Saya Takut Tak Bisa Bernafas Lagi
Kata gadis berjilbab kelas 6 SD itu ketika ditanya oleh host Hitam Putih tentang apa yang ia takutkan akibat kabut asap. Seketika semua orang dalam talkshow itu terdiam. Si gadis kecil pun menahan tangis, mengusap-usap matanya yang berair. Co-host memeluk si gadis kecil. Orang dewasa saja menghadapi bahaya maut kadang takut, apalagi anak kecil. Semua orang dalam acara tersebut bisa dipastikan ikut sedih mendengar jawaban tersebut.
Gadis kecil yang diwawancarai itu adalah salah satu anak yang mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo, untuk meminta pertolongan atas kabut asap yang menimpa tempat tinggalnya di Kalimantan. Sekolahnya seringkali diliburkan, kesehatannya terganggu, haknya untuk bermain di luar rumah berkurang.
sumber |
Masih banyak anak-anak lainnya yang merasakan dampak buruk akibat kabut asap, baik dampak kesehatan maupun korban jiwa. Sejauh ini, kabarnya sudah mulai ada korban jiwa (anak dan lansia) akibat terserang gangguan pernafasan. Dari segi kesehatan, dampak kabut asap antara lain menyebabkan:
- Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
- Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.
- Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
- Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia) dan anak-anak maupun yang mempunyai penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan tubuh yang rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
- Kemampuan dalam mengatasi infkesi paru dan saluran pernapasan menjadi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
- Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
- Bahan polutan pada asap kebakaran hutan dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
- Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus penyebab penyakit (agent) serta buruknya lingkungan (environment).
Untuk melindungi diri dari risiko gangguan kabut asap, menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama ada 8 hal yang bisa dilakukan yaitu:
1. Sedapat mungkin Hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah/gedung. Terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan.
2. Jika terpaksa pergi ke luar rumah/gedung maka sebaiknya menggunakan masker.
3. Minum air putih lebih banyak dan lebih sering 4. Bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasihat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain.
5. Selalu lakukan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Seperti makan bergizi, jangan merokok, istirahat yang cukup dan lain-lain.
6. Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah/sekolah/kantor dan ruang tertutup lainnya
7. Penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik.
8. Buah-buahan dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu di masak dengan baik.
Yang dilakukan pemerintah (daerah) sejauh ini adalah membagikan masker untuk melindungi masyarakat. Namun ternyata masker yang paling tepat untuk #melawanasap adalah masker n95, bukan masker medis seperti yang dibagikan pemerintah daerah setempat. Masker ini ukuran saringan/filternya lebih kecil dari ukuran partikel. Masker N95 memiliki saringan/filter berukuran 0,1-0,3 m sehingga partikel yang berukuran besar (partikel asap) akan tersaring dan tidak masuk ke dalam paru-paru.
sumber |
Yang dilakukan pemerintah (daerah) sejauh ini adalah membagikan masker untuk melindungi masyarakat. Namun ternyata masker yang paling tepat untuk #melawanasap adalah masker n95, bukan masker medis seperti yang dibagikan pemerintah daerah setempat. Masker ini ukuran saringan/filternya lebih kecil dari ukuran partikel. Masker N95 memiliki saringan/filter berukuran 0,1-0,3 m sehingga partikel yang berukuran besar (partikel asap) akan tersaring dan tidak masuk ke dalam paru-paru.
Sementara itu, pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sejauh ini sudah mengancam 10 perusahaan yang terindikasi melakukan pembakaran lahan di Kalimantan Tengah, Riau, dan Sumatera Selatan. Namun anehnya bencana nasional ini selalu berulang setiap tahunnya. Apa yang salah?
Saya mah masyarakat biasa Cuma bisa doa yang banyak buat saudara yang di daerah kabut asap. Semoga bencana asap segera berlalu dan tidak terulang lagi. Mencium asap rokok saja saya sesak, apalagi mencium asap kebakaran hutan yang berhektar-hektar itu.
Buat anda yang mampu secara materi dan ingin memberi pertolongan, silahkan hubungi berbagai yayasan di lingkunan anda yang menerima donasi untuk bencana asap. Misalnya Dompet Dhuafa (DD). Berikut adalah nomor kontak DD dan nomor rekeningnya.
layanan donatur Dompet Dhuafa di 021-7416050
BCA 237.304.7171
Mandiri 101.000.6475.733
Sumber referensi:
Ngeliat video ini makin geram deh sm pemerintah
ReplyDeleteSrbenarnya ini permasalahan lama kok yaaa.....hampir tiap tahun/kemarau ada. Tp kenapa juga penanganannya lamaa sekali. Kayaknyaa sudah "jaringan" ya mbak....jadinya susah diambil tindakan tegas.
