Cerita Dalam Sepotong Pizza

"Mba, mau jodohin ya? Gak mau!"

Saya langsung nuduh. Mba Ti, rekan kerja senior saya, langsung menepis sambil mesem-mesem.

"Nggak, beneran. Cuma minta tolong temenin makan-makan."

Uh, saya pengen nolak sebenarnya karena..ya itu..mencium bau-bau perjodohan. Waktu itu, saya kayaknya kurang dewasa menyikapi perjodohan. Tapi saya gak bisa nolak juga kalau dimintai tolong. Ya sudah, saya pun berangkat dengan mbak Ti. Di lokasi yang dituju, beneran sih kami cuma makan-makan dan ngobrol dengan teman mbak Di, seorang lelaki single keren yang merupakan kontributor di tempat kami kerja.

Tapi, karena saya cuma nemeni, ya gitu deh..jadi merasa gak nyambung dan ada di dunia lain. Kayaknya saya aja yang ke-GR-an berasa dijodohin. Mereka berdua asyik-asyik aja ngobrol dan sesekali nanya saya yang diem aja dan grogi. Dengan canggung saya gunakan pisau dan garpu untuk menyayat pizza yang ada di piring saya.

Pizza. Ya, kayaknya itu pizza pertama yang saya makan. Waah, ini makanan mewah, pikir saya. Canggung bener makannya, pengennya langsung aja nyomot pake tangan. Tapi, jaim atuh..apalagi di depan saya ada lelaki keren, single, dan punya pekerjaan tetap. Harusnya sih itu idaman semua perempuan single (kayak saya waktu itu).

Pizza pertama saya rasanya...hehe jujur lupa. Kayaknya yang diingat cuma agak alot karena mungkin sudah gak hangat pizzanya. Agak kurang menikmati pizza-nya karena grogi. Sayang banget, makanan mahal itu kurang saya nikmati karena grogi. Dasar saya kurang gaul, jadi suka grogi-an. But, thanks anyway, mbak Ti. Pengalaman yang menyenangkan pastinya mengenal kalian berdua.



Itu cerita pizza pertama saya. Ngga, saya gak akan cerita tentang perjodohan. Kayaknya itu nanti aja di tulisan lain. Saya mau cerita makanan yang lagi saya suka saat ini, walau belum sukses bikin dan jarang beli. Pizza!

Saya lupa kapan Za dan Ra pertamakali makan pizza. Mungkin kalau Za saat sekolah TK-nya mengunjungi gerai pizza. Saya sendiri belum pernah bikin sendiri adonan pizza, karena gak mudah mendapatkan ragi dekat rumah. Kadang, bikin aja roti tawar diolesi saus tomat dan dikasih toping sosis, terus dipanggang. Gitu aja Za dan Ra udah seneng. Pernah beli dough pizza yang sudah jadi di supermarket, tapi gak puas sama rasanya yang keras dan kering setelah dipanaskan.

Katanya, pizza asli Italia justru yang bentuknya tipis. Saya sendiri lebih suka yang tebal dengan toping macam-macam di atasnya. Mungkin karena udah terbiasa yang tebal. Jadi pas nyoba makan pizza yang tipis, kurang menikmati aja rasanya.

Suatu hari sepulang les Alqur’an, Za pulang dengan berlari-lari. Tangan kiri mengapit Alquran dan tangan kanan memegang pizza yang diberi alas tissue.



“Mi, kakak dikasih pizza sama Zaina. Nanti kalau mau beli pizza, ke mamanya Zaina aja ya!” Za langsung laporan.

Pizza yang Za bawa malam itu adalah pizza tipis dengan toping sosis. “Ooh, oke.” Jawab saya. Rupanya, salah satu orangtua teman les Za punya usaha bikin pizza dan lagi kasih sample ke anak-anak les. Nama usahanya Zaza Pizza. Mm, rasanya lumayan lah. Harganya juga terjangkau. Waktu itu masih promosi, harganya 35 ribu rupiah per pizza. Murah kan? Yang tinggal di sekitar Pondok Aren, Tangerang Selatan, kalau minat pesan pizza ke Zaza Pizza silahkan hubungi langsung nomor telepon di foto.

sumber
Di Indonesia, setahu saya ada 2 restoran pizza yang sudah bersertifikat halal, yaitu Pizza Hut dan Dominos Pizza. Memang biasanya kita udah menganggap pizza makanan halal, tapi kita gak pernah tahu bahan-bahan yang dipakai sudah halal atau belum. Kalau saya, akan lebih tenang jika sudah jelas dapat sertifikat halal dari majelis Ulama Indonesia (MUI).
 
Dulu, saya, Za, dan Ra, sempat makan di Pizza Hut di Bxchane Mall Bintaro karena ditraktir kakak. Dan, beberapa hati lalu, juga sempat mampir ke Dominos Pizza untuk memenuhi janji sama Za dan Ra beliin pizza.
 
