Anak Belajar Shalat
Raissa akhir-akhir ini kalau diajak shalat, jawabnya “nggak mau”. Ya wajar aja sih, belum ngerti, dan belum wajib juga. Masih 3 tahun lebih. Kalaupun mau, nggak mau pakai mukena. Saya biarkan saja, tapi selalu berusaha dibujuk pakai mukena agar dia tahu dan terbiasa shalat dengan memakai mukena.
Satu hari saat dia mau shalat sendiri pakai mukena, saya sempatkan bikin videonya. Zaidan yang memang sudah ngerti bahwa bikin video itu asyik dan bisa ditonton lagi di kemudian hari, tak lupa beraksi di belakang Raissa sambil gangguin adiknya itu.
Inginnya sih anak-anak terbiasa shalat sejak kecil. Kan memang shalat itu merupakan satu dari 5 pondasi dasar umat Islam (rukun Islam). Jika pondasinya kuat, besar harapan bangunan yang berdiri pun akan kuat. Jika sudah terbiasa shalat dengan tepat waktu, besar harapan bangunan kedisiplinan dan ketakwaan anak akan kuat. Semoga.
Masih ingat saat kecil, orangtua saya sendiri sepertinya cukup keras soal shalat. Pernah suatu saat saya sedang bermain dengan adik. Lupa usia berapa ya. Bapak menyuruh shalat. Namun saya dan adik tetap bermain. Lalu bapak pura-pura menaikkan tangannya ke atas seolah hendak memukul. Padahal tidak, Cuma gertak sambal aja. Saya dan adik pun segera lari untuk shalat sambil tertawa-tawa. Sering juga ibu saya membangunkan saya dari tidur pagi atau siang, lalu menyuruh shalat. Ketika saya tak juga bangun, kaki saya diseret turun dari kasur dan saya biasanya langsung bangun dan tertawa.
Inginnya saya saat ini, mengenalkan anak pada shalat bukan saja karena ini adalah kewajiban bagi setiap umat Islam. Tapi juga karena rasa cinta dan syukur kita pada Sang Pencipta, juga karena balasan keindahan surga bagi mereka yang melaksanakannya. Sudah nggak jamannya lagi anak-anak ditakuti dengan neraka karena nanti mereka akan takut dan merasa seram terhadap agamanya sendiri. Cukup mereka tahu ada tempat seperti itu.
Itu menurut saya sih dan saya juga nggak tahu apa saya bisa melakukannya. Tak sedikit kan dari orangtua dan guru yang kalau udah kepepet anaknya gak nurut, lalu diancam dengan neraka. Semoga saya dan anda semua orangtua dan guru selalu diberikan kesabaran dan kecintaan dalam mendidik anak-anak. Aamiin.
Itu menurut saya sih dan saya juga nggak tahu apa saya bisa melakukannya. Tak sedikit kan dari orangtua dan guru yang kalau udah kepepet anaknya gak nurut, lalu diancam dengan neraka. Semoga saya dan anda semua orangtua dan guru selalu diberikan kesabaran dan kecintaan dalam mendidik anak-anak. Aamiin.
anak memang harus diajarkan tauhid sejak dini ya mb
ReplyDeleteseharusnya begitu ya
Deletesetuju, Mak. Kalau ditakut-takuti malah anak nurutnya karena takut. Tapi gak paham kenapa harus nurut
ReplyDeletebetul mak
DeletePaling penting memang menanamkan tauhid. Kalau sudah mantap tauhidnya sholat pun gak perlu disuruh
ReplyDeleteiya ya mba
Deleteiya ga setuju lah kalo harus menakut-nakuti...itu mah jurus paling akhir hehe... tapi alhamdulillah seingat saya ga suka dipakai ^_^
ReplyDeleteiya mak, mudah2an bisa mengajrkan anak shalat dengan cinta
DeleteIya mak...harus pelan tapi pasti ya...alhamdulilah anak-anak saya mulai rajin shalat dengan kesadaran sendiri
ReplyDeleteAlhamdulillah
DeleteMembangun kebiasaan, memberikan kesadaran, dan keteladan sangat penting ya, Mbak, termasuk dalam hal shalat ini.
ReplyDeletebetul pa
Deletesi dd juga masih suka2 kalo diajak shalat. kadang kushu kadang goyang2. yang penting ajari pelan2 dulu tanpa ancaman
ReplyDeleteiya ya mak
DeleteSaya termasuk yang masih sering mengancam dengan neraka mak. terimakasih ya sudah mengingatkan :)
ReplyDeletesaya juga kadang2 suka khilaf mak
DeleteSama, Mbak.. Mama ku jugak keras kalok nyuruh sholat.. Dulu sih ngerasanya ngapain sholat, kan pengen maeeeen.. Akhirnya pas ikut ngajian baru tau deh :D
ReplyDeletesemoga saja anakku juga bisa rajin sholat
ReplyDeleteaamiin
Deletekelak kalau sudah besar, jadi anak yang soleh ya
ReplyDeletesalam sukses
Amoorea Sabun