Resolusi Keuangan Untuk Lebaran
Di Bulan Ramadhan –yang sebentar
lagi akan berakhir, hiks-, seharusnya kita bisa berhemat. Di siang hari kita
berpuasa, otomatis pengeluaran untuk makan siang tak ada. Tetapi, seringkali
yang terjadi sebaliknya. Setidaknya ini terjadi pada saya. Harga barang
kebutuhan pokok yang meningkat selama Ramadhan membuat pengeluaran tetap banyak,
padahal yang dibeli tidak jauh berbeda dengan hari selain Ramadhan. Sedihnya
lagi, seringkali makanan yang dimasak terbuang karena perut sudah terlalu
kenyang saat berbuka.
Selain pengeluaran untuk bahan
pokok yang menjadi mahal, pengeluaran selama Ramadhan juga bertambah karena
saya harus mengeluarkan uang Tunjangan Hari Raya (THR). Hari Raya belum datang,
tapi saya sudah mengeluarkan THR untuk 4 pihak: satpam dan petugas kebersihan
di komplek perumahan, guru-guru di sekolah dua anak saya, dan tukang pijat
langganan yang tak terduga datang ke rumah minta THR.
berita.suaramerdeka.com |
Saya sudah menduga sih. Seperti tahun
lalu, pengeluaran selama Ramadhan pasti meningkat. Maka, mau tidak mau saya
harus membuat sebuah resolusi keuangan agar apa yang diimpikan untuk lebaran tercapai.
Resolusi, gaya banget ya
bahasanya. Menurut sebuah tulisan di www.sayeadoredille.blogspot.com,
resolusi adalah “ketetapan hati, yaitu sebuah kebulatan tekat untuk mengambil
sikap, melakukan tindakan, serta menunjukkan perilaku baru yang berbeda dengan
yang sudah-sudah. Lazimnya yang baru ini lebih baik daripada yang dulu.”
Impian saya untuk lebaran
sederhana saja. Saya ingin menuntaskan kewajiban memberikan THR untuk
pihak-pihak terkait. Saya juga ingin berkumpul dengan keluarga besar. tahun
ini, kebetulan saya akan berlebaran dengan keluarga besar bapak suami. Tidak seru
rasanya jika berlebaran hanya saya sekeluarga. Ini pernah saya rasakan saat
saya melahirkan anak kedua di bulan Ramadhan tahun 2011. saya tak mungkin mudik
dengan membawa bayi yang masih merah. Lebaran saya saat itu, sepi. Sepulang suami
dan anak pertama, Zaidan, dari masjid, mereka makan ketupat dan menerima satu
dua tamu yang berkunjung. Sudah. Berlebaran dengan keluarga besar memang akan
membutuhkan lebih banyak biaya untuk mudik, jalan-jalan, dan keperluan lainnya.
Lebaran dengan keluarga besar suami tahun 2009 |
Resolusi lebaran saya setidaknya
ada dua, yaitu:
Ah, telat memang saya
membicarakan ini. Ramadhan sudah akan berakhir. Tapi, setidaknya ini sudah
berusaha saya lakukan selama Ramadhan. Sebuah artikel tentang cara mengatur keuangan selama Bulan Ramadhan di cermati.com, cukup membantu dalam
merencanakan keuangan selama Ramadhan. setidaknya, saya sudah menerapkan 3 dari
6 tips di artikel itu, yaitu:
- Buat Rencana keuangan
Sebenarnya tugas keuangan saya di
rumah cukup mudah, hanya diserahi tugas keuangan untuk kebutuhan sehari-hari
dan kebutuhan anak. Di bulan Ramadhan, bertambah dengan tugas membagikan THR. Langkah
penghematan yang saya lakukan adalah dengan cara mengurangi belanja sehari-hari
dan menyisihkannya untuk keperluan Ramadhan lain. Mengurangi belanja juga
bertujuan agar makanan yang dimasak dapat dikonsumsi maksimal dan tidak
terbuang.
- Jangan terlalu sering buka puasa di luar.
