Saya Membolehkan Anak Membaca Komik!
Saat senggang atau saat beres-beres rumah, saya suka iseng mengobrak-abrik lemari buku keluarga. Barangkali saja ada buku yang belum dibaca. Hehe, ketahuan ya kerenya. Belilah buku baru, bu! Ehem, oke, saya mengaku suka baca buku tapi tidak mengalokasikan dana untuk beli buku. Tidak sesering dulu maksudnya. Sekarang, kalau ingin membaca buku baru, saya berusaha mendapat ebook gratis atau pinjam buku lewat aplikasi Ijak. Kalau lagi jalan-jalan dan ada dananya, tentu saja saya tak melewatkan beli buku.
Saya menemukan beberapa komik lama di lemari, entah milik saya atau suami. Ah, saya sudah agak kurang berselera sama komik. Saya berikan komik-komik itu sama Za. Ada komik Paman Gober dan Detektif Conan. Za antusias sekali. Pulang sekolah saat bosan main gadget, komik-komik itu dibacanya dengan serius.
Dulu saya juga penyuka komik Paman Gober, tapi dalam level yang biasa saja dibandingkan komik lain yang lebih girly seperti Candy-candy dan semacamnya. Rasanya, suprised aja karena komik kesukaan saya dan suami semasa anak-anak sudah dibaca anak saya. Hiks, jadi berasa banget nambah umurnya.
Berbagai karakter Disney memang selalu menarik termasuk Paman Gober ini. Paman Gober merupakan karakter pendukung di Dunia Bebek. Paman Gober adalah bebek tua yang kaya, berjanggut, berkacamata, tinggal di rumah besar dan punya koin keberuntungan. Pada tahun 1952 Paman Gober diberi serial komiknya sendiri yang masih ada sampai sekarang.
Kok saya bolehin anak baca komik? Kan Paman Gober ini sombong dan pelit (baca: hemat sekali)!
Ya, saya bolehin dia baca komik, tentu saja pilih-pilih. Seperti halnya menonton televisi, saat anak baca komik pun kita harus siap di dekatnya, bertanya padanya: "Apa yang membuatmu suka baca komik ini?", "apa yang kamu dapatkan dari komik ini?", dan sebagainya.
Paman Gober mendapatkan kekayaannya tidak serta merta, tapi melalui usaha dan kerja keras. Itu yang bisa dipelajari dari Paman Gober. Selain itu, ada saja hal baru yang membuat Za penasaran. Seperti malam tadi. Ia tiba-tiba bertanya saat sedang membaca komik Paman Gober, " Mi, Kondor itu apa ya?"
Seingat saya, Kondor itu nama burung. Maka saya pun googling dengan kata kunci Burung Kondor. Saya perlihatkan gambar dan definisi Burung Kondor yang ada di smartphone. Si kecil Ra pun jadi ikut-ikut antusias melihat rupa Burung Kondor di smartphone. Besok-besok, entah dia akan menemukan apa lagi yang baru yang akan menambah pengetahuannya.
Tak bisa dipungkiri, dengan membaca komik imajinasi anak bertambah karena deskripsi karakter dalam komik yang begitu detail. Minat baca anak pun semakin tinggi karena membaca komik biasanya lebih cepat.Gak apa-apa membaca komik sebagai gerbang menumbuhkan minat bacanya. Walau begitu, saya tetap meminta Za membaca juga buku yang lain seperti buku pelajaran sekolah, buku sejarah Nabi Muhammad SAW, dan sebagainya. Walau Za lebih suka komik, tapi biasanya Za mengikuti saran saya dengan syarat: tidak terlalu banyak ><!
Gimana dengan sahabat Petualangan Za & Ra? Apakah anaknya boleh juga membaca komik? Kenapa? Komik apa yang biasanya dibaca anak?
Anak saya yang cowok juga suka komil mbak...bahkan kadang buku tulisnya juga jadi komik; digambari macem2. Sukanya komik KKPK... Aku malah bingung klo baca komik; mecah konsentrasi jadi 2, gambar dan tulisan :-)
ReplyDeleteIya saya juga udah ga mudeng baca komik, sekalinya baca biar nyambung aja sm
DeleteAnak
Ya, anak saya juga suka komik, tapi dulu lebih sering saya yang baca komik, haha. Entah sepertinya sekarang harga komik dan buku pada umumnya kok makin mahal, ya. Di rumah, bacaan untuk anak lebih banyak novel anak dan pictorial book. Komik ada beberapa saja. Membaca apapun menurut saya bagus untuk anak-anak, asal kontennya sesuai dengan umurnya.
ReplyDeletesetuju mba :)
Deleteyang penting di dampingi ya mak, karena kadang2 anak suka bertanya di luar jangkauan kita, anak saya baru sebatas baca majalah bobo dan dongeng, itupun masih asyik liat gambarnya...
ReplyDeleteSama, Ra juga karena blm bs baca baru seneng liat gambar sambil dikenalin huruf
DeleteSama mak, di rumah juga bacaannya komik. Masih senang Doraemon sih. Tapi, dibalik komik2 selalu ada pesan moral yg ga langsung ditulis. Hanya terkandung dalam makna tersirat. Gitu setau ku mak :)
ReplyDeleteSelamat membaca buat kakak
makasih yaa
DeleteAku jg mak.. bbrp kali memperkenalkan komik zaman kecil dl, seperti candy2, paman gober, tini, bobo.. hahahaha.. jadi kliatan ya nih umurnya :p
ReplyDeleteiyaaa
Deleteaku juga gak ngelarang anak baca komik selagi yg dibaca gak yang aneh2, malah anak pertamaku jadi agak jago gambar karena tadinay suka niru2 gambar di komik akhirnya bisa berkreasi, samapi dia bikin kalender hasil gambarnya sendiri
ReplyDeletesaya juga sempat suka gambar gambar mak karena terinpsirasi dari komik2, dulu bahkan saya suka desain baju sendiri trus dianter ke tukang jahir. karena ga ditelatenin ya udah deh sekarang ngajarin anak gambar gunung dan mobil aja di rumah hehe
Deletesaya setuju sekali dengan artikel ini, dari pada anak - anak bermain terus mendingan di suruh baca komik :)
ReplyDeletemain juga perlu sih, ya ganti2 aja biar ga bosen :D
Deletewah bacaannya Conan, sama kaya pascal mbak
ReplyDeletetoss Pascal :)
DeleteTapi jangan sinchan ya, Za. Anak saya belum setahun udah suka buka2 majalah, gaya banget. Heheh
ReplyDeleteUntung ga punya komik sinchan :D
DeleteAnak ke dua dan ketiga saya juga hobi baca komik. Bukan hanya suka membaca melainkan malah suka bikin komik.
ReplyDelete