3 Hal Yang Saya Lakukan Saat Anak Ujian
Minggu ini Za sedang menghadapi mid test (ujian Tengah
semester). Momen ini bukan hanya ujian kesabaran buat anaknya, tapi juga untuk orangtuanya.
Karena selalu ada tarik menarik antara anak dan orangtua. Anak inginnya main
terus, dan orangtua ingin anaknya belajar agar nilainya bagus. Apalagi jika
kedua orangtua memiliki cara yang berbeda dalam mendampingi anak belajar, suasana di rumah akan semakin tegang.
Za ini anak yang mudah diarahkan sih, insyaallah ya. Dia
senang main, tapi juga mau belajar. “Mi, kakak takut nilai ujiannya jelek.”
kata Za. Saya mengartikan ini sebagai pintu agar Za mau belajar. “Kalau gitu,
kakak harus berusaha belajar buat mid test.” Kata saya.
Za ini tipe anaknya yang harus ditemani saat belajar dan
inginnya sambil diajak ngobrol. Dia mau baca sendiri sih materi pelajarannya,
tapi lebih suka diajak berdiskusi karena mungkin lebih nyaman bagi dia dan
lebih merasa didukung.
Sering saya merasa repot saat harus melakukan hal lain
bersamaan dengan waktu anak belajar. Misalnya saat mau memasak atau tulisan
belum kelar, Za banyak ini dan itu dan minta ditemani belajar. Adiknya Za juga pencemburu.
Melihat kakaknya asyik berdua sama uminya, dia mencari perhatian dengan naik ke
pundak umi, nubruk-nubruk umi, dan bagusnya sih semalam malah minta dikasih
soal tambah-tambahan, biar seperti kakaknya belajar menjelang ujian.
Dalam mendampingi anak belajar, setidaknya saya
melakukan 3 hal ini.
1. Delegasikan atau tunda pekerjaan rumah tangga
Ya, karena biasanya Za pengennya ditemani saat belajar untuk
ujian, otomatis saya harus meluangkan waktu. Saya biasanya mendelegasikan
beberapa pekerjaan rumah tangga agar saya tidak terlalu lelah dan waktu bisa
dimanfaatkan untuk meenmani anak. Yang seringnya sih saya tak memasak dan
memesan ke catering langganan. Hihi, alasan aja ya karena malas masak. Pekerjaan
rumah tangga yang menguras tenaga lainnya juga saya tunda, misalnya menyetrika
pakaian, sehingga tenaga dan waktu bisa diberikan untuk menemani anak belajar.
2. Menyiapkan materi ujian.
Terus terang saya hanya membeli buku pelajaran sekolah tertentu
saja. Tidak semua buku saya beli karena sekolah tidak mewajibkan. Materi
pelajaran saya ambil dari soal-soal latihan yang diberikan dari sekolah. lalu
saya membuat sendiri soal-soal latihan untuk Za belajar dengan melihat contoh
soal-soal laltihan yang diberikan sekolah.
Oh ya, saya juga punya satu buku berisi materi kelas 4 SD
dan soal-soal latihannya. Buku ini saya temukan tak sengaja di Gramedia lalu
saya beli untuk Za. Memang tidak sepenuhnya lengkap karena tiap buku materi ada
saja perbedannya. Namun buku ini cukup membantu dalam belajar anak. Materi yang
kurang, biasanya saya cari di internet.
3. Memberi motivasi dan doa
Ini yang lebih utama. Anak harus selalu dikasih motivasi
agar ia semangat dalam belajar. Kalau Za, motivasi dari dirinya sendiri sudah
ada karena dia tidak ingin nilai ujiannya jelek. Tinggal saya menambahkan bahwa
kita harus berusaha semampu kita dan terus berdoa sama Allah SWT agar Dia
memudahkan ujian. Doa orangtua pada anaknya juga adalah doa yang mustajab, akan
dikabulkan Allah SWT jika dilakukan dengan sungguh-sungguhh.
dan kalo aku ikut deg2 dan bahkan kadang lebih senewen dari anaknya hahahaha
ReplyDeleteiya huhu
Deleteya hal yang paling deg2an saat anak2 ujian ya Emaknya. Malah lebih rempong dari pada anaknya yg cuek2 aja hahahaa
ReplyDeleteiya ya duuuh
DeleteSama mbak...anakku juga ujian. Kali ini tematik..,satu malem mesti review bbrp mapel jadinya... Ibunya ribut krn nggak paham2..si anak cuek aja...ini yang sering bikin gregetan.
ReplyDeleteEntahlah Mbak, saya tipe yang tenang-tenang saja. Untuk belajar, Mbak Nai lebih sering didampingi abinya. Jatah saya, ngurus adeknya biar nggak ganggu Mbaknya belajar :D
ReplyDeletesaya juga tipe yg tenang2 saja mba malahan terbilang cuek....mengingatkan anak saja dan banyak2 doain mereka ....
ReplyDeletesama nih mba, anak saya juga kudu didampingin kalo belajar dan mau ujian
ReplyDelete