Alhamdulillah, Kami Masih Selamat!
Sabtu kemarin, adalah hari yang istimewa buat salah satu
adik ipar. Ia akan menikah. Tentu saja ini peristiwa membahagiakan bagi saya
dan keluarga besar. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain menemukan
pendamping hidup yang akan menemani hari-hari kita. Datang ke pesta pernikahan
dan mengaminkkan doa untuk pengantin, saya selalu berharap doa yang sama untuk
kelangsungan rumah tangga.
Sabtu pagi sebelum Subuh, saya sudah bersiap menanti supir
yang akan membawa kami ke Kota Kembang. Za dan Ra dibangunkan, dipakaikan
pakaian yang layak. Kami semua dalam sekejap sudah siap menyambut hari bahagia
sang pengantin.
Haa? Bagaimana bisa
begitu? Kita sudah harus sampai ke lokasi jam 8 pagi. Bagaimana bisa ia
mengantarkan orang lain dulu?
Siap diderek :( |
Petugas derek lagi ngatur jalanan |
Walau gak habis pikir, saya akhirnya memilih menunggu.
Ketika pak supir datang, kita ternyata tak bisa langsung
berangkat karena harus membetulkan ban mobil yang kempes dulu. Aarrrggh!!
Akhirnya, lega rasanya saat bisa meninggalkan rumah.
Bismillah, dengan diawali membaca doa naik kendaraan, kami berangkat.
Suasana pagi itu cukup lengang dan mendung. Mobil melaju
cepat di jalan tol sehingga membuat Ra ngantuk. Ia tertidur di pangkuan saya. Lama-lama,
Za juga mengantuk dan ikut tertidur di pangkuan saya. Saya juga mulai menutup
mata. Bangun di pagi buta kali ini ternyata tidak membuat badan segar, tapi
sebaliknya.
patah >< |
Kaca pecah |
Beberapa kali pak supir juga seperti mengantuk. Setidaknya,
2 kali saya merasakan mobil tiba-tiba berbelok menghindari mobil di depan. Suami
bertanya, apa pak supir mengantuk, apa mau berhenti dulu untuk istirahat. Ia menjawab
tidak, mungkin gak enak karena kita sedang mengejar waktu.
Tiba-tiba…
Sekonyong-konyong dalam mata tertutup saya merasa arah mobil
berubah, oleng, tambah cepat, dan….BRUK!!!! Mobil yang harusnya berjalan di
lajur kanan, kini berhenti di lajur kiri. Kepala saya membentur kursi depan. Za
terlempar ke bawah setelah menubruk bagian tengah mobil terlebih dulu, dan
menangis sambil meneriakkan kata “sakit”.
Seketika ada hawa emosi. Pak supir
membela diri bahwa ia mengejar waktu. Ia berusaha memundurkan mobil, namun tak
bisa.
Saya memilih untuk diam dan
beristighfar, menarik Za, memangkunya, mengelus bagian yang sakit dan
menenangkannya. Pipi kiri Za merah dan bengkak.
Didorong rame di bengkel |
Suami menelepon layanan Derek. Tak
berapa lama, ada mobil menepi di lajur kiri. Petugas tol berseragam biru
keluar, bertanya apa yang terjadi dan memeriksa mobil. Barulah kami tahu, ban
mobil terjepit lubang pembatas jalan tol, gak bisa keluar. Mobil ringsek dan
kaca depan kanan pecah karena menabrak pembatas tol. Rangka mobil depan juga
sebagian lepas dan pintu mobil sebelah kanan gak bisa dibuka sempurna.
Saat mobil Derek tiba, kami
disarankan untuk kembali pulang karena mobil benar-benar gak bisa jalan. Mobil pun
diderek menuju kantor Jasamarga. Disana kami harus membayar kerugian akibat
menabrak pembatas jalan tol sebesar 1,3 juta! Ibarat pepatah, “Sudah jatuh
tertimpa tangga pula”. Sudah nabrak dan mobil rusak, disuruh bayar pula.
Bersyukur, mobil masih ada jaminan
asuransi. Mobil pun diderek ke Motoreco, bengkel resmi yang menangani asuransi
mobil kami.
Seperti tak terjadi apa-apa, Za
dan Ra kembali ceria saat menunggu suami dan pak supir mengurus administrasi. Mereka
makan kue-kue yang kami bawa sebagai bekal di kantor Motoreco yang nyaman
karena ber-AC.
Alhamdulillah, hanya bengkak |
istirahat di kantor Motoreco |
Saya kecewa karena gak jadi
menghadiri pernikahan adik ipar. Saya hanya berdoa supaya mereka menjadi
pasangan yang bahagia dan diridhai Allah SWT. Namun, saya juga bersyukur. Allah
SWT masih melindungi nyawa kami. Alhamdulillah, kami masih selamat. Uang bisa
dicari, nyawa tak bisa diganti.
Kami hanya perlu mengambil hikmah dan
melakukan introspeksi dari kejadian ini. Agar lebih matang persiapannya untuk
satu peristiwa penting keluarga besar.
Waduuhh.. Alhamdulillah pada selamat ya mak
ReplyDeletealhamdulillah mba
DeleteInna lillahi wa inna ilaihi rajiuun
ReplyDeletealhamdulillah tidak ada yang terluka ya mak..
memang ngantuk dan jalanan yang lengang tuh kombinasi yg harus diwaspadai.
iya mak, pas tikungan lagi..masih banyak harus bersyukurnya ga nabrak orang
DeleteInnalilahi, Allhamdulilah selamat ya mbak. Palingngeri memang kalau sopir mengantuk ya mbak
ReplyDeletealhamdulilah masih dalam lindunganNYa ya Mba..
ReplyDeleteWaduhhhh. Alhamdulilah semua selamat. Semoga tidak terjadi lagi mak, lebih hati-hati dan jaga stamina sebelum ke luar kota
ReplyDeleteYa Allah, Mbak. ALhamdulillah ya anak-anak masih ceria dan semuanya berada dalam Lindungan-Nya.
ReplyDeleteYa Allah mak nia, alhmdulillah bgd ya mak, selamat smua, smoga kita trhindar deh dr yg begini2, smoga pak sopir jg bner2 ngambil peljran dr kejadian ini amin
ReplyDeleteYaa...nggak jadi nikahan. Tp untung, mobil aja penyok...tp yang didlm selamat. Nggak dibawa ayahnya za n ra aja mb..?
ReplyDeleteYaa...nggak jadi nikahan. Tp untung, mobil aja penyok...tp yang didlm selamat. Nggak dibawa ayahnya za n ra aja mb..?
ReplyDeleteAlhamdulillah masih selamat ya Mbak...
ReplyDeleteSepertinya kondisi pak sopirnya sedang dalam keadaan ngantuk saat itu.
Salam,