Sehabis cukur rambut Za di Ixobox, kita mampir di Dominos Pizza yang masih ada di area pusat belanja yang sama. Kita pesan 1 liter Fanta merah dan paket value Deal 3 yang terdiri dari 1 pizza (isi 6 potong), 1 buah choco lava cake, dan 1 porsi potate wedges. Sebelum bayar, kasirnya Tanya apa mau extra topping gak. Kalau mau tinggal tambah 7000-an. Total yang harus saya bayar sebesar 103 ribu. Saya bayar pake voucher MAP sebesar 100 ribu dan uang cash 3000 rupiah.



Sampai di rumah, Za dan Ra langsung menyerbu pizza-nya. saya yang memilih untuk sholat dulu, jadi gak konsen teringat pizza hehe. Ra yang seringkali minta disuapi kalau makan, Alhamdulillah dengan inisiatif sendiri mau makan sendiri. Dia terima pizza yang saya kasih dan nyam..nyamm..makan sendniri dengan lahap bersama Za.

Pizza-nya masih hangat, jadi lapisan rotinya masih empuk. Karena pake extra topping, keju dan dagingnya terasa banget. Pokoknya, enak deh. Makannya langsung pake tangan, gak perlu pisau dan garpu. Dalam sebuah video berjudul “STOP Eating It Wrong” dikatakan bahwa cara yang paling tepat untuk memakan pizza adalah dengan langsung menggunakan tangan. Sebelum dimakan, pizza dilipat dua terlebih dulu, sehingga pinggirannya berfungsi sebagai pegangan dan semua topping berada di antara rotinya. Dengan cara ini pizza bisa dinikmati dengan rapi tanpa topping yang jatuh sia-sia.

pizza, yummy...^^

potato wedges
 
choco lava cake

Choco lava cake-nya saya gak sempet saya cobain karena diabisin sama Za dan Ra. Potate wedgesnya..lumayan lah, lebih enak dicocol sausnya yang punya rasa asem pedas manis.

Dominos Pizza ini dikenal sebagai ahlinya Pizza Delivery. Merek pizza asal Amerika ini punya 70 outlet di 6 kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, Bandung, dan Bali. Order Dominos pizza bisa secara online melalui website resminya di www.dominos.co.id, dengan terlebih dahulu register sebagai member. Atau, bisa juga menggunakan Domino’s Mobile application dari ponsel kita.

Share juga yuk cerita pizza-mu!

Comments

  1. ngileeer aku dulu dibelikan kakak Pizza, enak banget tapi gak menikmati hahahha lupa2 gitu deh. Terus bikin sendiri deh :)

    ReplyDelete
  2. Penasaran kelanjutan proses perjodohanya. Eh,

    Hu'um domino.pizza dah halal, jadi ga was-was lagi deh

    ReplyDelete
  3. Belum pernah nyoba domino pizza Biasanya langganan Pizza Hut aja. Soalnya agak susah nemuin gerai Domino Pizza di deket sini

    ReplyDelete
  4. Enak yg tipis ksyaknya ya teh, lebih kemriyuk

    ReplyDelete
  5. mungkin saya harus ngajak anak-anak nyicipin selera Pizza ya mba, maklumlah lidah ini lidah wong jowo..hehehe :D jadi belum pernah sama sekali makan pizza :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin topingnya yg dirubah jd selera jowo mba :D

      Delete
  6. Ooo..cara makan pizza tu begitu toh.*baru tau

    ReplyDelete
  7. siang-siang gini melihat potato wedges + choco lava cake-nya jadi tambah lapar Mbak Kania :)

    ReplyDelete
  8. aduuh ngilerr banget liat pizzanya, langsung meluncur deh ke domino pizza yg deket sama rumah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asik bgt deket dr rmh, sy hrs 2 x naik angkot. Eh mba kan bisa delivery

      Delete
  9. Hmm. jadi ingin sekali makan pizza. Udah lama nggak makan pizza, mba. Aku sih suka pizza yang tebel dan tipis sih. PAling suka kalau toping kejunya banyaak. Hihii

    ReplyDelete
  10. KOK..aku pengen kelanjutan soal pizza dan perjodohan ya...hahahah

    ReplyDelete
  11. aah penasaran niih ada apa di balik pizza pertama dan perjodohan qiqiqi #kepoo

    ReplyDelete
  12. Iya bener, makan pizza itu langsung pake tangan. Sebelum tau, ei juga sama, makan pizza pake pisau dan garpu hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. lebih ribet ya, kalo pake tangan langsung hap masuk mulut

      Delete
  13. Di cilegon cuma ada pizza hut aja mak.. aku belum pernah cobain domino's pizza. kayanya enaak yah.

    ReplyDelete
  14. Liatnya jd kepengen bgtt...pasti bsk langsung jd menu utama sy ini, karna berhubung skrng udh mlm

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah ini mba, kalo buat sahur enak dan praktis kayanya ya

      Delete
  15. Saya pertama kali makan pizza itu exciting banget. "Oh, gini toh rasanya pizza. Emang enakkk..." hihihi... katrok ya :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)