Gangguan Hormon Pada Wanita



Kira-kira sebulan lalu, 

Saya resah karena sudah 2 bulan ini tak haid. Bukan resah karena takut hamil, kan ada suaminya. Tapi resah, kalupun hamil khawatir ada apa-apa dengan janin karena saya sedang konsumsi pil kontrasepsi.

2 bulan tak haid, 2 kali juga saya lakukan testpack. Semua hasilnya negatif. heran juga saya, sebenarnya ada apa di perut saya. Perut makin kembung dan badan makin bengkak tapi gak hamil. Ternyata, ke ‘belakang’ pun agak susah. Dibantu obat pelancar BAB, malah perut sakit melilit-lilit. Pokoknya badan terasa gak nyaman banget. Pengennya males-malesan, ngantuk terus, kayak orang hamil besar.

Akhirnya saya pun memberanikan diri periksa ke dokter kandungan dekat rumah di RSIA Aqidah (iya, saya emang agak paranoid datang ke dokter). Setelah menunggu sekitar setengah jam, saya pun dipanggil. Duuuh, dokternya cantik dan lembut banget, juga masih muda. Saya jadi sedikit merasa nyaman saat menceritakan masalah saya.



Saya disuruh berbaring, perut saya diperiksa dengan alat USG. “Bu, ibu nggak hamil. Lihat yang putih ini, kalau hamil pasti ada isinya…” Begitu kata bu dokter. “Sekarang saya coba uSG lewat bawah ya…” kata dokter lagi. Aaaargh, ini nih yang bikin horror kalau ke dokter kandungan. Masih beruntung dokternya perempuan. Saya pun manut aja karena pengen sembuh.

Ternyata hasil USG lewat vagina pun menunjukkan hal yang sama, saya tidak hamil. Malah alat menunjukkan banyak kotoran yang menumpuk, yang menyebabkan saya susah BAB. Kata bu dokter yang cantik, saya terkena gangguan hormon saja. Saya diminta menghentikan konsumsi pil kontrasepsi dan harus minum obat penyeimbang hormon untuk 5 hari sampai haid keluar. 

Gangguan hormon pada wanita

Gangguan hormon pada wanita dapat menyebabkan berbagai masalah karena proses reproduksi wanita dipengaruhi oleh hormon seperti estrogen, progesteron, dan prolaktin. Hormon Estrogen adalah hormon yang berfungsi untuk perkembangan sifat seksual wanita. Hormon progesteron berfungsi untuk persiapan hamil. Prolaktin merupakan hormon untuk persiapan menyusui. Selain ketiga hormon tersebut wanita juga memiliki hormon yang berperan seperti sifat seksual pria walaupun kadarnya rendah, yaitu hormon androgen.

sumber

 Gangguan hormon pada wanita sering ditandai dengan hal berikut:
  1. Hot flashes , adalah gejala menopause yang ditandai dengan rasa panas di tubuh selama dua sampai 30 menit. Wajah menjadi merah dan panas jika disentuh.
  2. Berat badan naik mendadak. Jika kita tidak makan banyak dan berolahraga secara teratur namun berat badan bertambah, hal itu bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon.
  3. Haid tidak teratur. Siklus menstruasi tergantung pada perubahan bulanan dalam hormon wanita. Jadi, jika ada perubahan hormon dalam tubuh, maka menstruasi kita akan menjadi tidak menentu.
  4. Berkeringat. Hormon berperan untuk membuat kita merasa sangat panas. Ketika hormon mulai berubah, kita akan berkeringat lebih banyak dan merasa lelah.
  5. Mudah marah. Saat hormon mulai tidak seimbang, kita bisa menjadi mudah marah dan depresi.
  6. Libido seksual rendah. Hormon yang tidak seimbang mempengaruhi libido. Jika gairah seksual, bisa jadi hormon sedang kacau.
  7. Infertilitas. Jika kita mencoba untuk hamil selama beberapa waktu namun belum mendapat momongan, maka kita harus menyelidiki apakah menderita ketidakseimbangan hormon.
  8. Rambut rontok. Salah satu terjadinya pertumbuhan rambut disebabkan oleh hormon. Selama hormon tidak seimbang, kita mungkin kehilangan banyak rambut.
  9. Kekeringan vagina. Biasanya permukaan vagina tetap basah, teruama pada masa subur. Tetapi jika tiba-tiba vagina terasa kering dan gatal, bisa jadi karena pengaruh rendahnya tingkat hormon.
  10. Ceroboh. Ketika mengalami gangguan hormon, memori aktif di otak akan gagal. Karena itu kita menjadi pelupa dan ceroboh.
Gangguan hormon dapat terjadi karena berbagai macam hal diantaranya adalah karena adanya gangguan atau kerusakan organ reproduksi, disfungsi ovarium, polip, adenomiosis, kanker, genetik, diet katat dan kegiatan fisik yang berlebihan, obat-obatan, alat kontrasepsi, dan stres. Yang terjadi pada saya adalah karena penggunaan alat kontrsepsi hormon.

