Yervi Hesna, Pejuang ASI Dari Sumatera Barat
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [QS al-Baqoroh : 233]
Itulah ayat Al-quran yang menganjurkan orangtua memberikan Air Susu Ibu
(ASI) pada bayinya. Tentunya ada keutamaan di dalamnya ketika Allah SWT
menurunkan suatu firman-Nya. Dan berratus tahun kemudian, penelitian manusia
membuktikan bahwa ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi manusia.
ASI mengandung 200 zat gizi dan memberikan kekebalan buat bayi hingga 20
kali lipat. Dalam ASI terkandung lebih dari 200 unsur zat yang sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan bayi. Zat-zat itu antara lain lemak, karbohidrat,
protein, vitamin, mineral, hormon pertumbuhan, berbagai enzim, zat kekebalan,
dan lain-lain.
Pada ibu yang baru melahirkan, payudaranya
menghasilkan kolostrum yang warnanya kekuningan dan encer. Kolostrum ini
kaya zat gizi dan antibodi yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi. Kolostrum
mengandung protein, mineral, serta vitamin A, vitamin E, dan vitamin
B12. Kolostrum juga mengandung lebih sedikit lemak dan gula
dibandingkan dengan ASI yang diproduksi pada hari-hari berikutnya.
blogmedia.web.id |
Kolostrum berperan membersihkan air empedu dan mucus (meconium) pada saluran pencernaan
bayi. Ini sangat penting karena pada masa sesudah kelahiran, bayi sangat rentan
terhadap infeksi dan lingkungan yang sangat baru baginya. Kolostrum juga
akan menghilangkan rasa lapar pada bayi baru lahir tanpa harus disertai asupan
gula atau susu formula.
Kolostrum akan muncul lagi 30 jam kemudian, artinya
kalau dia tidak segera mendapat kolostrum pertama, dia kehilangan zat bergizi
tinggi dari ibunya. Produksi kolostrum selanjutnya hanya 30 mililiter
sehari, artinya kolostrum diproduksi hanya 1 mililiter dalam 1 jam.
Pejuang ASI dari Sumatera Barat
Yervi Hesna merupakan
seorang perempuan yang sangat peduli tentang pemberian ASI pada bayi. Yervi juga
menyusui sendiri dua putri kembarnya. Ia bersama komunitas Sumbar Peduli ASI membidani
lahirnya Asosiasi Ibu menyusui Indonesia (AImI) cabang Sumatera Barat. Beberapa
tulisannya di blog berisi seputar edukasi ASI yang sangat bermanfaat untuk
orang banyak.
Yervi Hesna, lactivist/konselor/pejuang ASI Sumbar |
Ada banyak ibu yang
memiliki masalah dalam menyusui bayinya, misalnya produksi ASI berkurang. Yervi
dalam salah satu tulisannya menuliskan tiga tips untuk meningkatkan produksi
ASI ibu menyusui.
1.
Menyusui bayi sesering mungkin
Tidak ada cara lain
untuk meningkatkan produksi ASI selain menyusui bayi sesering mungkin. Semakin sering bayi menyusu, membawa rangkasan pada payudara yang akan
diteruskan ke otak. Jika bayi tidak disusui, ASI tidak akan bertambah walaupun
ibu sudah makan dan minum apa pun. Makan
makanan bergizi juga berguna untuk membangun kekuatan dan energi ibu menyusui. Proses
menyusui kadang membutuhkan waktu yang lama dan Ibu menjadi kurang
beristirahat. Disanalah fungsi makanan bergizi untuk menjaga stamina ibu
menyusui.
2. Perhatikan apakah posisi dan perlekatan dalam menyusui sudah benar
Posisi dan perlekatan yang benar dalam meyusui secara signifikan
berpengaruh terhadap kelancaran ASI dan menyusui. Jadi kalaupun ibu menyusui
mengonsumsi suatu produk Booster ASI
yang diklaim bisa meningkat Asi, namun jika posisi dan perlekatan bayi menyusui
pada ibunya tidak benar, maka bayi tidak akan menyusu secara efektif.
3. Rileks
Perasaan yang positif, misalnya perasaan senang terhadap bayi dan
semacanya, akan membantu refleks oksitoksin bekerja yang membuat ASI mengalir.
Sebaliknya perasaan negatif (khawatir, marah, sedih, dan sebagainya) akan
menghambat refleks oksitoksin bekerja.
perbedaan menyusu langsung dan dot (yervihesna.com) |
Dalam tulisannya yang lain, Yervi menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan
dot ketika menyusui bayi karena bisa menyebabkan bayi mengalami bingung puting.
menghisap payudara dan puting memiliki mekanisme
kerja yang berbeda. Bayi memerlukan koordinasi mulut, pipi, langit-langit dan
lidah untuk memeras areola supaya ASI keluar. Puting susu ibu akan 'dibuat'
memanjang untuk memudahkan bayi memeras. Sedangkan ASI yang diberikan dengan
media botol dot, maka ASI dapat dengan mudah mengalir melalui lubang pada dot.
