Hampir Saja Saya Pindah Ke Lain Kartu



"Boleh minta tolong masukin kartuku?"

Saya menyerahkan SIM card XL saya ke suami untuk dimasukkan ke handphone (lama) suami yang sudah tidak dipakainya. Handphone saya hang begitu saya tiba di Bali. Untungnya saya bawa handphone lama suami untuk jaga-jaga.

Bapak suami mengotak-atik SIM card yang tak juga bisa masuk ke tempatnya. Setelah beberapa lama barulah dia sadar kalau SIM card saya terlalu besar. Saya juga baru sadar, SIM card XL suami ternyata ukurannya lebih kecil. Heran juga saya, tapi saya tak bertanya banyak. Nanti aja diurusnya setelah kami pulang ke rumah, begitu kata suami.

Ya sudah, selama di Bali saya pakai handphone suami tanpa SIM card. Untungnya internet dari WIfi di kamar hotel lancar, jadi saya masih bisa men-share foto-foto indah tempat wisata di Bali.


SIM card lama dan baru, tetap XL ^^
***

"Nanti aku ke terminal 2!"

Begitu kata suami saat saya tanya bagaimana kita ketemu setelah turun dari pesawat di bandara Soekarno Hatta. Kami mendarat kembali ke Jakarta setelah 4 hari di Bali. Saya akan tak bisa menghubunginya karena handphone saya tak ada SIM card nya. Kami memang naik maskapai yang berbeda. Saya dan Ra naik Garuda, suami dan Za naik maskapai lain lebih awal. 

Begitu keluar dari pesawat dan mengambil bagasi, saya berdiri di depan terminal 2 bersama Ra. Saya tengok kanan dan kiri, barangkali ada sosok suami dan Za. Saya berkali-kali lihat jam di layar handphone. Semenit, 5 menit, setengah jam, 1 jam! Mereka belum kelihatan juga.

Saya berfikir keras bagaimana cara menghubungi suami. Ah, Wifi! Ya, koneksi internet bisa mengaktifkan aplikasi media sosial. Barangkali saja suami buka-buka media sosial. Ah, tapi kan lebih cepat kalau menelepon, orangnya sendiri yang menerima pada saat itu juga. Kalau media sosial, tidak setiap saat orang membukanya.

Aah, information centre! Di samping saya ternyata ada pusat informasi. Saya meminta petugas memanggil nama suami di pengeras suara. Tapi, ternyata pengeras suara hanya bisa menjangkau tempat parkir terminal 2. Uh, bodohnya saya, dalam keadaan kalut begini biasanya otak tak bisa berfikir benar. Bandara kan luas banget, mana mungkin pengeras suara bisa menjangkau seluruh bandara. 


Saya tak putus asa, saya Tanya petugas itu apa ada telepon umum yang bisa dipakai pengunjung. Aah, ternyata katanya ada kios wartel di dalam terminal yang menjual kartu SIM card juga. Tapi…begitu saya sampai di kios tersebut, wartelnya sudah nggak ada. Kartu SIM card baru sih ada, tapi tidak ada nomor XL dan..muahaall banget. SIM Card baru (bukan XL) dengan pulsa isi 3000 harganya 50 ribu!!! Waduh, saya mau pingsan! (Ssst, bangun neng, ini bandara bukan pasar baru, makanya semua mahall)

Timbang sana, timbang sini, buka dompet, eh…masih ada 2 lembar biru ternyata. Daripada tidak ada kepastian berita dari suami, akhirnya saya beli juga. Saya minta si mbak pramutoko-nya memasangkan SIM card itu ke handphone. “Semua SIM card memang ukurannya lebih kecil sekarang…” Begitu katanya saat saya mempertanyakan ukuran SIM card handphone yang makin mungil.

Legaa banget ketika akhirnya saya bisa menghubungi suami. Setelah beberapa lama, terlihat suami mendorong trolley berisi tas-tas. Za dengan tawa lebar duduk di atas trolley yang didorong ayahnya. “Umiiii…” teriaknya. 

Saat tahu saya membeli SIM card baru dengan harga fantastis, suami malah bilang begini. “Mahal banget, kan udah bilang tungguin!” Huhu, iya maaf, habis lama banget. Saya pikir karena mereka duluan sampai bandara pasti akan segera datang menemui saya di terminal 2.


***

“Mbak Kania, nomornya berapa?” Mbak Rina Susanti, seorang blogger dari grup KEB bertanya sama saya saat kita ketemu di acara blogger di Waroeng Mee.

“Sebentar ya..” Lalu saya sibuk membuka tas, mengeluarkan paket SIM card baru saya untuk mencontek nomor baru saya. Biasa kan, kalau nomor baru biasanya belum hafal.

“Wah, baru nomornya.”

“Iya, habis nomor XL lama saya nggak muat di handphone yang dipakai sekarang.”

“Loh, kan bisa dipotong”

“Masa sih?”

“Iya, minta saja sama orang yang ada di kios pulsanya untuk dipotong kartunya. Mereka punya alatnya kok.” Begitu kira-kira kata mbak Rina.

Aaa, kemana aja saya sih, ngurusin apa aja sih sampai yang beginian aja nggak tahu. Kok baru tahu kalau semua SIM card sekarang ukurannya kecil, namun SIM card lama ternyata bisa dipotong. Pengen tepok jidat sendiri, tapi jaim lah, ini di tempat umum hehe.