sumber

Untuk mengatasi hal tersebut, solusi yang bisa dilakukan antara lain:
  1. Diet Sehat dengan menghindari makanan yang dapat membahayakan bagi sistem indokrin. Makanan yang baik untuk dikonsumsi adalah makanan berserat seperti sayuran, ubi jalar, dan blueberry.
  2. Konsumsi lemak baik terutama omega-3  yang terdapat dalam biji rami, ikan dan alpukat. Semua asupan itu memiliki kandungan anti-inflamasi dan berguna dalam mengelola gejala peradangan seperti nyeri payudara, sakit punggung kelebihan dan sakit perut saat PMS. Lemak jenis ini bila dikonsumsi dalam proporsi tepat akan membantu dalam penurunan berat badan. Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti almond, biji bunga matahari dan kenari juga mengandung lemak baik.
  3. Olahraga, karena dengan melakukan olahraga dapat menurunkan kadar kortisol. Olahraga teratur juga bermanfaat untuk memicu pelepasan bahan kimia otak yang dapat meningkatkan suasana hati. Jenis olahraga bisa dilakukan untuk menyeimbangkan hormon adalah berenang, yoga, berjalan santai, dan jogging. Semua jenis olahraga tersebut merupakan latihan relaksasi untuk merangsang fungsi hormon dan mengurangi stres.

4. Menghindari Kafein. Kafein dapat meningkatkan kadar kortisol atau sejenis hormon stres, dan menurunkan kadar hormon teroid yang menimbulkan kekacauan di seluruh tubuh.

5.    Jauhi Stres. Menurut penelitian, wanita cenderung memiliki potensi stres yang tinggi sehingga wanita banyak mengalami ketidakseimbangan hormon. Lakukanlah meditasi harian atau yoga. Bagi seorang muslimah, berkonsentrasi dalam shalat yang khusyuk merupakan meditasi juga. Selain itu lakukan istirahat yang cukup agar hormon menjadi stabil.

Di Perut Umi Ada Dede Bayi?

Saat saya pulang, Za dan Ra langsung menyambut saya antusias dengan pertanyaan, “Mi, mi, di perut umi ada dede bayi?” Saya menggeleng, lalu mereka menunjukkan raut kecewa. Za dan Ra memang berharap banget punya adik bayi lagi. Sedangkan saya ingin dalam keadaan siap jika hamil, lahir maupun batin.


Obat penyeimbang hormon dari dokter pun saya konsumsi, dibantu obat herbal persediaan saya di rumah, serta jamu gendong langganan. Alhamdulillah, seminggu setelah itu, haid saya keluar, ke ‘belakang’ juga mulai lancar, dan perut kembung sudah tak terlalu terasa. Selama konsumsi obat dokter itu, saya juga banyak makan buah, sayur dan air putih. Saya jarang makan nasi kecuali beberapa sendok karena rasa kembung membuat saya tidak nafsu makan.

Sekarang saya masih punya PR yang harus diselesaikan. Kata dokter, saya masih bisa konsumsi pil kontrasepsi untuk 5 tahun ke depan. Terlalu lama mengkonsumsi pil kontrasepsi menyebabkan keropos tulang, begitu kata dokter. Saya jadi inget salah seorang ART dulu, mengalami gangguan penglihatan karena bertahun-tahun konsumsi pil kontrasepsi.

