Kamera Ponsel, Saksi Sejarah Tumbuh Kembang Anak
Memiliki
anak adalah hal yang luar biasa bagi orangtua. Anak adalah harta yang tak
ternilai karena meneruskan tradisi yang baik dalam keluarga. Namun, anak juga
adalah ujian dari Yang Maha Memberi. Dalam proses mendidik, menjaga dan
menyayanginya, seringkali membuat orangtua diliputi berbagai rasa baik suka
maupun duka.
Saya
bersyukur tak harus menunggu lama untuk mendapat momongan. Dua bulan setelah
menikah, saya dinyatakan mengandung. Saya banyak membaca buku parenting sebelum
bayi lahir. Namun, setelah bayi pertama saya, bayi Za lahir ke dunia, semua
ilmu parenting yang pernah saya baca itu banyak yang terlupa saking groginya.
Memiliki
anak itu, walau repot, bisa menjadi sumber kebahagiaan dan sumber semangat
orangtua. Ayah semangat mencari rejeki ya demi anak. Ibu semangat mengurus
keluarga ya demi anak juga. Rasanya, masih teringat di benak, beberapa momen
dengan anak yang membuat saya bahagia dan bersyukur. Momen-momen istimewa itu
tak lupa saya simpan melalui media kamera ponsel agar suatu saat bisa saya
ceritakan kembali pada anak-anak saya, Za dan Ra.
Setiap
momen istimewa yang terjadi, secara spontan saya mengeluarkan handphone dan
memotretnya. Alhamdulillah, mungkin
ini yang namanya rejeki orang yang menyempurnakan setengah agama (baca: menikah).
Karena pertamakalinya saya memili handphone yang ada fasilitas kameranya itu
setelah menikah dan punya anak. Dulu mah waktu single, boro-boro punya handphone
berkamera. Punya handphone yang bisa
kirim SMS dan menelepon saja sudah sangat bersyukur.
Foto-foto
anak yang berhasil saya abadikan saya simpan di handphone dan media sosial
seperti facebook dan blog. Tapi, karena kamera dan blognya sempat
berganti-ganti, jadi ada foto anak yang sebagian hilang, hiks. Handphone
berfasilitas kamera sudah saya ganti sekitar 3 kali karena rusak dan sebagian
foto anak tidak sempat saya simpan. Dulu saya juga menyimpan beberapa foto anak
di www.multiply.com
dan tidak sempat menyelamatkan foto-foto tersebut ketika multiply akhirnya ‘gulung
tikar’.
Sekarang-sekarang,
setelah banyak mendengar berita tentang kejahatan terhadap anak, saya lebih
berhati-hati menyimpan foto anak di media sosial. Saya memilih menyimpan foto
anak di salah satu media sosial favorit yaitu facebook dengan setting private. Menyimpan
foto anak di media sosial saya rasa lebih mudah dan murah dibanding
mencetaknya. Walau resiko buruknya tetap ada, seperti kejahatan media sosial
dan kemungkinan hilangnya foto-foto kenangan tentang anak.
Kalau
dikumpulkan, rasanya lengkap deh fase tumbuh kembang anak yang saya abadikan
melalui kamera ponsel. Mulai dari saat mereka lahir, bayi, batita, balita, dan
kini anak-anak.
1. Periode
Kelahiran
Hiks,
sayangnya saya tidak punya foto Za saat baru dilahirkan. Tapi ingatan tentang
prosesnya masih terekam di benak. Za dilahirkan di kampung halaman saya karena
permintaan orangtua. Maklum, waktu itu saya ibu baru, belum banyak mengerti
apa-apa tentang melahirkan bayi dan merawatnya. Kenangan saya tentang bayi Za,
diingatkan oleh sebuah foto saat ia dipangku adik saya. Usianya 5 bulan saat
itu engan pipi gembul karena minum ASI-nya cukup rakus.
Bayi Za (kurang lebih 5 bulan) dipangku oleh omnya (adik saya) :) |
Za menggendong bayi Ra, dibantu oleh neenknya (ibu saya) |
Sementara
itu, Ra lahir di sebuah rumah sakit swasta di Tangerang. Za begitu gembira saat
ia tahu memiliki seorang adik bayi. Ibu saya yang menemani saya di rumah sakit saat
itu, menaruh bayi Ra di pangkuan Za dan saya pun mengabadikan senyum lebar Za!
2.