ReplyDeleteSaya yang di sumbar saja sudah merasakan dampak yg begitu besar karena asap ini mba...apalagi didaerah yg dekat dengan titik api. Disini udara juga sudah masuk level bahaya....Hanya kuasa Allah yang bisa menolong kami...
ReplyDeleteSemoga aja turun hujan dan bisa cepet dikelarin...
ReplyDeleteDari dulu masalah asap itu.
Sedih ya mba kabut asapnya belum beres" semoga cepat tertangani :(
ReplyDeletewww.sabrinamaida.com
sungguh sedih sekali ya, mungkin krena gak ada korban yg bergelimpangan makanya pemerintah cuek saja. padahal dampak menghisap asap yg terus menerus akan berakibat fatal setelah sekian tahun ekmudian
ReplyDeletesemoga kabutnya cepat berlalu dan semoga cepat turun hujan
ReplyDeletesemoga masalah ini cepat berlalu
ReplyDeletesaya sedih setiap baca berita tentang kabut asap ..kapan ya manusia tak lagi serakah mengeksploitasi bumi dan mencederai sesamanya....
ReplyDeleteAku pengen bgt ktmu yg pny perusahaan.. cuma mau blg semua yg dia punya itu haram krn hasil dari menzalimi sekian byk org.. *mewek
ReplyDeleteSesak membayangkan ortu dari kalangan ekonomi lemah yang nggak mampu beli AC, air purifier, tabung oksigen untuk keluarganya esp yg bayi n balita plus manula.
ReplyDeleteSedih liat korban anak2 berjatuhan karena asap ini sebagai penderita asma aku tahu banget gimana rasnya sesak nafas. Semoga Allah segera menurunkan hujan..pemerintah juga tanggap..jangan diem aja kaya gini
ReplyDeleteSemoga lekas selesai untuk musibah asap ini. Amin.
ReplyDeleteDemi anak2lah aku koar2 di socmed karena mereka nggak tau apa tapi jadi korban paling rentan, sementara kita malah sibuk berdebat ttg siapa yg bakar, darurat apa nggak, presiden sdh kerja atau belum, dan sebagainya. Pdhl yg penting asapnya harus hilang dulu sesegera mungkin agar anak2 tidak dikorbankan. Stlh itu terserah yg tua2 mau gulat atau tinju.
ReplyDeletesedih melihat penderitaan mereka, semoga kabut asap ceat hilang
ReplyDeleteSemoga hujan turun
ReplyDeletesedih banget, semoga ada solusinya ya, ngga hanya menunggu hujan turun...
ReplyDeleteSemoga cepat selesai, yuk saling bahu membahu jangan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat soalnya pemerintah daerah juga harus bertanggung jawab, kenapa mereka tidak peduli? Saya menonton berita dimana para Gubernurnya pas bencana asap ini malah pelesiran ke luar negeri. Dimana hati nuraninya?
ReplyDelete“Saya takut tak bisa bernafas lagi” --> mata langsung berkaca-kaca pas baca ini T_T
ReplyDeletesemoga ketakutannya tidak terjadi :(
Alhamdulillah sekarang banyak pihak yang membantu berdonasi untuk saudara2 korban bencana asap ya Mbak. Semoga msalah ini cepat selesai
ReplyDeleteSemoga bencana asap ini segera berlalu
ReplyDeletewaduh! asapnya pekat banget :( sedih liatnya~
ReplyDeleteSemoga asep cepat terselesaikan
ReplyDeleteTerima kasih sudah ikutan BW Spesial
Sedih banget ya mbak ndenger cerita mereka. Gak ngebayangin kalo kita tinggal disana...smoga secepatnya bisa teratasi sehingga mereka bisa beraktifitas seperti biasanya...
ReplyDeleteSudah banyak korban meninggal, sedih dengan peristiwa ini. Semoga jangan terjadi lagi pada tahun berikutnya, harus banyak belajar dan pemerintah bener2 bertindak tegas, jangan hanya di mulut saja.
ReplyDeleteHanya Allah tempat kita menyandarkan kepedihan ini, semoga segera berlalu...
Baca berita atau broadcast di sosial media rasanya miris banyak anak-anak meninggal. Semoga peristiwa ini segera pulih dan tak terulang lagi
ReplyDelete