Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)
Saya tinggal di komplek perumahan. Satu persatu teman seusia
Ra sudah sekolah di usia 3 bahkan 2 tahun. Ada satu teman Ra yang lebih muda
usianya. Dia terlihat lebih percaya diri dibanding Ra. Dia sudah ‘bersekolah’
sejak usia 2 tahunan. Sedangkan Ra, sangat takut jika bertemu orang baru. Maklum
saja, di rumah teman bermainnya hanya saya, Za, dan ayahnya.
Hal inilah yang kemudian mendorong saya untuk menyekolahkan
Ra di usia 4 tahun kurang. Maksud saya yang utama ingin Ra belajar
bersosialisasi dengan orang lain. Masalahnya adalah, Ra masuk playgroup atau TK
A ya? Ra lahir bulan Agustus. Jadi usianya termasuk usia nanggung, bikin
bingung untuk memutuskan kapan ia akan sekolah.
“Memang sih kalau ke playgroup usianya cukup sekali, tapi
masuk TK A juga Cuma kurang 1 bulan usianya. Saya kembalikan ke orangtua saja apa
akan masuk playgroup atau TK A” Begitu kira-kira kata kepala sekolah calon
sekolah Ra saat itu.
Saya tahu kalau untuk masuk ke SD negeri minimal 7 tahun. Namun
karena pertimbangan (kemungkinan) Ra akan bersekolah di sekolah swasta Islam
seperti kakaknya (di sekolah Za minimal 5,7 tahun sudah bisa masuk SD setelah
lulus tes, maka saya masukkan Ra ke TK A.
Ra belajar menyusun mainan |
Galau…
Di kelasnya, Ra termasuk kedua paling kecil (ada 1 lagi
temannya yang lebih muda usianya 1 atau 2 bulan). Disinilah saya mulai galau
dan merasa bersalah. Ra begitu mungil diantara teman-temannya yang lain yang
kebanyakan berusia matang, karena sebagian mereka mempersiapkan diri sekolah di
sekolah negeri. Ra begitu tak percaya diri saat berbaris, saya harus berdiri
sangat dekat dengannya. Ra pernah mogok sekolah karena merasa cape saat harus
mewarnai dengan sempurna dan takut bertemu pak guru lukisnya.
Lalu saya ketemu tulisannya mba Fifi Alfianto tentang usia
sekolah anak. Makin galaulah saya. Berikut saya kutip tulisannya mba Fifi.
belajar antri... |
Sisi Emosional.
Anak pada usia kurang dari 7 tahun, mengalami fase dimana secara psikologis belum siap menerima materi yang berat seperti yang diajarkan saat SD. Psikolog pendidikan dari Universitas Indonesia, Dr Rose Mini A. Prianto, MSpi, berpendapat secara umum anak pada usia 7 tahun memang telah memiliki kemampuan kognisi yang baik dan bersikap lebih mandiri dibanding usia dibawah itu. Serta telah memiliki kemampuan berkonsentrasi.
Motorik.
Sambungan otak anak usia dibawah 7 tahun belum sempurna, dimana otak mereka baru siap menerima hal-hal kognitif pada usia 7-8 tahun. Sebelum usia itu, maka hanya diperbolehkan untuk bermain saja. Pada usia dibawah 7 tahun, mereka lebih memerlukan pendidikan fisik dan pembinaan karakter, bukan pendidikan kognitif.
Pada usia 7 tahun, gerakan motorik anak sudah lebih baik, otot dan sarafnya juga sudah terbentuk. Untuk memegang pensil misalnya, anak jauh lebih mampu. Kemampuan otak kanan dan kiri juga sudah lebih matang sehingga sudah tidak lagi salah dalam penempatan huruf dan penyusunan kata (silahkan googling mengenai hubungan perkembangan otak dalam hal kemahiran Calistung).
Ciri-ciri untuk melihat bahwa perkembangan otak anak belum siap untuk menerima hal kognitif yaitu:
1. Ketika sedang membacakannya sebuah cerita, mereka akan meminta kita mengulanginya lagi dan lagi. Sebagai sosok dewasa kita akan bosan, namun mereka tidak akan merasakan itu.
