Dilema Tentang Pendidikan
Artikel utama
Tabloid Halo Jepang edisi Juli 2017 tentang system pendidikan di Jepang, pas
banget dengan momen tahun ajaran baru sekolah di Indonesia. Dalam artikel itu
disebutkan bahwa system pendidikan dasar di Jepang terbukti mampu menghasilkan
sumber daya manusia yang handal. System pendidikan di sana mencakup:
1. Standarisasai
fasilitas sekolah. Semua SD di Jepang wajib memiliki sarana olahraga luar
ruang, indoor stadium, kolam renang, ruang musik, ruang memasak, ruang melukis,
ruang komputer, perpustakaan, dengan standar yang sama.
2. Pendidikan
kemandirian dan kedisiplinan diterapkan melalui kegiatan harian bukan teori. Misalnya
berangkat sekolah berkelompok tanpa diantar orangtua, bersih-bersih kelas dan
sekolah tanpa adanya cleaning service,
makan siang di sekolah dilayani oleh siswa yang bertugas, dan dilanjutkan dengan
sikat gigi bersama.
3. Menyederhanakan
materi pelajaran dengan mengutamakan pengetahuan yang dibutuhkan anak seharih-hari
sesuai usianya.
4. Menerapkan
wajib belajar yang sebenarnya, yaitu tidak ada tinggal kelas dan tidak ada
wajib ujian yang menentukan kelulusan. Jiwa kompetisi anak-anak di Jepang
dididik dalam kontes tim. Keunggulan adalah keunggulan tim, bukan perseorangan.
5. Kegiatan
makan siang di sekolah dengan menu yang memenuhi persyaratan gizi, tidak ada
kantin atau jajanan di sekitar sekolah.
Indonesia memang bukan Jepang dan kita
juga tidak bisa menyamaratakan semua system pendidikan. Saya juga bukan ahli
pendidikan nasional yang bisa menilai system pendidikan di negeri ini. Saya yakin
Indonesia juga juga terus berbenah untuk pendidikan yang lebih baik. Yang bisa
saya lakukan hanya di lingkup kecil keluarga saya, menyemangati anak saya agar
menjadi anak yang mandiri dan soleh/solehah, lalu mengisi kekurangan di rumah
untuk kegiatan yang tidak ada di sekolah. Semoga mereka yang bergerak di bidang
pendidikan pun tetap semangat.
Ini sebenarnya saya gak ngerti ngomong
apa. Saya Cuma lagi miris dengan diri sendiri yang berkutat dengan usaha yang
terbaik untuk pendidikan anak. Juga miris dengan lingkungan sekitar. Pagi ini
naik gojek yang drivernya seorang guru. Ia berangkat ngojek sebelum ngajar. Semoga
waktu anda berkah pa dan bisa mengajarkan kehidupan yang sebenarnya pada
anak-anak didik anda.
Untuk anakku, mari kita hadapi ketakutan
itu bersama. Mari kita sukses bersama. Mari kita senyum bersama. Kadang-kadang
ada situasi sulit yang harus kamu hadapi, its okey. Kamu akan hadapi itu dan
belajar mengatasinya. Semoga saya bisa selalu ada untuk mendampingi dan
memberimu dukungan.
Oh ya, buat anda yang ingin berlangganana tabloid Halo Jepang gratis bisa baca tulisan saya yang ini http://www.rumahmayakania.com/2015/02/tabloid-halo-jepang-gratis.html
Oh ya, buat anda yang ingin berlangganana tabloid Halo Jepang gratis bisa baca tulisan saya yang ini http://www.rumahmayakania.com/2015/02/tabloid-halo-jepang-gratis.html
Waw, asik juga sistem di Jepang ya. Aku mau banget ke sana hehehe
ReplyDeleteSedih ya kalau kita membandingkan standar pendidikan negara kita dengan negara lainnya. Jepang udah cakep bgt, moga Indonesia tambah lebih baik lagi..
ReplyDeleteMenyederhanakan mata pelajaran tuh mnuurtku iya mba. Keponakanku kelas 3 SD mata pelajarannya ada 15 :(
ReplyDeleteHaloo boleh tau alhirnya za sama ra sekolaj dmn? Kebetulan lg cari cari sd utk anak saya, nemu blog ini terimakasih
ReplyDeleteKakak Za di SDIT Aulia Bintaro dan adiknya di SD Almubarok Bintaro :)
DeleteAssalamualaikum bund.. salam kenal sesama warga tangsel.. 😊
DeleteBoleh tau bund pilihan nya kenapa jatuh ke almubarok, kebetulan rumah sy dekat almubarok... Terimakasiihh bund.. 😊😊