Bulan Ramadhan kali ini, Alhamdulillah
kami sekeluarga hampir setiap hari berbuka puasa di rumah. Berbuka puasa di
rumah, selain hemat juga bisa menambah keakraban dengan anggota keluarga lain. Hanya
3 kali Zaidan berbuka puasa di luar rumah. Itu pun karena ada acara pesantren
kilat di sekolah dan masjid dekat rumah.
anneahira.com |
- Tahan keinginan berbelanja.
Setiap ibu pasti kalau lihat
baju-baju anak yang lucu bawaannya ingin beli. Apalagi kalau sedang ada diskon.
Atau, biasanya kalau Ramadhan ingin beli makanan ini dan itu untuk berbuka. Padahal
ketika waktu beruka tiba, tidak semua makanan itu habis dimakan. Jadi…tahan! Belanjalah
yang sesuai keperluan saja.
Kalau yang 3 poin di atas tips
mengatur kuangan dari cermati, yang ini tips hemat dari saya selama Ramadhan
yaitu:
- Memanfaatkan hadiah ngeblog untuk hadiah lebaran
Ada beberapa hadiah ngeblog yang
saya simpan karena saya belum memerlukannya. Saya berikan barang tersebut
sebagai hadiah lebaran, misalnya kepada guru ngaji Zaidan.
- Memanfaatkan recehan untuk anak belajar bersedekah
Di sekolah Zaidan, ada program
harian Ramadhan yang harus diisi. Salah satu programnya yaitu bersedekah. Masing-masing
anak diberikan celengan sedekah untuk diisi di rumah dan dikembalikan lagi ke
sekolah saat masuk waktu sekolah. Uang yang terkumpul nantinya akan diberikan
pada pihak yang membutuhkan lewat organisasi amal. Recehan dari kembalian
belanja sayur setiap hari saya berikan sama Zaidan untuk dimasukkan ke celengan
sedekah. Walau recehan, jika tiap hari diisi akan banyak juga nilainya.
2. Menggunakan THR anak untuk ditabung atau dibelikan barang yang dibutuhkannya.
Saat lebaran tiba, biasanya
Zaidan mendapat angpao lebaran dari anggota keluarga besar yang lain. Sejak Ramadhan,
saya sudah beritahukan sama Zaidan untuk menabung uang THR yang didapatnya atau
digunakan untuk membeli barang yang dibutuhkannya. Kebetulan, Zaidan sedang
membutuhkan seragam sekolah baru karena seragam lama sudah mulai kelihatan
lusuh.
Alhamdulillah, Zaidan ini anaknya
cenderung penurut jika diberi penjelasan. Zaidan sudah punya tabungan anak di
sebuah bank syariah dekat rumah. Dia seringkali bertanya, “Mi, tabunganku sudah
berapa ya?”
Dulu, saya mencari informasi
tabungan syariah dengan searching di
internet. Satu-satu website bank
tertentu saya buka untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Sekarang lebih
mudah mencari informasi perbankan karena ada Cermati. Di cermati.com, tersedia
banyak informasi tentang jenis tabungan –baik untuk dewasa maupun anak, syariah
maupun konvensional- yang bisa kita pakai baik sesuai kemampuan keuangan kita. Misalnya
saja, saya ingin tahu tentang informasi berbagai tabungan syariah. Saya tinggal
masuk ke www.cermati.com, pilih kata
syariah di deretan kata di posisi paling atas website tersebut. Lalu pilih
tabungan. Maka, berderetlah jenis tabungan syariah yang bisa kita ketahui dan
pilih.
Saya juga pernah mencari informasi
tabungan haji lewat cermati beberapa saat lalu. Ada beberapa bank syariah di
cermati.com yang menyediakan tabungan haji. Masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangan. Misalnya saja tabungan haji dan umroh dari Bank Muammalat,
setoran awalnya hanya 50 ribu rupiah. Artinya, sangat terjangkau oleh semua
pihak. Sementara itu, setoran awal tabungan haji di bank lain memang lebih
besar tapi disertai asuransi kecelakaan. Tergantung kebijakan kita, mau pilih
tabungan haji yang mana.
