelakinya -suami teman saya-, dan sebagainya. Saya pun hanya bisa mendengarkan, memintanya bersabar, dan mendoakan yang terbaik untuknya dan ibu mertuanya.  Karena memang tak bisa dipungkiri juga bahwa dalam agama, orangtua adalah tanggung jawab anak lelaki. Kita, istri, tentu saja harus memahami, suami kita selain punya anak dan istri yang harus diperhatikan, juga harus memperhatikan orangtuanya. Tetiba saja, saya merasa bersyukur punya ibu mertua yang senyaman ibu sendiri. Saat keluarga besar berkumpul, saya suka sungkan dengan keluarga suami yang lain. Maka saya biasanya samperin ibu mertua dan ajak beliau ngobrol, sebagai jalan untuk berbaur dengan keluarga suami. Begitu juga sebaliknya...

Liburan Impian Kami Sekeluarga

Image
Dalam setahun, bisa dihitung dengan jari frekuensi kami sekeluarga pergi berlibur. Mungkin hanya sekali setahun saat libur Idul Fitri. Kami sekeluarga bisa rehat dari rutinitas dengan berlibur ke luar kota, ke rumah orangtua kami atau nenek dan kakeknya anak-anak di kampung. Setiap libur sekolah pada Hari Sabtu dan Minggu, seringnya kami di rumah saja dengan berbagai aktivitas. Atau, pergi hanya ke tempat yang dekat. Banyak alasan kenapa kami jarang ke mall, ke luar kota, menghadiri berbagai acara blogger, dan sebagainya. Efisiensi tenaga dan dana, bapak suami yang sering kerja/belajar walau libur, dan perasaan khawatir kalau membawa anak-anak tanpa pasangan –terutama perjalanan jarak jauh-. 

Agar Ayam Matang Tak Berdarah

Image
“Mi, kakak ngga mau makan ayamnya. Ada darahnya, haram. Hiyy…” Tumben, beberapa kali belakangan ini Zaidan menolak atau tidak menghabiskan ayam yang saya masak. Padahal, Zaidan –Raissa juga- paling suka masakan dari ayam. Mau digoreng tepung, digoreng bumbu kuning, dikecapin, diopor, disop, disate, semuanya suka.  Kata Zaidan, ada darah di ayamnya. Saya perhatikan, memang ada sedikit warna merah di bagian dalam dagingnya, di dekat tulang. Wah, kok bisa ya. Perasaan sih, masaknya seperti biasa, tak ada yang berbeda. 

Gamis Frozen, Dari Shopious Untuk Raissa

Image
Tak terasa, sekarang sudah memasuki bulan Rajab dalam kalender Islam. Artinya, tinggal hitungan hari kita akan memasuki bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan,   kita -umat Islam- wajib berpuasa menahan lapar, haus dan hawa nafsu. Terlihat penuh ujian, namun bulan ini paling dirindu umat Islam. Karena di bulan suci ini juga penuh dengan ampunan, berkah, dan rahmat Allah SWT. Di bulan ini Allah SWT mengabulkan doa dan melipatgandakan pahala. Aih, betapa rindunya kita sampai pada bulan mulia ini.  Selain penuh dengan nikmat dari-Nya, nikmat yang bisa dirasakan langsung di bulan ini adalah berkumpul dengan keluarga. Lihat saja jika menjelang sore, kendaraan memenuhi jalanan tanda orang-orang ingin segera sampai di rumah untuk berbuka bersama keluarga.

Drama Para Wanita

Image
Pagi itu, wanita ini tengah menyiapkan si sulung untuk berangkat sekolah. Si bungsu pun tak kalah untuk menyibukkan diri dengan minta diantar pup ke kamar mandi. Selesai si bungsu pup, terdengar suara seseorang di luar rumah si wanita, memanggil lirih. Belum sempat memakaikan celana si bungsu, wanita ini keluar rumah. Tampak seorang ibu berambut pendek dan berpakaian hitam lusuh –selusuh wajahnya- tengah berdiri di luar pagar. Ibu itu menyodorkan sebuah kresek hitam. “Bu, saya mau jual beras ini. Tolonglah bu, anak saya lagi sakit. Saya harus beli obat.” Kata ibu dengan suara dan wajah memelas dan hampir menangis.

Mimi dan Amih

Image
Ophi Ziadah . Saya mengenal ibu yang satu ini lewat blog yang sering ia posting di Kumpulan Emak Blogger (KEB) . Seingat saya, pertamakali mampir ke blognya karena melihat postingannya tentang Taman Menteng. Eh, Taman Menteng kan dekat rumah. Saya pikir mak Ophi juga tinggal di sekitar Bintaro, ternyata di daerah Ciputat. Yaa..tak jauh lah dari Bintaro. Masih sama-sama di   daerah Tangerang Selatan. Hari ini saya menemukan postingan Mak Ophi tentang mimi –panggilan mak Ophi untuk ibunya- nya. Tiba-tiba, saya merasa rinduuuu sekali sama amih –panggilan saya untuk ibu- saya. Banyak kesamaan mimi dan amih yang membuat rindu saya muncul. Sejak beberapa hari lalu lalu saya ubek-ubek blognya mak Ophi, tulisan inilah yang saya suka.   Judulnya “Mimiku, Wanita Tangguh Dalam Kesederhanaannya”.