2. Bisa belajar membaca dan antusias, namun sesungguhnya tidak paham dengan apa yang dibaca.
Tidak heran mengapa aturan pemerintah itu baik untuk diikuti, SD pada usia 7 tahun dan tidak boleh memaksakan Calistung sebelum usia 7 tahun. Mengenalkan bentuk huruf tidak apa-apa atau menghitung gelas yang ada di meja, tapi jangan membuat mereka terbebani dengan hal yang sudah dilarang. Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sudjarwo mengatakan, "Memberikan pelajaran calistung pada anak dapat menghambat pertumbuhan kecerdasan mental. Jadi tidak main-main itu, ada namanya 'mental hectic', anak bisa menjadi pemberontak,'' tegas beliau.
Di beberapa Negara lain, malah pemerintahnya mendorong untuk
membaca sejak dini, sebelum masuk sekolah formal. Contohnya di Inggris, Negara yang
kini ditinggali mama Fahdiy dan Nadira. Menurut blogger asal Indonesia ini, tak
masalah kapan usia formal masuk sekolah asalkan sistemnya mendukung. Misalnya jika
anak harus sudah bisa baca tulis di usia dini, maka sebaiknya juga diusahakan Penyediaan
library gratis
dan children centre berkualitas yang mudah diakses masyarakat, Penyediaan PAUD
dan sekolah berkualitas di banyak tempat sehingga tidak perlu berebut untuk bisa
sekolah di sekolah yang baik, rasio guru dan siswa yang masuk akal, dan
seterusnya.
As long as she’s happy…
Membaca tulisan mba Fifi, saya jadi sedikit curcol di
blognya. Jawaban mba Fifi sedikit melegakan, “asal anaknya happy…”
Itu juga yang dikatakan guru Ra saat saya mengatakan
penyesalan saya. “Loh kenapa (merasa bersalah)? Anaknya happy kok. Di kelas
memang diajarkan baca tulis, tapi hanya berupa stimulus. Kalau Ra cape, kami
juga tidak memaksakan …”
“sekolah swasta (seperti sekolahnya Za) memang menerima
murid yang usianya kurang dari 7 tahun. Mungkin karena fasilitas disana
memadai, tidak seperti sekolah negeri…” lanjut guru Ra lagi.
Salah satu guru Ra yang lain juga pernah cerita. Anaknya termasuk
lebih cepat masuk SD. Namun semuanya baik-baik saja dan ia berhasil masuk D3
UI. Sekarang anaknya sudah bekerja sebagai terapis wicara untuk anak
berkebutuhan khusus.
saat kartinian... |
Memang sih sudah banyak kemajuan Ra dibanding awal pertama
masuk sekolah. Dia sudah banyak ngobrol sama teman dan guru. Di rumah juga
berceloteh terus dan banyak cerita tentang kegiatan di sekolah. Dia sudah tidak
ditemani di kelas lagi. Kadang-kadang dia pulang bersama teman-temannya kalau
saya telat menjemput (sekolahnya Cuma beda 5 rumah).
Untuk saat ini saya boleh lega, Ra terlihat baik-baik saja. Toh, pilihannya Cuma 2, mengulang TK lagi atau
lanjut sekolah dan masuk SD swasta saat usia kurang dari 7 tahun. Yang HARUS
saya lakukan adalah selalu ADA untuknya agar ia siap menghadapi lingkungannya.
Sumber referensi:
Anakku sulung Januari, Alya oktober mbak. Nanggung juga. Dulu raka kls 1 j6,5 mbak...mau 7,5 ntar takut ketuaan. Tapi ternyata materi sd berat2 skrng...kdng anaknya msh di dunia maen....materi sekolah mengharuskan serius. Makanya , alya skrng juga blm sekolah mbak. Penakut juga. Centilnya klo di rumah doang. Rencnya besok setaon aja playgroup, 2 tahun tk...baru Sd. Masuk Sd hampr 7 tahun...
