Memperkenalkan Permainan Masa Kecil Pada Anak

Masa kecil saya di sebuah desa di Jawa Barat dihabiskan dengan bermain di luar rumah. Saya naik pohon jambu yang ada di belakang rumah dengan kakak dan adik. Saya bermain masak-masakan dengan teman-teman dan menyantap hasil masakan di sawah. Saya bermain lompat tali menggunakan rangkaian karet. Saya bermain petak umpet, petak benteng, bola bekel, bongkar pasang, dan sebagainya.

Main adalah kebutuhan anak. Banyak hal yang bisa didapatkan dengan bermain. Badan jadi sehat karena bergerak (untuk permainan yang banyak melakukan gerakan), sosialisasi, melatih motorik, dan sebagainya. Dengan bermain, anak merasa senang dan saat itulah guru dan orangtua bisa memasukkan nilai-nilai yang baik. 

Za dan Ra, mereka banyak menghabiskan waktu di rumah jika tidak sekolah dan les. Jadi saya pun harus berkreasi dengan berbagai permainan agar mereka tidak merasa bosan.  


Katanya, anak sekarang tuh anak gadget. Gadget begitu mudah diperoleh dan semakin terjangkau. Tak heran, banyak orangtua yang membelikan anaknya gadget. Kalau saya alhamdulillah gak beli. Ayah Za dan Ra dapat doorprize dari sebuah acara kantor berupa sebuha Ipad. Gadget itulah yang seringkali dipakai Za dan Ra untuk bermain games kesukaan mereka, atau mencari referensi pelajaran.

Tapi main gadget ada juga masa bosannya. Dan memang harus dibatasi agar mata tidak rusak dan anak tidak kecanduan. Maka saya memperkenalkan beberapa permainan masa kecil saya kepada anak, diantaranya:

1. Petak umpet

Biasanya yang main cuma bertiga yaitu saya, Za, dan Ra. Kita bergantian saling jaga setelah melakukan hom pim pa. Yang kebagian jaga, akan menghitung angka sesuai kesepakatan. Sembunyinya gak jauh-jauh, di ruangan sekitar rumah saja. Ketika menemukan tempat sembunyi lawan, Za dan Ra akan senang, tertawa dan menjerit.

2. Bongkar Pasang

Ini permainan berupa boneka kertas yang bisa dipakaikan baju-baju cantik. Biasanya saya beli di tukang mainan yang lewat depan rumah. Saya main sama teman perempuan saya, kadang berdua atau bertiga. Selain bongkar pasang, kami jga menyebutnya dengan cerita-ceritaan.


Nah, suatu hari saya beli sebuah produk yang ada hadiahnya bongkar pasang. Aaah, langsung deh saa teringat akan masak kecil saya. Lalu saya mainkan permainan tersebut sama Ra. Ra seneng bangettt. Tapi sekarang udah gak tau kemana tuh mainan ini. Sekarang jarang nemu mainan seperti ini karena di komplek jarang ada tukang mainan lewat.

Permainan ini bikin Ra jadi pintar bercerita karena kami harus memainkan berbagai karakter permainan bongkar pasang. Lumayan melatih imajinasi anak dan mengembangkan kosakata yang ia punya. Walau mainan bongkar pasangnya sudah gak ada, Ra masih suka main bercerita dengan menggunakan boneka-bonekanya.

Ini Ra waktu 3 tahun

3. Main masak-masakan

Masaknya sih sebenranya beneran, hanya saja sambil momong anak hehe. Saya pernah ngajak Za dan Ra bikin berbagai kreasi makanan, dari mulai donat, kue pisang, membuat sop, dan sebagainya. Tapi biasanya saya beri mereka pekerjaan yang ringan-ringan seperti memotong sayur, bersihin bawang, melumatkan pisang, atau mencelupkan donat ke topingnya.

Di sekolah Za dan Ra juga ada kegiatan fun cooking secara rutin, kalau gak salah setahun sekali atau 2 kali. Biasanya masakan yang dibuat sesuai dengan tema yang sedang dipelajari. Sepertinya, bagian yang paling disukai Za dari main masak-masakan ini adalah bagian...makan! Hehe, kalau itu sih saya juga suka.

Manfaat main masak ya selain bantuin ibunya (hehe..), juga tentu saja mengenalkan berbagai jenis makanan sama anak. Anak juga belajar berani kotor, secara Za dan Ra ini kalau kena noda sedikit langsung maunya cuci tangan. 

membuat kue kukus pisang kurma

4. Petak Benteng

Nah, kalau ini saya mainakn dulu sewaktu saya masih ngajar. Petak benteng ini harus dimainkan dengan banyak anak. Anak-anak dibagi 2 kelompok. Di sestiap kelompok, harus ada 1 orang yang menjaga benteng. Anak-anak yang lain tugasnya menangkap lawan. Lawan yang sudah ditangkap akan berbaris dengan merentangkan tangannya, berharap akan dibebaskan oleh anggota kelompoknya. Kelompok yang kehilangan banyak anggotanya, dialah yang kalah.

Permainan ini bermanfaat untuk mengembangkan kreatifitas anak dalam membebaskan anggota kelompoknya, memupuk keberanian dan peduli, dan sebagainya.

Selain di rumah, Za juga pernah bercerita bahwa di sekolahnya juga kadang guru memperkenalkan permainan tradisional, misalnya petak jongkok. 

Masih banyak sih sebenarnya permainan masa kecil yang belum saya perkenalkan saya za dan Ra. Tapi, apapun permainannya yang penting permainan tersebut bisa memberikan nilai-nilai yang positif buat Za dan Ra.

Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Permainan Masa Kecil yang diselenggarakn oleh Mama Calvin dan Bunda Salva


Comments

  1. Aku juga suka main bola bekel dan bongkar pasang itu dulu ngetrend banget ya.

    ReplyDelete
  2. Baru denger soal Petak Benteng :)


    Terima Kasih sudah ikut GA saya dan mbak Lidya

    ReplyDelete
  3. ada beberapa permaianan zaman dulu yg saya perkenalkan juga pada anak2 saya

    ReplyDelete
  4. iya sama aku juga ngenalin ke anak, cuma jarang dipraktekan, malah ga pernah kalo dah gede gini susah yaaa...

    mainnannya depan gadget aja

    ReplyDelete
  5. sekarang anak lebih suka bermain otak ya mbak bukan fisik lagi hehehe. Tapi tugas kita nih supaya kreatif mengajarkan berbagai permainan. Terima kasih sudah berpartisipasi ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)