Oh ya, kata dokter juga, jika ingin hamil lagi, inilah saatnya. Setelah itu, boleh sterilisasi biar gak pusing mikirin KB! Karena melahirkan secara sectio itu hanya bisa dilakuan 3-4 kali.  Entah mengapa, mendengar kata sterilisasi agak seram, seperti melawan ilmu Allah. Tapi, tentu saja jika dibanding kesehatan ibu, itu lebih baik. Yang pasti, soal kontrasepsi ini seharusnya bukan keputusan perempuan saja sebagai istri. Suami pun seharusnya ikut memikirkan hal ini karena apapun keputusannya, akan berdampak pada hubungan dan kesehatan keduanya. Wallahua’lam.

Sumber referensi:
 

Comments

  1. Sy jg lg terapy obt mba krna ketidakseimbangan hormon, slama terapy obat blm dpt haid lg :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah mba Ria juga lagi terapi to...semoga segera sehat ya dan segera haid, plong banget deh kalo udah keluar..

      Delete
  2. Sy pernah pakai pil mak. Haid sy mmg gak teratur dr masa gadis dan makin ga jelas krn pake pil. Smpt bleeding gak berhenti yg ternyata sdh positif hamil anak ke 2. Makanya agak kebobolan pake yg pil. Skrg pake iud tp pas mau gantinkrn habis masanya rasanya malesss bgt serem dan stress duluan.

    ReplyDelete
  3. Senasib Mak, saya mengalami gangguan haid (haidnya bisa telat sampe 2bln lebih) tapi nggak hamil udh dari 4 th yg lalu. Nggak enak banget rasanya badan saya :( . Sempat minum obat hormon dari dokter kandungan. Tp nggak ngaruh. Sekarang udah nggak minum obat lagi. Saya menggunakan KB IUD. Saat ini udah 4 bulan alhamdulillah, haid udh mulai teratur, saya jaga dgn olah raga teratur, nggak boleh terlalu capek dan nggak boleh stress. Semoga Mak Kania sehat2 selalu...aamiin

    ReplyDelete
  4. amannya pakai kontrasepsi non hormonal mb.Kania. dari hasil penelitian di jurnal kesehatan ditemukan hubungan yg positif antara penggunaan kb hormonal dan adanya kanker payudara.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh gitu ya mak ada yg bilang mencegah kanker..jd malah menyebabkan kanker ya

      Delete
  5. Ya Allah Teteh, smoga sehat sehat selalu.. Aamin

    ReplyDelete
  6. Ya Allah Teteh, smoga sehat sehat selalu.. Aamin

    ReplyDelete
  7. ayo program lagi, biar Za Ra ada adek barunyah...

    ReplyDelete
  8. untung aku gak KB pake pil. Dan emang gak KB pake apa pun :D

    ReplyDelete
  9. bener tuh , stres juga bisa pengaruh ke siklus haid..

    ReplyDelete
  10. Iyaaa begitulah...body wanita ada penyakit spesifik...sama juga dgn body pria aja penyaki spesifik juga...

    ReplyDelete
  11. Kenapa nggak dicoba kontrasepsi non hormonal mbak?

    ReplyDelete
  12. Cepet sehat lagi ya mba. Saya juga mengalamai gangguan hormon neh.

    ReplyDelete
  13. temenku ada yg kayak gitu mba, 3 bulan gak haid, trus haid cuma 3 hari, pas ke dokter katanya kalo nikah nanti lancar sendiri, sempat dikasih semacan pil kb juga biar lancar, pas udah nikah haidnya lancar tapi belum hamil2, wallahualam sih ya mba kalo soal hamil. semoga cepet sembuh ya mbaa, biar siap hamil lagi :)

    ReplyDelete
  14. Waktu dulu hormonku sempat bermasalah, dapat terapi pil KB. Awkward aja padahal belum nikah. Tapi lumayan buat lucu-lucuan sama temen-temen sekelas, hahaha :D

    ReplyDelete
  15. Memang alat kontrasepsi bisa mengefek ke hormon ya Mbak ...
    Mudah2an segera baik kembali, Mbak

    ReplyDelete
  16. Waahh gara2 mbaca tulisan ini jadi kepikiran mau steril aja nih mbak. apalagi umurku sdh 40 thn

    ReplyDelete
  17. wihhh informasi pnting nih untuk istri saya

    ReplyDelete
  18. Semoga kita selalu sehat selalu.. khususnya pembaca blog ini. :)

    ReplyDelete
  19. Kenapa nggak dicoba kontrasepsi non hormonal mbak?

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)