ReplyDeletepas ya mba kalo gitu SD nya hampir 7 taun
Deleteanakku semua usianya nanggung mba, lahirnya jan, feb, dan maret
ReplyDeleteyg pertama sekolahnya dicepetin,. yg ke 2 dan ke 3 dituaain ajah deh biar usianya lebih matang..
tapi yang usia cepat juga ga bermasalah juga sih, cuma pas kelas 2 sd pindah ke sdit di jakarta dari sdit di cibinong disuruh ulang kelas 1 lagi sama kepala sekolah disana, di jkt lebih ketat nampaknya utk usia..
oh gitu yaa lebih ketat di jakarta?
Deletejadi ada alsannya yah mba kenapa anak harus masuk SD min umur 7 tahun
ReplyDeleteyupp
Deletejav jg umurnya nanggung, kelahiran januari huhu... rencana masuk sd 6,5 tahun...
ReplyDeletelebih baik lah mak daripada Ra nanti 6 taun (kalo jadi)
DeleteJadi belajar dr tulisan Mba Kania, anak saya masih kecil-kecil, lahirannya juga nanggung...
ReplyDeleteiya mba, bingung sih tapi harus memutuskan
DeleteHmm, repot yah. Aku jadi galau. Sempet kepikiran Aisyah gak perlu masuk TK atau playgroup. Aku ajarin di rumah. Cuma khawatir dia kurang bersosialisasi kayak aku yg dulu dipingit terus :D
ReplyDelete:D
Deleteini masalah yang dihadapi oleh banyak ibu ya mbak...anak saya lahir bulan Maret jadi saya daftarkan disekolah setelah melampaui bulan kelahirannya yaitu tujuh tahun lebih empat bulan karena masuk sekolah negeri... :)
ReplyDeletelebih sedikit ya mba untuk kesiapan anak :)
DeleteSi bungsu dulu masuk SD pas usia 5th krn kelahiran juni. Sekarang SMP masuk kelas akselerasi pula, cuma 2 th. Jadi SMA tahun depan umurnya masih 14th. Aku khawatir sih krn dia jadi susah ditegasin dan didisiplinkan. Suaraku naik dikit langsung nangis, ngambek. Pusing deh.
ReplyDeleteMemang sih usia 7 tahun merupakan waktu dimana anak bisa mulai membuka wawasan baru. Biasanya para orang tua menginginkan anaknya masuk SD pada usia 6 tahun biar gak terlalu tua saat lulus nanti.
ReplyDeleteStlh baca artikel ini sy jd makin mantap. Anak sy laki2 kelahiran 17 agustus 2015, & memutuskan utk memulai pendidikan Tk A thn depan 2020.., krn sy menilai scr psikologis thn ini blm siap.. & lbh memilih di usia yg lbh matang utk bersekolah.
ReplyDeleteSaya mau bertanya,apakah anak 6 Thun kurang bisa masuk SD ,tpi lahir di bulan September
ReplyDeleteMungkin tergantung kesiapan anaknya ya, kalau anak sudah bisa baca tulis terus realtif mandiri ke toilet mungkin bisa saja pa. Mhn maaf kalo salah
DeleteAnakku lahir april enaknya masuk TK 4 lebih apa 5 lebih ya
ReplyDeleteAnak saya lahir bln desember akhir 2016, besok masuk tk umur 5.5 thun,yang bikin galau rencana masuk sd mau 6,5 atau lbh baik 7,5 ya? Tolong masukannya, wlpun si anak sudah bisa baca tapi masih galau ntr smpnya kl negeri usia lebih ketat. 🙏
ReplyDeleteSama bun, anakku kelahiran desember 2016, lg galau juga, mau msuk SD 6,5 anaknya msh labil, mau masuk 7,5 kok takut ketuaan
DeleteSama ya bun, lagi galau, anak saya yg ke dua lahir januari jadi sd nya bingung mau 6 lebih atau 7 lebih, kl kakaknya lahir juli jd masuk sd ny 7 pas
Delete