Perkembangan Motorik Anak Usia 9 tahun
Sore itu, Za turun dari mobil jemputan. Ia langsung masuk ke dalam rumah, mengunci pintu, menyimpan sepatunya di rak sepatu. Sementara tas ia taruh begitu saja di lantai. Ia langsung menyalakan televisi sambil berkata, "Mi, kakak mau nonotn tivi ya!"
Namun tak lama kemudian, ia membuka kulkas, menutupnya lagi lalu menghampiri saya yang lagi masak di dapur sambil berkata. "Mi, kakak mau manggaa.."
"Nggak ada mangga, pepaya aja mau? Enak kok, seger seperti mangga.." Jawab saya sambil memperlihatkan pepaya yang siap dikupas di dapur. Jelas, pepaya beda rasanya seperti mangga. Tapi segarnya tentu saja tak jauh beda karena pepayanya sudah cukup matang dan dingin karena baru keluar dari kulkas.
"Ah ya, kakak mau! Kakak kupas sendiri ya!" Ia menawarkan bantuan. Saya mengangguk, walau dalam hati sedikit ketar-ketir. Perasaan yang wajar untuk orangtua yang ingin anaknya terampil tapi takut ia terluka.
Perlahan, Za mengupas kulit pepaya. Seringkali bagian pisau yang tajam mengarah ke tangannya (terbalik) sehingga saya mengingatkannya berkali-kali bahwa arah pisaunya belum benar. Kupasannya juga tebal dan tak rata, bergerinjul layaknya permukaan bulan (padahal saya belum pernah ke bulan juga hehe).
Tapi saya biarkan. Ia begitu asyik dan sesekali tertawa ke arah saya. Saya tak tega membiarkan keasyikannya terganggu. Saya hanya mengawasinya sesekali, terutama ketika tangannya udah mulai dekat ke mata pisau.
Anak seusia Za, sedang berusaha mengembangkan kemampuan motorik dasarnya. Menurut beberapa sumber, perkembangan motorik anak usia 9 tahun meliputi:
- Meningkatnya kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik
- Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
- Keterampilan lebih individual
- Ingin terlibat dalam sesuatu
- Menyukai kelompok dan mode
- Mencari teman secara aktif
Menstimulasi motorik anak tidaklah harus mahal dengan membeli permainan yang baru. Salah satu caranya, libatkan saja ia dengan kegiatan rumah tangga yang ringan.
Ketika pepaya selesai dikupas, Za memotongnya sesuai petunjuk saya. Tidak semua ia potong karena potongan-potongan pepaya segar itu sudah menanti untuk dinikmati. Sisanya, tentu saja yang menyelesaikan memotong pepaya itu.
Anakku kalau pakai pisau harus diamati. Takutnya melukai. Tapi ya mau nggak mau harus tetap diajarin ya mba :)
ReplyDeleteiya mba, sesekali biarin aja
Deleteka alinga juga 9 tahun mba...
ReplyDeletesudah mulai melatih motorik halusnya juga, tp sy masih pilih2 kalau dia mau pegang alat dapur atau pisau...klo yg mudah sy lepas klo yg agak riskan biasanya sy bantu
Memang ya Mba, kalau tidak diajari sejak sekarang, akan menjadi terlalu over protected ya ke anak. Kasian jadinya, tapi tetap harus diawasi. Masukan juga nih buat saya, jadi bisa setidaknya paham kira2 kapan waktu tepat untuk mempercayai memegang pisau dan alat dapur.
ReplyDelete