Merencanakan Tabungan Haji Bersama Cermati
Setiap muslim pasti ingin
merasakan ibadah ke tanah suci, melaksanakan rukun Islam kelima yaitu berhaji.
Termasuk saya pun menginginkannya. Saya mulai merangkai mimpi untuk pergi ke
sana lewat doa-doa yang saya panjatkan setiap selesai shalat. Saya juga mulai
membayangkan berada di sana lewat tulisan saya yang berjudul “My Dreamy Vacation: Tanah Haram, AkuAkan Datang.”
Siapalah saya. Saya hanya ibu
rumah tangga yang menggantungkan sumber penghasilan dari suami. Dengan cicilan
ini itu yang belum lunas, kami tentu harus cukup dengan bermimpi ke tanah suci.
Saya memang kadang mendapat penghasilan dari kegiatan menulis di blog, tapi
seringkali penghasilan itu digunakan untuk menutupi kekurangan kebutuhan
sehari-hari. Istilahnya, gali lubang tutup lubang. Tak ada yang bersisa. Awalnya
sih ditabung di celengan. Niatnya, kalau sudah banyak akan ditabung ke bank
atas nama anak. Eh, ternyata dalam keadaan mendesak, tuh celengan dibuka juga
hehe.
sumber: http://manhaj-islamy.blogspot.com/2010/11/menasik-haji-upah-haji.html |
Tapi, seringkali Allah SWT
membuka mata hati saya bahwa Dia Maha Kaya lewat berbagai berita tentang
orang-orang yang bisa berhaji walau penghasilannya kecil. Kita tentu masih
ingat kisah Pak Abdullah, seorang tukang becak asal Jember Jawa Tengah yang
bisa naik haji setelah menabung selama 26 tahun!
Pak Abdullah ini penghasilannya
hanya 15 ribu sampai 20 ribu rupiah sehari. Dia kadang setiap hari menabung,
kadang tiga hari sekali, kadang seminggu, tergantung penghasilan yang didapat. Setiap
kali menabung, dia hanya bisa menabung sebesar 25 ribu rupiah. Dia sudah
bertekad pergi haji sejak tahun 1987. Tahun 2009, Pak Abdullah mendaftar haji
dengan uang tabungan sebesar 25 juta rupiah dan tahun 2013 akhirnya dia bisa
berangkat haji.
Kunci sukses berhaji Pak Abdullah
adalah niat yang sungguh-sungguh, doa pada Allah SWT, dan berusaha. Niat sudah
saya miliki, doa juga saya panjatkan selalu. Tinggal usaha yang lebih keras
yang perlu saya lakukan. Membuka tabungan haji, sudah terpikirkan di benak ini,
hanya saja belum saya diskusikan dengan suami. Karena, tentu saja saya ingin
pergi berhaji bersama dengan pasangan. Syukur-syukur, jika anak-anak bisa turut
serta.
Beruntung sekarang ada cermati,
sebuah perusahaan start up yang bergerak di bidang teknologi finansial. Lewat website
cermati.com, saya jadi tahu beberapa bank yang menyediakan tabungan haji. Saya
mengambil contoh Tabungan BTN Haji Reguler. Memiliki tabungan haji di bank ini,
ketentuannya adalah:
- Setoran pertama hanya 100 ribu
- Mendapat nomor porsi apabila sudah mencapai 25 juta rupiah
- Penyetoran lanjutan bebas
- Tabungan tidak berbunga
Sumber: cermati.com |
Jika setiap bulan saya, suami,
dan dua anak masing-masing mampu menabung sebesar 100 ribu rupiah, maka saya
akan mendapat porsi haji sekitar 20 tahun kemudian. Usia saya saat itu sudah 50
tahun lebih. Sudah tua sih, tapi mudah-mudahan masih sehat. Anak pertama saya
akan berusia 28 tahun dan yang kedua 24 tahun. Mereka sudah sangat dewasa untuk
mengetahui makna berhaji.
