Belajar Dari Alam Sepanjang Masa
Pernah dengar sekolah alam? Apa yang
terbayang di benak anda mendengar kata “sekolah alam?” Belajar di bawah pohon
dengan udara yang semilir? Mengorek-ngorek tanah mencari ulat untuk dipelajari?
Blusukan ke kebun untuk melihat berbagai jenis tanaman?
Ya, ya, ya, tak salah sih. Memang
alam dalam konsep sekolah alam memiliki 2 arti. Satu, alam sebagai pengalaman
dimana siswa diajak melakukan serangkaian kegiatan setelah itu distrukturkan. Ini
yang membedakan dengan sekolah biasa dimana siswa mempelajari buku lalu
mengamalkan. Kedua, alam dalam arti semesta alam. Alamlah yang melahirkan ilmu
pengetahuan bagi manusia yang berfikir.
Sekolah alam digagas oleh pak
Lendo Novo karena keprihatinanya akan sekolah yang makin tak terjangkau oleh
masyarakat. Ide mendirikan sekolah alam karena beliau ingin membuat sekolah
dengan kualitas tinggi namun murah. Yang menjadikan sekolah mahal itu biasanya
infrastruktur seperti bangunan, lapangan, kolam renang, dan sebagainya. Padahal
infrastruktur hanya berkontribusi 10% terhadap kualitas pendidikan. 90% lainnya
adalah kualitas guru, metode belajar yang tepat dan buku sebagai gerbang ilmu
pengetahuan.
Tapi…rasanya sekolah alam yang
ada sekarang masih belum bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tapi jangan
khawatir, konsep sekolah alam itu begitu dekat dengan kita karena kita sendiri
merupakan bagian dari alam.
Coba bayangkan, anak kita belajar
merangkak, berjalan, berlari, dan makan dan mandi sendiri. Itu adalah pengalaman
yang sangat berharga baginya. Orang-orang di sekelilingnya adalah gurunya yang
dia ikuti dan tiru. Anak mau belajar berhitung bisa menggunakan media di alam
yang ada, yaitu tangan kita, ranting dan dedaunan yang jatuh.
Aha, jadi teringat sesuatu. Raissa
ini kalau sehabis pup pasti menengok ke dalam toilet terus berkomentar. “Wah,
ada dua!” atau “Banyak ya mi”. Ternyata sesuatu yang dianggap jorok bisa
menjadi media pembelajaran berhitung baginya. Hehe, maaf ya kalau yang baca
jadi mual. Tapi walaupun jijik, saya tak bilang jijik selama ia tak mengaduk-aduk
isi toilet. Biar saja ia melihat, biar dia terbiasa jika nanti merawat anak dan
suaminya. Kotoran manusia adalah bagian yang akrab bagi seorang ibu. Bukankah ia
yang nanti akan membersihkan kotoran bayi merahnya? Pelajaran dari alam.
Belajar dari alam bisa dilakukan
dimanapun dan kapanpun. Karena pendidikan yang sebenarnya adalah kehidupan yang
kita jalani. Semuanya bermuara pada satu tujuan pendidikan yaitu menjadi
pemimpin (khalifah) di muka bumi ini. Minimal, pemimpin yang baik untuk diri
sendiri. Wallahualam.
Sumber referensi:
waw....hi hi raffa juga suka gitu kayak raisssa..abang2nya malahan kaburr..he he he
ReplyDeletehehe
DeleteBetul banget ini.. :) Very nice post..
ReplyDeleteAku juga dulu jijik banget ama yang berbau pup2an. Semenjak punya anak, kerjaannya ya ngeliatin pupup melulu. Karena kita bisa "liat" penyakit dari tekstur dsb nya kan. Haha jadi ngebahas itu..
Anyway, bener banget soal belajar dari alam itu bisa kapanpun dan dimanapun :)
iya ya kenapa jadi ngebahas pup :D
DeleteSering denger sekolah alam. Sepertinya konsep ini memang sedang cukup marak ya, Mak. Tapi kayaknya di Jogja masih belum ada yang kayak begini deh. Jadi pengen bikin *ngimpiiii* hihihi.
ReplyDeleteamiiiin, kenyataan itu berawal dari mimpi :)
DeleteBeberapa teman kantor nyekolahin anaknya di sekolah alam, karna sempat membahas jangkauan harga... saya jadi penasaran.. nanti nanya ah *keponya kambuh* :D
ReplyDeleteTapi kalo disini sekolah alam mahal mbak..ga sanggup kami :(
ReplyDeleteSekolah alam sempet jadi tren, mudah-mudahan tren juga berbanding lurus dengan kualitas ya mak, dan tetep ada SA yang bisa terjangkau harganya :)
ReplyDeleteIbu adalah guru utamanya :))
ReplyDeletesetuju mbak
ReplyDeletehahaha namanya anak-anak apapun bisa jadi bahan pembelajaran. Aku juga suka tanya Alvin, kalau lagi pup keluar gak De? iya keluar dua :-D
ReplyDeletedulu pernah ada niatan mau masukin anak-anak ke sekolah alam. Tapi setelah survei akhirnya gak jadi.
ReplyDeleteSekolah alam yang deket rumah, gak tahan sama nyamuk kebunnya. Baru sebentar di sana, kulit kami sekeluarga udah pada bento gede-gede. Sekalinya ada sekolah alam yang bagus, tapi jauh :D
Bayanganku juga gitu, sekolah alam berarti belajarnya di alam terbuka, mikirnya kayak berkebun gitu hehehe
ReplyDeleteSekolah alam... Klo di jogja biasanya penggiatnya LSM mb... Biasanya krn prihatin lihat kurikulum sekarang yang seakan berat buat siswanya. Jd biar lebih nyantai. Semi sekolah alam...ada di BIAS sama SD tumbuh mak Gesi... Klo belum ad perubahan, di sana anak2 nggak duduk di kursi, pke karpet...trus sering pngamatan lngsung dilapangan. Oh, ya...sd nya romo mangun yang di jl. Solo( kalasan) itu juga...
ReplyDeleteAlam semesta ternyata banyak memberikan kita pembelajaran ya mba :)
ReplyDelete