Kepala dot ditaruh diujung lidah dan bayi cukup melakukan gerakan lidah
menyedot sehingga ASI akan keluar terus menerus.
Begitu bayi terbiasa melakukan gerakan menyedot ASI melalui
dot, maka bayi merasa harus melakukan ‘kerja keras’ untuk menghisap payudara.
Hal itulah yang menyebabkan bayi akhirnya menjadi tidak mau lagi menyusu
langsung pada ibunya. Karena dot sudah memberikannya 'kemanjaan'.
Kekurangan dot lainnya yaitu dari segi kebersihan, materi dan
aspek lingkungan. Kehigienisan dot perlu kita waspadai terus karena banyak
lemak susu dalam dot yang sulit dibersihkan. Ibu harus punya beberapa dot untuk
menyusui bayi sehingga harus menyisihkan dana untuk pembelian dot. Dot juga
tidak mudah terurai oleh tanah karena terbuat dari material plastik.
Untuk menangani bayi bingung puting, ibu sebaiknya meluangkan
waktu dengan bayi agar ia belajar menyusu kembali. Hal ini untuk membuat bayi
ingat kembali reflek menghisap (suckling
reflex) yang dipunyainya dan disarankan dilakukan saat bayi sedang rileks.
Jangan lupa untuk tetap memerah ASI selama bayi masih bingung putting, supaya
ASI tetap diproduksi.
Bagi ibu bekerja, gunakanlah media lain selain dot, misalnya
dengan pipet di bulan-bulan awal kelahiran bayi. Kemudian begitu kebutuhan ASI
makin banyak, maka sendok bisa digunakan. Begitu kebutuhan ASI semakin
meningkat lagi, Ibu bisa menggunakan cup
feeder, seperti gelas namun dalam ukuran yang lebih kecil. Jika ibu
menggunakan cup feeder, maka ibu
tidak perlu melakukan penyapihan nantinya.
AIMI dimana Yervi tergabung di dalamya, pada ulang tahunnya
yang ke-9 pada 24 April 2016 lalu, mengkampanyekan menyusui di depan umum dapat
dijadikan sebagai lifestyle. Menyusui
merupakan sesuatu hal yang alamiah sehingga pemandangan Ibu yang tengah
menyusui anaknya pun diharapkan dapat menjadi sesuatu yang tidak aneh dalam
pandangan umum masyarakat. Sama halnya ketika seorang anak lapar, kemudian
orangtua menyuapkan anaknya nasi. Hal yang sama juga terjadi pada bayi yang
menyusu pada Ibunya.
Mbak Yervi saat peresmian AIMI Sumbar |
Oleh karena itu, dukungan lingkungan merupakan faktor penting
pada kesuksesan menyusui. Tidak hanya keluarga terdekat seperti kakek, nenek,
om, tante dan sebagainya, namun juga lingkungan tempat Ibu beraktvitas, seperti
kantor dan tempat umum lainnya. Jadi jangan lagi memandang aneh atau pun merasa
risih kalau ada adegan menyusui di depan kita, toh sekarang celemek menyusui
dapat ditemukan dengan mudah untuk menutupi bagian tubuh yang termasuk aurat.
Saat bayi menyusu, saat itulah sebuah keintiman yang indah antara Ibu dan anak
tengah terjadi, tutur Yervi.
Oh ya, selain aktivitasnya sebagai lactivist atau konselor ASI atau pejuang ASI, Yervi juga punya
segudang kegiatan lain. Ia adalah istri dan ibu dari tiga putri yang salah
duanya adalah kembar. Yervi juga dosen di Universitas Andalas, blogger, dan relawan Kelas Inspirasi. Yang
membuat saya makin salut dengan beliau adalah bahwa beliau juga seorang breast cancer survivor yang sudah
menjalani mastektomi pada payudara kanan beliau. Subhanallah, berkah nian hidupmu mbak, karena penuh dengan
aktivitas yang bermanfaat.
Silahkan, buat yang ingin membaca tulisan mbak Yervi lainnya
bisa berkunjung ke blognya di www.yervihesna.com
dan http://staff.unand.ac.id/yervi/.
Di sana, mbak Yervi juga menulis tentang dunia pernikahan, parenting, review
buku, dunia kampus, dan sebagainya.
Sumber referensi:
Memberi ASI itu memang perlu usaha yang kuat ya, mbak. Saya kemarin hampir satu bulan belajar pelekatan doang. Ini lagi berusaha biar bisa menyusui di depan umum tanpa harus buka-bukaan. Susah euy
ReplyDeleteIya mba, beruntung deh kalo dapat tempat menyusui khusus kalo ngga harus selalu bawa kain/celemek buat nutupi bagian payudara
DeleteMbak Kania.... Kepo deh darimana dapat foto peresmian Aimi. Rasanya ga pernah di publish. Anyway many thanks to you mbak.
ReplyDeletemba Yerviiiii, kan dari blog mba Yervi
Deletewah salut deh sama pejuang2 ASI
ReplyDelete