Periode Batita
Periode
ini adalah periode kerepotan dan kegembiraan saat mengajarkan anak-anak dasar
kehidupan. Repot menyiapkan makanan pendamping Air Sucu Ibu (ASI), memberikan
ASI dengan segala suka dukanya, menyapih, belajar jalan, belajar bicara dan
yang lainnya. Namun juga periode kegembiraan saat anak sehat karena ASI yang
cukup, mau makan makanan yang kita buat, melihat anak berusaha keras berjalan,
mendengar nama kita sebagai orangtuanya dipanggil, dan sebagainya.
Melihat
album foto anak di facebook, kadang membuat saya haru. Ternyata di usia batita,
Za sudah pernah jalan-jalan ke luar negeri ke rumah uwanya di Singapura. Saya juga dibuat senyum-senyum sendiri melihat
tingkah Ra yang menggemaskan saat belajar tengkurap dan berguling, belajar makan
sendiri, belajar shalat dan main sama kakak Za. Merawat satu batita dan satu
balita tanpa asisten itu melelahkan tapi juga membahagiakan saat melihat
sendiri tumbuh kembang mereka berjalan dengan baik.
Masa batita Za :) |
3.
Periode balita
Pada
periode ini, anak-anak sudah bersekolah untuk belajar hal yang baru lagi seperti
bersosialisasi, belajar berbagi dan berkompetisi. Rasanya bangga saat Za bisa
menjadi juara dalam beberapa lomba di sekolah dan Ra berani tampil dalam pentas
seni di sekolah tanpa menangis.
Sekarang
Za sudah 9 tahun. Beberapa tahun ke depan, ia akan menjadi anak remaja. Semoga
saya bisa terus mendampingi Za dan Ra dalam masa-masa senang dan sulit mereka
bertumbuhkembang. Dan tak lupa mengabadikannya lewat kamera ponsel yang sudah
menjadi saksi sejarah tumbuh kembang anak sejak mereka dilahirkan.
Za dengan pialanya sebagai juara 2 english fun games di sekolahnya |
Asyiknya Jika
Bisa Mengabadikan Tumbuh Kembang Anak Menggunakan Zenfone 2 Laser ZE550KL
Salah satu ponsel yang handal untuk mengabadikan
tumbuh kembang anak adalah produk keluaran Asus, salah satunya yaitu Zenfone 2 Laser ZE550KL.
Smartphone ini didukung teknologi laser autofocus yang diklaim akan
meningkatkan kecepatan autofocus saat membidik objek foto. Fitur laser
Autofocus terbukti menjadi salah satu fitur fotografi mobile tercanggih sat
ini.
Zenfone 2 laser ZE550KL memilikii layar seluas 5.5 inci dengan
resolusi HD 720p, dan teknologi pelindung layar Gorilla Glass 4. handphone ini
juga memakai layar berjenis IPS (In-Plane
Switching) Display dengan kerapatan pixel cukup tinggi dan
tampilan visual yang enak dipadang dalam berbagai sudut layar mencapai
178 derajat.
Zenfone 2 Laser ZE550KL memiliki kamera depan 5
Megapixel yang mengusung lensa wide angle
dan aperture sebesar F/2.0, sehingga sangat memuaskan saat dipakai berfoto
selfie disegala kondisi cahaya, baik siang hari ataupun malam hari. Selain itu,
sudut lensanya juga sangat besar, yakni 85 derajat
sehingga membuatnya optimal saat dipakai berfoto selfie rame-rame.
Pada kamera bagian belakang Zenfone 2 Laser ZE550KL dilengkapi
lensa berkekuatan 13 Megapixel yang didukung teknologi laser autofocus dengan
aperture f/2.0 beserta lampu LED Flash berteknologi Dual-Tone Flash. Teknologi fotografi yang diusung Asus Zenfone
Laser membuatnya mampu membidik foto lebih cepat, dan menghasilkan foto lebih
tajam saat dipakai memotret objek pada kondisi tempat bercayaha rendah. Selain
itu, Asus juga mengoptimalkan kameranya dengan pemrosesan Asus PixelMaster yang
dibekali mode Manual dan HDR.
Aduuuh, asyiknya andai saya bisa
memiliki Zenfone 2 Laser ZE550KL dan
menikmati sejarah tumbuh kembang anak lewat foto-foto yang dihasilkan.
Ternyata,
Mengenang Masa Lalu Atau Nostalgia Ada Manfaatnya!
Kata Nostalgia, berasal dari
bahasa Yunani “Nostos” artinya kembali, dan “Algos” artinya kesusahan.