Jika saya ingin berangkat di usia
40 tahun-an, maka saya harus
meningkatkan jumlah uang setiap kali menabung dua kali lipatnya yaitu sebesar
200 hingga 250 ribu rupiah setiap bulan. Akibatnya, saya harus memangkas
kebutuhan lain atau menunda keberangkatan haji kedua anak saya.
Berbagai informasi tabungan haji
di cermati, memungkinkan saya memiliki pertimbangan-pertimbangan seperti di
atas. Juga, menjadi bahan pengambilan keputusan jika kelak saya membuka
tabungan haji. Sekarang, saya hanya perlu belajar dari Pak Abdullah untuk
menerapkan 3 kunci suksesnya menuju berhaji. Hitung-hitungan manusia memang
kadang terlihat mustahil, tapi bagi Allah SWT tidak ada yang mustahil. Setelah tukang
becak naik haji, mungkin nanti ada tukang nulis (dan keluarganya) naik haji
hehe. Aamiiin.
Sumber referensi:
Kita memang harus cermat dan bijak dalam mengatur keuangan keluarga ya mak. Good luck kontesnya :)
ReplyDeletemakasih mak :)
Deletesukses mba :)
ReplyDeletedi cermati memang oke :)
makasih
DeleteSukses mbak lombanya...smg menang.. :)
ReplyDeletemakasih mba
DeleteHitung-hitungan manusia memang kadang terlihat mustahil, tapi bagi Allah SWT tidak ada yang mustahil. Setelah tukang becak naik haji, mungkin nanti ada tukang nulis (dan keluarganya) naik haji hehe. Aamiiin. <<< suka dengan kalimat ini. Aku juga mau ikutan jejakmu mbak...nabung untuk naik haji
ReplyDeleteyuk mba, pengen juga saya
Deletewah, setorannya ringan ya, mba. semoga disegerakan untuk naik haji bareng keluarga. aamiin
ReplyDeleteaamiin
DeleteOh aku sudah di suatu bank syariah. Pak Abdullah termasuk beruntung, waktu tunggunya hanya 4 tahun. Skrg bisa 10-15 tahun setelah mendpt nomor porsi. Makanya byk yg pakai dana talangan spy dpt nomor porsi dulu. Stlh itu, waktu tunggu yg sangat lama itu digunakan untuk nyicil. Moga2 kebijakan sekali haji dr kemendag benar bisa dijalankan spy peluang naik haji bagi yg pas2an kyk aku terbuka, nggak perlu nunggu smp nenek2.
ReplyDeleteiya mudah2an aturan baru ini ditaati jadi yg blm naik haji bisa berkesempatan ke sana lebih cepat
Deletejadi tahu lebih banyak tentang cermati :)
ReplyDeleteSetoran pertamanya 100.000?
ReplyDeleteTerjangkau banget ya.. seberapa besar nilainya kalau hati sudah mantap, Insya Allah dimudahkan Mbak :)
iya mba
DeleteAmiin semoga benar-benar terlaksana pergi hajinya, dimulai dari niat insyaallah akan tercapai. Saya jadi ikutan buka web cermati tuh untuk hitung- menghitung juga
ReplyDeleteaamiin
DeleteAmin, smoga segera terwujud cita2 dikau mak utk pergi ke tanah suci, dimudahkan, dilancrkan. Amiinnn...
ReplyDeleteJd pgn nabung jg ah..
yuk mba
Deleteantrian haji semakin lama semakin buanyak, krn itulah perlu adanya tabungan haji shg bs mendaftr lbh cepat.
ReplyDeleteiya mba, harus nabung dan niat dari sekarang biar Allah juga menggerakkan tangan-Nya amiin
Deleteamin semoga saja semuanya bisa naik haji :)
ReplyDeleteaamiin
DeleteSemoga dimudahkan rencananya ya, Mak :)
ReplyDeleteaamiin
Delete