Ra, Si Putri Salju
Dalam rangka memperingati Hari Kartini, sekolah Ra
mengadakan lomba mewarnai dan lomba fashion
show. Saya pun mengikutkan Ra di lomba tersebut sebagai bentuk partisipasi
dan proses sosialisasi Ra dengan lingkungan sekolahnya.
Setiap orangtua pasti ingin anaknya menjuarai lomba. Gak
bisa dipungkiri, saya pun demikian. Namun menurut Dr. Scheuerer-Englisch (psikolog
lembaga konsultasi keluarga, pendidikan dan anak, di Regensburg, Jerman) ukuran
anak-anak dibandingkan orang dewasa sangat berbeda dalam urusan persaingan. Selama
ini yang terjadi di lingkungan kita, persaingan tak hanya melibatkan sang anak
namun orangtua juga terlibat. Padahal seharusnya persaingan antar anak (balita)
dibiarkan saja menjadi persaingan atau kompetisi diantara mereka.
Anak-anak melihat persaingan sebagai bagian dari kegiatan
bermain. Pada masa ini orang tua bertugas mengarahkan anak agar persaingan
berlangsung sehat. Artinya, persaingan tanpa campur tangan orang dewasa
merupakan bagian dari kegiatan bermain, mendorong anak meningkatkan
keterampilan atau kemampuan, dan menempa daya juang anak.
Kompetisi kecil sebenarnya sudah sering dijumpai di rumah.
Misalnya, siapa yang makan lebih dulu, boleh main lebih lama, dan sebagainya.
Saya juga tanpa disadari suka menerapkan ini, sampai jadi rusuh sendiri karena
Za dan Ra tak hanya makan namun juga berteriak. Akhirnya saya sendiri yang kerepotan
dan berusaha menenangkan mereka. Menurut pengalaman Dr. Scheurer-Englisch, cara
ini cenderung membentuk anak haus kompetisi dan ingin menang sendiri, atau anak
jadi berpamrih.
Maka, dari awal Ra ikut lomba saya berusaha untuk tidak
terlalu banyak berharap. Dia mau ikut lomba saja, saya sudah cukup bersyukur.
Lomba fashion show
sekaligus puncak perayaan Hari Kartini diadakan hari Sabtu kemarin. Dari rumah,
Ra sudah antusias memakai kostum Snow White yang ia pilih sendiri di tempat
penyewaan kostum. Tema lomba fashion show kali ini adalah baju karakter. Berkali-kali
baju itu dipakai dan dilepasnya untuk diperlihatkan ke kakak Za dan ayahnya, sebelum
akhirnya benar-benar dipakai ke acara lomba.
Untuk make-up, saya cuma mempertegas alis dan memakaikan
bedak dan lipstik. Saya kurang terampil mendandani diri, apalagi orang lain.
Dalam hati, saya udah teriak aja, “Tuluuuung, tuluuung” karena berusaha
merapikan alis Ra aja sampai keringat dingin. Akhirnya, seadanya saja tanpa
diberi eye shadow dan blush on seperti teman-teman Ra lainnya. Toh, alat tempur
dandannya juga cuma seadanya. Aduuuuh, lomba fashion show anak TK aja repot amat ya. Yang repot emaknya,
maksudnya. Anaknya malah happy aja,
terutama karena pakai gaun ala princess
gitu.
Anak-anak menyanyikan beberapa lagu yaitu lagu Indonesia
Raya, Ibu Kita Kartini, dan beberapa lagu lainnya. Saya sudah harap-harap cemas
saja kalau Ra tidak akan mau tampil bernyanyi dan fashion show. Eh, ternyata mau juga dengan didampingi gurunya.
Walau setelah itu, turun panggung dengan berurai air mata dan…minta balon yang
dijual di luar pagar sekolah. Aah, rejekimu abang tukang balon!
Setelah parade kostum karakter di sekitar lingkungan sekolah
Ra, acara diakhiri dengan pengumuman lomba dan makan-makan. Ra emang gak juara,
tapi keliatannya cukup senang karena semua anak dapat bingkisan makanan dari
sekolah. Ra juga sudah belajar tentang sebuah tekanan kecil saat harus tampil
di depan banyak orang. Makasih ya, Ra udah berani. Kalau Ra mau belajar, Ra
bisa melakukan apa saja seperti yang sudah Ra lakukan ini.
Oh ya, kostum karakter Ra disewa dari Adinda Collection.
Disana koleksinya cukup lengkap, mulai dari baju daerah dan baju karakter, baik
dewasa maupun anak. Lokasi tokonya di Ruko Komplek Perumahan Villa Bintaro
Regency, Jalan Raya Jombang-Ciledug, Pondok Aren, Tangerang. Silahkan, yang
butuh baju karakter atau baju daerah, bisa langsung datang ke Adinda Collection.
Sumbere referensi: www.ayahbunda.co.id
sepakat, saya juga anak mau ikutan dan memberikan yang terbaik dlm kegiatan lomba saja itu sudah prestasi ya Mba
ReplyDeletekalo menang ya , alhamsulillah deh
iya mba, kalo menang itu bonusnya :D
DeleteJadi teringat salah satu tulisan yang mengatakan bahwa anak2 di Indonesia itu dominam Kompetisi ketimbang menjadi individu yg mampu kontribusi pada kelompok.
ReplyDeletewow, iya kah??
Deletecantik, mirip bgt ma snow white deh
ReplyDeletemakasih tantee
DeleteWah, kostum Ra mirip banget Putri Salju.
ReplyDeleteKalau di sini saya belum nemuin persewaan kostum karakter, adanya baju ada mba.
peluang usaha tuh mba
Deletebuat anak2 menang itu bonus,yang penting bahagia bisa pakai kostum macam2 ya mak
ReplyDeleteiya :)
DeleteAnak-anak emamg perlu berkompetisi supaya punya keinginan utk maju. Sbg ortu, kalah or menang tetep kasi dukungan :D
ReplyDeleteiya mba, ortu harus lebih legowo ya kalo anak kalah :)
DeleteCantiknya Zara. Bisa jadi duta Disney nih. Hihihihi.
ReplyDeleteTapi emang gitu Kali ya, kalo ada lomba anak2 yg berkompetisi ya ortunya. Huahahaha
Eh za Dan ra itu beda ya? Maaf ya maksudnya si Ra kece banget
ReplyDeleteza kakaknya Ra adiknya :D
Deletemengajarkan anak untuk memiliki jiwa kompetisi dan sportif dalam menerima kekalahan memang sangat baik ya kak jika diajarkan sejak dini
ReplyDeleteRa berani yah mba :) kostumnya cocok sama kakak ra..
ReplyDeleteJadi deg2an klo kaina udah sekolah kaya gini, hehe.
di satu sisi bagus ya mbak mendorong anak menjuarai suatulomba tapi harusnya orang tua juga memberingkan pengenrtian kompetisi yg sheat
ReplyDeletewah ikutan lomba, Boleh sih agar anak belajar untuk kalah atau menang dan dari awal harus sudha diberi tahu konsekwensi kalau ikut lomba agar anak tidak sedih saat gak menang
ReplyDelete