Nostalgia memiliki pengertian menderita kesusahan karena ingin kembali ke suatu
tempat, waktu, atau kejadian masa lalu. Dulu nostalgia dianggap sesuatu yang
negatif, bahkan sebagai penyakit. Riset tentang nostalgia baru dilakukan 30
tahun terakhir yang menghasilkan kesimpulan yang menarik.
Ternyata, mengenang
masa lalu atau nostalgia itu ada manfaatnya loh. Saya kutip manfaat nostalgia
dari tulisan seorang Business Motivational Speaker, Tanadi Santoso.
“Nostalgia mempunyai fungsi khusus untuk otak kita yaitu meningkatkan mood kita, mempertinggi keyakinan diri, dan menguatkan hubungan sosial. Secara umum nostalgia akan membawa dampak psikologis yang baik. Kebanyakan orang mengasosiasikan nostalgia dengan perasaan hangat, jaman dulu, masa kecil, yang memercikkan kebahagiaan.”
Dalam sebuah survey pada tahun
2006 di Inggris, 79 persen dari 172 mahasiwa bernostalgia setidaknya sekali
seminggu dan 16 persen melakukannya setiap hari. Percobaan itu juga
menunjukkan bahwa orang lebih sering bernostalgia ketika dia sedih, dan selalu
yang diingat adalah hal-hal yang positif. Hal ini menunjukkan nostalgia lebih
sering membangkitkan emosi positif saat susah.
So, mari kita bernostalgia, salah satunya dengan
cara melihat foto-foto lama kita dan anak-anak lalu mengambil hal yang positif
dari cerita-cerita di dalamnya. Melihat foto-foto
anak-anak, seringkali membuat saya bahagia dan bersyukur. Kadang foto-foto Za
dan Ra saat kecil saya perlihatkan pada mereka dan mereka akan menyambutnya
dengan tawa.
Saya juga tidak menyangka bahwa saya
berhasil melewati masa-masa yang sulit, baik ketika melahirkan atau mengasuh
anak-anak. Masa yang sulit itu akan menjadi pelajaran berharga dan peringatan,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam:
لاَ ÙŠُÙ„ْدَغُ
الْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ُ Ù…ِÙ†ْ جُØْرٍ ÙˆَاØِدٍ Ù…َرَّتَÙŠْÙ†ِ
“Seorang yang beriman tidak terperosok
di satu lubang yang sama dua kali” (Hadist Bukhari dan Muslim).
Tulisan diikutsertakan
dalam 'Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com'
Sumber referensi:
http://www.tanadisantoso.com/v6/business-wisdom-detail/9607112013034553/manfaat-mengenang-masa-lalu/
http://hariangadget.com/harga-asus-zenfone-2-laser/
Toss, Mbak
ReplyDeleteAku mengabadikan setiap moment perkembangan Baby Juna juga menggunakan kamera ponsel :)
tosss :)
DeleteFoto-foto masa lalu yang lucu2 itu, aku gemes, mbak :)
ReplyDeleteiyaaaa :)
DeleteEmang kudu diabadikan ya, Mbak. Biar nanti ketika mereka dewasa memiliki rekaman yang tampak melalui foto. Saya sendiri senang melihat foto2 saya masih kecil, terkadang membawa kenangan tersendiri dan kisah yang berada di baliknya ;)
ReplyDeleteBiar tidak melupakan sejarahnya, kata orang bijak mah :)
Deletesepertinya para orang tua masa kini rata-rata suka banget mengabadikan tumbuh kembang anak ya mbak. saya suka gemes sendiri kalau liat foto ataupun video anak yang di-share teman saya di sosmed. jadi ikut senang melihatnya :)
ReplyDeletetapi memang kalau bisa jangan terlalu diekspos sih, takutnya dimanfaatkan pihak-pihak tertentu. akan lebih bijak kalau jadi koleksi pribadi ya mbak :)
Iya mba takut jg kalo terlalu mengekspose foto anak
DeleteAku juga mengabadikan tumbuh kembang anakku, kalau ada rezeki kucetak
ReplyDeletesalam kenal mba, add balik ya mba :)
salam kenal juga :)
DeleteSebuah foto bisa membawa kita untuk bernostalgia ke masa itu. hehee...
ReplyDeleteTerima kasih sudah ikutan GA Aku dan #KameraPonsel. Good luck.
ReplyDeletemakasih mak :)
Delete