Ketika sudah pulang ke rumah, saya pergi ke kios pulsa terdekat dan minta SIM card XL saya untuk dipotong sekalian dimasukkan ke handphone. Sekalian isi ulang juga biar bisa digunakan lagi, karena tenggang waktunya akan segera habis. 

Lega akhirnya saya bisa menggunakan SIM card XL saya lagi. Hampir saja saya pindah ke lain kartu. Untung nggak jadi. Kalau ganti kartu, otomatis semua nomor kontak hilang. Saya harus memulai lagi dari awal, menghubungi teman dan keluarga untuk memberitahukan nomor baru. 


Sejak awal memiliki handphone di tahun 2003an dari gaji pertama kerja, saya memang sudah memilih SIM card XL. Kalau tak salah, pertimbangannya karena tariff SMSnya yang sangat murah. Waktu itu, aplikasi whatsap belum sepopuler sekarang. Berkirim kabar dengan teman dan saudara seringkali saya lakukan dengan mengirim SMS.

Beberapa kali ganti nomor, saya tetap memilih SIM card XL. Salah satu teman dekat saat SMA bernama Tita, adalah pengguna SIM card XL juga. Kadang-kadang dulu dia menelepon saya untuk sekedar ngobrol, karena dia mendapat layanan gratis menelepon ke sesama XL. Eh, nggak disangka, suami juga ternyata pengguna XL. Ya sudah, sepertinya memang saya tak perlu pindah ke lain kartu.

Fitur yang sering saya gunakan biasanya adalah cek pulsa dengan menekan *123#. Sewaktu di kampung halaman, karena tidak ada fasilitas Wifi, saya gunakan fasilitas internet melalui *123*7#. Awalnya sih lancar-lancar saja. Tapi, akhir-akhir ini langganan internet melalui *123*7# kurang lancar. Kenapa ya? Kalau sudah registrasi, tidak segera bisa dipakai layanannya. Padahal SMS notifikasi sudah masuk. Akhirnya, internet tidak bisa dan pulsa juga habis.

Di hari ini, 8 Oktober 2015, saya mengucapkan, “Selamat Ulang Tahun ke-19 untuk XL. Semoga XL tak henti memperbaiki diri dan melakukan inovasi untuk pelayanan yang lebih baik bagi pengguna setianya.”

Comments

  1. Hihihi.., aku juga pelanggan setia XL, :D Entah sih, kalau nyoba lain kartu emang kok kayanya kurang sreg gitu. Enakan balik ke XL. Lebih murah dan gak ribet. Hehehe

    ReplyDelete
  2. Mungkin kalo sy pergi bawa hp tp ga ada simcard kayanya suami sy yg ketat ketir takut sy di culik (ini mah lebay) wkwkwkwk.. salute mba br bertahan bbrp hari tanpa simcard.. goodluck ya lomba nya

    ReplyDelete
  3. hp baru jaman sekarang memang pakainya microchips mak. kalau dipotong sendiri memang bisa tapi kadang nggak pas. mending ditukerin aja ke XL Centre..gratis kok. punyaku kemaren juga ditukerin yang microchip ^^

    ReplyDelete
  4. Kartu hp pertama saya juga xl, sampai sekarang saya masih ingat nomornya tapi hp dan kartunya itu entah ada dimana sekarang....

    ReplyDelete
  5. Kalo beli hp baru biasanya pegawai yang ngasih tahu, kalo simcard kita bakal dipotong karena nggak bisa masuk kalo nggak gitu. Makanya mbak, XL ku dari aku masih pakai hape jadul sampai andro tetep aja nggak berubah :D

    ReplyDelete
  6. Aku juga pemakai xl setia mbak....dari 2001, blm pernah ganti nomor....blmm lama juga tau klo sekarang hp2 terbaru ukuran chipnya lbh kecil dan harus dipotong, gara2 suami yang baru pindah dari hp jadul ke android. Tuuhkan....saya juga ketinggalan mb.....sukses ya mb lombanya.....

    ReplyDelete
  7. untung suami mau angkat telpon dari nomor baru Mbak Kania, ya. Kalau suami saya, gak akan pernah mau angkat telpon dari nomor gak dikenal. Jaid bakal percuma beli nomor baru juga hehehehe.

    Tapi akhirnya kembali lagi ke XL :)

    ReplyDelete
  8. kalau saya dari dulu setia pake si merah :D sudah hampir 8 tahunan deh~ good luck ya! ditunggu kunjungan baliknya :D

    ReplyDelete
  9. karena provider merah sinyalnya langka akhirnya abang gw ganti XL, sempet kepikiran buat ikutan ganti juga tapi nmr yang sekarang udah di pake lama bgt, udah gitu nomornya samaan sama istri jadi agak sayang klo ganti

    ReplyDelete
  10. untung ga pindah ke lain hati eh kartu maak :D

    ReplyDelete
  11. Untung engga pindah :)
    sukses ya mba lombanya

    ReplyDelete
  12. untung terus pake xl ya mak :_)
    semoga menangggg

    ReplyDelete
  13. untuk komunikasi sudah lama saya pake XL dan awet sampe sekarang. cukup memuaskan.kalo untuk akses internet saya menggunakan saingannya yg sebelah...heheh

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)