Cermati sendiri adalah perusahaan start-up yang bergerak di bidang teknologi
finansial. Cermati didirikan oleh para teknologis dari Silicon Valley dengan
tim yang sudah berpengalaman di
perusahaan-perusahaan teknologi global terkemuka seperti Google, LinkedIn,
Microsoft dan Oracle. Tim Cermati memiliki pengalaman total lebih dari 12 tahun
dalam mengerjakan aplikasi dan situs web yang digunakan lebih dari ratusan juta
user di seluruh dunia.
Visi Cermati
adalah untuk menjadikan informasi finansial lebih mudah diakses dan lebih
berguna bagi setiap orang dengan menggunakan platform teknologi. Cermati
memiliki misi untuk memungkinkan setiap orang untuk mendapatkan kendali atas
situasi finansial mereka dan menghemat uang mereka, dengan membuat keputusan
finansial yang cermat. Produk-produk Cermati memungkinkan masyarakat Indonesia
untuk membuat keputusan finansial yang paling tepat dan cermat untuk situasi
finansial setiap orang.
Jika kita punya
pertanyaan tentang keuangan, cermati bisa bantu loh. Kirim saja pertanyaan kita
melalui email ke cs@cermati.com atau
melalui form yang disediakan cermati di link ini: https://www.cermati.com/contact
Akhirnya, saya
berharap resolusi ini bisa berjalan dengan baik. Dan, terimakasih untuk Cermati.
Berbagai tips keuangannya bermanfaat.
Aduh aku mah suka ga bisa ngatur uang eung.. kudu banyak belajar lagi ini mah
ReplyDeleteAlhamdulillah masih bisa mengontrol keuangan. Tapi biar bagaimana pun selama ramadhan pengeluaran harus tetap di kontrol ya Mbak.
ReplyDeleteAku tergolong orang yang susah buat nabung. Tapi tahun ini, aku berhasil bikin Resolusi Lebaran. Lumayan deh, banyak yang bisa ditabungin ternyata....
ReplyDeletepaling susah mengatur uang, apalagi untuk lebaran susah banget deh
ReplyDeletehematnya dimulai dari ramadhan ya, biasanya kalau bulanpuasa suka lapar mata segala dibeli
ReplyDeleteSama mb...hampir sebulan, tak inget2... Blm pernah buka di luar... Klo keluar pas siang, jd paling cuma beliin maem raka yang puasa stngh hari. Sore, hampir selalu masak sendiri. lmyn ngirit... Dibanding jajan, sprtinya juga lbh sehat
ReplyDeletemasih bingung, resolusiku apaa yaa...
ReplyDeleteAlhamdulillah, tahun ini sudah menerapkan resolusi keuangan. Belajar dari pengalaman tahun sebelumnya ..
ReplyDeletesusahnya mau belajar hemat
ReplyDeleteJgn terlalu sering buka puasa di luar, nah itu yang paling susah. Banyak banget undangan buber diluar mulai dari buber alumni sd, smp, sma, kuliah dan teman kantor. Belum lagi buber keluarga.... Waaaaa
ReplyDeleteBagus nih tipsnya :) Aku kalau hari raya suka "kalap", bukan belanja buat diri sendiri tapi. Aku gak pernah beli baju baru/sepatu baru, dll. Kalapnya malah ngasih kado ke sepupu-sepupu, om-tante, kakek-nenek, dll. Soalnya aku memang gak mau biasain bagi-bagi amplop, hihihi. Mudah-mudahan lain kali bisa lebih patuh sama "anggarannya", ya. Biar gak over budget, huhuhu :'D
ReplyDeleteyang sulit direm, mungkin kebutuhan belanja untuk lebaran karena itu merupakan tradisi dan sudah seperti wajib. apalagi jika acara silaturrahmi ke keluarga yang jauh, ini juga butuh anggaran tambahan.
ReplyDeletehihihi biasanya justru bablas..
ReplyDelete