Percakapan Sebelum Tidur
Tadi malam..
Pulang dari les tahfidz
anak-anak sekitar jam 9 malam. Saya sudah ngantuk. Saya harus segera menidurkan
Za dan Ra agar besok bisa bangun pagi. Begitu sampai rumah, saya langsung makan dan meminta Za dan Ra untuk minum suplemen mereka, buang air kecil dan
gosok gigi, lanjut tidur.
Setelah semua siap tidur,
Za malah duduk di kursi belajarnya. Mulutnya menceracau tak jelas sambil
memegang kertas berisi gambar-gambar yang dibuatnya.
“Pow pow pow.. dezing dezing…brrrr..bzzz bzzz bzzz….jdfghkhg..”
Saya yang sudah berbaring
di tempat tidur merasa terusik. Tak jarang ini dilakukannya dan hal itu sangat
berisik. Pernah, kemarin saya kurang tidur karena begadang, ada pekerjaan yang
harus dilakukan. Paginya kebetulan libur Pilkada, saya ingin membayar
kekurangan tidur saya. Setelah ijin sama Za dan Ra, saya mencoba tidur. Mata mencoba
terpejam, tapi telinga terus menangkap suara Za dan Ra yang tak berhenti
ngobrol, berteriak, bermain, bersenda gurau, dan bertengkar sambil tak henti
mengaduk-aduk kotak berisi lego –yang kalau lagi diaduk-aduk bunyinya super
berisik-. Akhirnya saya malah bangun lagi dan tak jadi tidur.
Daripada marah tak jelas,
lebih baik mencoba berdamai dengan menemani anak main. Mereka sudah begitu
bersikap manis dengan bermain berdua dan tak mencoba membangunkan saya.
Kembali ke situasi tadi
malam.
Saya pun akhirnya
bertanya sama Za, “What are you doing?” Sok gaya dengan bahasa Inggris, hehe
kadang-kadang ingin tahu saja apa dia mengerti apa yang saya maksud.
“Hehe, ini aku lagi bikin
sound buat ini..” Jawab Za sambil
terkekeh, matanya memandangi barisan gambar komik yang dibuatnya. Oalah,
ternyata itu alasannya.
Kalau kita tidak
bertanya, kita tak akan menemukan jawaban.
Za dan Ra belum mau tidur
saat saya ajak mereka naik ke tempat tidur. Za asyik corat-coret, begitu juga
dengan Ra. Lalu saya tercenung di atas tempat tidur, sambil memikirkan konsep
postingan saya berikutnya yang ingin mengangkat tema pertemanan.
Melihat saya bengong, Za
pun langsung bertanya. “Umi juga ngapain bengong?”
“I’m thinking about
something” Jawab saya.
“Mikir apa?” Tanya Za
lagi.
“Umi lagi mikir. Dulu
waktu sekolah, teman umi cukup banyak. Tapi sekarang, rasanya teman umi sedikit
karena masing-masing sibuk dengan keluarganya, ngasuh anaknya. Jadi, Za manfaatkan
waktu di sekolah untuk mencari teman (yang baik) sebanyaknya ya. Kalau sudah
dewasa nanti tak akan sempat main lagi.”
Za terdiam, lama. Lalu
berkata, “Hehe (tertawa hambar)…menyedihkan!”
Saya sungguh tak menduga
jawaban saya bisa membuat Za sedih. Saya tak bermaksud begitu. Saya Cuma berharap,
Za bisa mengambil sesuatu dari kalimat saya, untuk banyak memiliki teman (yang
baik), bukan musuh. Langsung saja saya bilang, “Tapi sekarang umi dan
teman-teman umi masih bisa ngobrol kok, kan ada facebook, whatsapp, SMS, dan
yang lainnya.”
Memang tak semua hal
harus diceritakan. Tapi saya butuh teman berbagi dan mengajarkan kehidupan sama
anak. Karena orangtua pun bisa belajar dari anak. Dengan berbagi, kita bisa
saling mengisi. Dengan bercerita, kita bisa saling memahami kebutuhan
masing-masing.
Tak berapa lama kami naik
ke tempat tidur, berdoa, dan jiwa raga kami istirahat sejenak untuk bangun
dengan semangat baru esok hari.
Mba, aku juga sering bersama anak sebelum tidur saling ngobrol tentang aapa saja. Benar banget, kalau kita tak bertanya bagaimana kita bisa tahu :)
ReplyDeleteMencoba berdamai, suka sekali quotesnya Mbak :)
ReplyDeleteGitu ya mbak..aku malah jarang nglakuin ini. Sebelum tidur, anakku minta di bacain buku crita..begitu selesai, anakku main sampai ngantuk..aku pegang hape. Hi..hi..
ReplyDeleteKaLau ngobrol sama anak itu emang ada aja yg 'aneh-aneh' dan bikin orang tuanya jadi lebih mikir, hehehe
ReplyDeleteSaya jarang ngobrol sebelum tidur tapi setiap saat :D. Si bocah soalnya seneng banget ngobrol tinggal gimana sayanya aja mancingnya. Abis itu baru dia cerita panjang lebar.
ReplyDeleteAnak2 kepeduliannya tinggi juga ya. Umi nya bengong langsung ditanya :D BTW untuk pertanyaan in English, mereka tanggap ya.
ReplyDeleteAnak2 emang seneng ya mbak diajak berbincang. Anak2ku yg msh blm lancar bicara aja suka bgt apalagi yg udah bisa bicara lancar :D
ReplyDeletehe eh mbak. mengajarkan nilai sama anak itu pas banget kalau mau tidur. jadi terbawa ke alam bawah sadar.
ReplyDelete