Latihan Nulis, Yuk!
Mau doong latihan
menulis sama bu Kania!
Begitu kata seorang teman di salah satu grup yang saya
ikuti. Kalau diminta seperti itu, terus terang saya sendiri bingung karena
tidak menguasai standar penulisan yang benar. Saya menulis, ya menulis saya apa
yang ingin saya tulis. Perkara ejaan, tanda baca, dan sebagainya itu bisa
dipelajari sambil jalan.
Macam-macam alasan orang untuk menulis. Dari mulai
menyalurkan hobi, sebagai terapi, atau tuntutan pekerjaan. Dengan latihan,
semua orang pasti bisa menulis karena menulis itu sesuatu yang bisa dipelajari
seperti hal lainnya. Kata orang saya ini termasuk pendiam, tapi saya pernah
mengajar yang megharuskan saya banyak berbicara di depan orang. Hal itu bisa
saya lakukan karena melalui proses latihan, ada berbagai program training
mengajar yang saya ikuti sebelum dan selama mengajar.
Banyak cara untuk latihan menulis yang mulai bisa kita
lakukan, misalnya:
1. Menulis di buku diary
Aaa, buku diary! itu jaman dulu banget! Iya, saya suka
menulis di buku diary saat duduk di bangku SMP dan SMA. Mungkin dulu alasannya
pelampiasan aja kali ya, karena hati yang galau. Halah. Terus, buku diary juga
biasanya cantik-cantik dan harum-harum, jadi menarik untuk diisi dan
dipeluk-peluk hihi.
Mungkin, latihan menulis di buku diary bisa kita terapkan
kepada anak agar hobi anak menulis dan corat-coret tersalurkan. Kan biasanya
kalau anak-anak menulis, tak lengkap jika tidak disertai gambar. Saya pernah
meminta Za untuk menulis secara rutin tentang kegiatannya di buku tulis biasa.
Tapi karena sekolahnya sampai sore, di rumah sudah capek, inginnya main bebas
sebelum malamnya berangkat mengaji. Jadi, program latihan menulis rutin gagal
dan hanya dilakukan sesekali saja.
Oh ya, waktu SMA saya punya buku diary yang saya isi bersama sahabat dekat saya. Nah, bisa juga tuh buku diarynya kita tulis bersama anak bergantian. Jadi selain belajar menulis juga menciptakan kedekatan anak dan orangtua.
Oh ya, waktu SMA saya punya buku diary yang saya isi bersama sahabat dekat saya. Nah, bisa juga tuh buku diarynya kita tulis bersama anak bergantian. Jadi selain belajar menulis juga menciptakan kedekatan anak dan orangtua.
2. Menulis di blog
Untuk ibu-ibu seperti saya, mungkin menulis di blog adalah
hal yang tepat karena sudah mulai bisa menerima krtiik dan saran. Banyak kok
yang bisa kita tulis di blog. Misalnya saja berbagai tips yang pernah kita
praktekkan, resep masakan sehari-hari, sampai cerita keseharian yang lucu atau menginspirasi.
Oh ya, Za juga sudah punya blog, tapi baru satu postingan karena belum ada
kesempatan lagi. Mampir sebentar ya kalau lagi senggang ke
www.zaidanfi.blogspot.co.id.
3. Menulis komentar
Menulis komentar (terutama di blog) adalah latihan menulis
juga. Hal ini pernah saya dengar dari salah satu blogger senior, maaf lupa
siapa namanya ><. Jika sedang tidak ada ide menulis, jalan-jalan saja ke
beberapa blog. Baca tulisan mereka dan komentari. Tau-tau, kita sudah menulis
satu paragraf!
Itulah 3 bentuk latihan menulis yang pernah saya terapkan.
Sebaiknya kita imbangi dengan membaca agar pengetahuan kita bertambah, yang
otomatis akan mempengaruhi kualitas tulisan kita juga. Uhuk, ini sih nasihat buat
diri saya sendiri yang sudah jarang baca buku kecuali tulisan di blog lain yang
masih sempat sesekali saya baca.
Nah, sembari latihan menulis yang terus kita lakukan,
mulailah mengirim ke media atau menerima job
menulis. Atau mengikuti workshop dan pelatihan yang lebih serius
jika kita ingin menjadikan penulis sebagai profesi.
Sepakat mba bagi saya pribadi menulis di blog, membaca karya orang memberikan insight buat saya ketika nanti akan membuat suatu karya. Dan biasanya saya suka membandingkan hasil tulisan dulu dan sekarang dengan membaca lagi pasti saya akan nemuin perubahan. Nice share mba ^^
ReplyDeleteiya mba, kalo liat tulisan blog di awal ngeblog meni berantakan
DeletePakai gembok juga nggak Mbak diary-nya?
ReplyDeletesaya punya beberapa buku diary mba, sebagian pake gembok hehe
DeleteDiary bunga-bunga dan wangi...aduh jadi ingat jaman baheula, waktu masih kecil. Selain koleksi diary juga koleksi kertas surat, terus tuker-tukeran 😉
ReplyDeleteoh iyaaa, kalo saya korespondensi juga :)
Deleteiya bener. banyak baca tulisan orang lain itu pengaruh ke cara kita menghimpun pengetahuan dan akhirnya cara kita menentukan sikap lalu menuliskannya kembali. aku juga lagi ngajarin anakku buat bisa nulis nih.. nggak mudah ternyata
ReplyDeleteiya mba, Za itu untuk nulis satu kalimat aja mikirnya lamaa
DeletePaling enak sih kalo ada tawaran job paid review bu, kita seperti merasa tertantang untuk menulis secara maksimal lagi...
ReplyDeleteSaran dari para ahli bahasa, Tanda baca dsb jangan dipelajari sambil berjalan bu, soalnya kalo dipelajari sambil berjalan pasti capek bu, mendingan sambil duduk aja ➕ ngopi. Hihihi, peace ah
hihi, iya sih sambil ngopi paling enak :)
DeleteSaya dulu juga suka nulis buku diary, sampai banyak banget.
ReplyDeleteKalau sekarang, jarang. Seringnya sih sebagai terapi sekaligus hobi, suka nulis puisi.
Tapi pengen juga nulis selain puisi :D
Salam kenal Mbak :)
salam kenal juga :)
Delete