Alhamdulillah, Kami Masih Selamat!

Sabtu kemarin, adalah hari yang istimewa buat salah satu adik ipar. Ia akan menikah. Tentu saja ini peristiwa membahagiakan bagi saya dan keluarga besar. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain menemukan pendamping hidup yang akan menemani hari-hari kita. Datang ke pesta pernikahan dan mengaminkkan doa untuk pengantin, saya selalu berharap doa yang sama untuk kelangsungan rumah tangga.

Sabtu pagi sebelum Subuh, saya sudah bersiap menanti supir yang akan membawa kami ke Kota Kembang. Za dan Ra dibangunkan, dipakaikan pakaian yang layak. Kami semua dalam sekejap sudah siap menyambut hari bahagia sang pengantin.

5 menit, 10 menit, sejam, kenapa pak supir gak datang juga. Pak supir ini seorang teman dari teman suami yang biasa kami sewa jasanya kalau hendak keluar kota. Saat saya Tanya suami, beliau bilang ternyata pak supir ini mengantar orang lain dulu, entah kemana.

Haa? Bagaimana bisa begitu? Kita sudah harus sampai ke lokasi jam 8 pagi. Bagaimana bisa ia mengantarkan orang lain dulu? 

Siap diderek :(
Petugas derek lagi ngatur jalanan

Walau gak habis pikir, saya akhirnya memilih menunggu.

Ketika pak supir datang, kita ternyata tak bisa langsung berangkat karena harus membetulkan ban mobil yang kempes dulu. Aarrrggh!!

Akhirnya, lega rasanya saat bisa meninggalkan rumah. Bismillah, dengan diawali membaca doa naik kendaraan, kami berangkat. 

Suasana pagi itu cukup lengang dan mendung. Mobil melaju cepat di jalan tol sehingga membuat Ra ngantuk. Ia tertidur di pangkuan saya. Lama-lama, Za juga mengantuk dan ikut tertidur di pangkuan saya. Saya juga mulai menutup mata. Bangun di pagi buta kali ini ternyata tidak membuat badan segar, tapi sebaliknya. 

patah ><
Kaca pecah
Beberapa kali pak supir juga seperti mengantuk. Setidaknya, 2 kali saya merasakan mobil tiba-tiba berbelok menghindari mobil di depan. Suami bertanya, apa pak supir mengantuk, apa mau berhenti dulu untuk istirahat. Ia menjawab tidak, mungkin gak enak karena kita sedang mengejar waktu.

Tiba-tiba…

Sekonyong-konyong dalam mata tertutup saya merasa arah mobil berubah, oleng, tambah cepat, dan….BRUK!!!! Mobil yang harusnya berjalan di lajur kanan, kini berhenti di lajur kiri. Kepala saya membentur kursi depan. Za terlempar ke bawah setelah menubruk bagian tengah mobil terlebih dulu, dan menangis sambil meneriakkan kata “sakit”. 

Seketika ada hawa emosi. Pak supir membela diri bahwa ia mengejar waktu. Ia berusaha memundurkan mobil, namun tak bisa.

Saya memilih untuk diam dan beristighfar, menarik Za, memangkunya, mengelus bagian yang sakit dan menenangkannya. Pipi kiri Za merah dan bengkak.

Didorong rame di bengkel
Suami menelepon layanan Derek. Tak berapa lama, ada mobil menepi di lajur kiri. Petugas tol berseragam biru keluar, bertanya apa yang terjadi dan memeriksa mobil. Barulah kami tahu, ban mobil terjepit lubang pembatas jalan tol, gak bisa keluar. Mobil ringsek dan kaca depan kanan pecah karena menabrak pembatas tol. Rangka mobil depan juga sebagian lepas dan pintu mobil sebelah kanan gak bisa dibuka sempurna.

Saat mobil Derek tiba, kami disarankan untuk kembali pulang karena mobil benar-benar gak bisa jalan. Mobil pun diderek menuju kantor Jasamarga. Disana kami harus membayar kerugian akibat menabrak pembatas jalan tol sebesar 1,3 juta! Ibarat pepatah, “Sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Sudah nabrak dan mobil rusak, disuruh bayar pula.

Bersyukur, mobil masih ada jaminan asuransi. Mobil pun diderek ke Motoreco, bengkel resmi yang menangani asuransi mobil kami. 

Seperti tak terjadi apa-apa, Za dan Ra kembali ceria saat menunggu suami dan pak supir mengurus administrasi. Mereka makan kue-kue yang kami bawa sebagai bekal di kantor Motoreco yang nyaman karena ber-AC.

Alhamdulillah, hanya bengkak

istirahat di kantor Motoreco

Saya kecewa karena gak jadi menghadiri pernikahan adik ipar. Saya hanya berdoa supaya mereka menjadi pasangan yang bahagia dan diridhai Allah SWT. Namun, saya juga bersyukur. Allah SWT masih melindungi nyawa kami. Alhamdulillah, kami masih selamat. Uang bisa dicari, nyawa tak bisa diganti.

Kami hanya perlu mengambil hikmah dan melakukan introspeksi dari kejadian ini. Agar lebih matang persiapannya untuk satu peristiwa penting keluarga besar.  

Comments

  1. Waduuhh.. Alhamdulillah pada selamat ya mak

    ReplyDelete
  2. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiuun
    alhamdulillah tidak ada yang terluka ya mak..
    memang ngantuk dan jalanan yang lengang tuh kombinasi yg harus diwaspadai.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak, pas tikungan lagi..masih banyak harus bersyukurnya ga nabrak orang

      Delete
  3. Innalilahi, Allhamdulilah selamat ya mbak. Palingngeri memang kalau sopir mengantuk ya mbak

    ReplyDelete
  4. alhamdulilah masih dalam lindunganNYa ya Mba..

    ReplyDelete
  5. Waduhhhh. Alhamdulilah semua selamat. Semoga tidak terjadi lagi mak, lebih hati-hati dan jaga stamina sebelum ke luar kota

    ReplyDelete
  6. Ya Allah, Mbak. ALhamdulillah ya anak-anak masih ceria dan semuanya berada dalam Lindungan-Nya.

    ReplyDelete
  7. Ya Allah mak nia, alhmdulillah bgd ya mak, selamat smua, smoga kita trhindar deh dr yg begini2, smoga pak sopir jg bner2 ngambil peljran dr kejadian ini amin

    ReplyDelete
  8. Yaa...nggak jadi nikahan. Tp untung, mobil aja penyok...tp yang didlm selamat. Nggak dibawa ayahnya za n ra aja mb..?

    ReplyDelete
  9. Yaa...nggak jadi nikahan. Tp untung, mobil aja penyok...tp yang didlm selamat. Nggak dibawa ayahnya za n ra aja mb..?

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)