Demam Naik Turun, Waspada Terkena Typus!
Yang dikhawatirkan seorang ibu pada
anaknya, salah satunya adalah ketika anaknya sakit. Ya, seminggu lalu adik Ra
tiba-tiba saja demam. Ini tentu saja membuat saya cukup panik. Walau tak sempat
memeriksakan suhunya karena thermometer di rumah lagi rusak, saya yakin
demamnya cukup tinggi karena adik Ra jadi tak nyaman dan gelisah. Badannya kemerahan
dan bekas duduk atau tidurnya jadi ikut panas.
Saya langsung membeli obat penurun
demam di apotek terdekat dan meminumkannya pada adik Ra. Saya biasanya tidak
langsung memeriksakannya ke dokter. Nanti setelah tiga hari panasnya tak
kunjung reda, baru saya periksakan ke dokter.
Demam adik Ra memang turun saat pagi, setelah
diberikan madu dan obat penurun panas. Tapi malamnya suhu tubuhnya selalu naik.
Sampai tiga hari begitu terus, ditambah dengan diare yang membuat badan adik Ra
lemas. Tidak terpikirkan di benak saya kalau demam yang naik turun, diare dan lemas itu adalah salah satu tanda
sakit Typus.
Akhirnya, tiga hari setelah demamnya
naik turun, saya bawa adik Ra pada hari keempat, ke dokter terdekat di komplek
rumah, malam-malam selepas Magrib. Eh, ternyata dokternya tidak praktek hari
itu, tertera tanda “Closed” di depan kliniknya. Duh, kalau lagi diperlukan kenapa
tutup ya. Padahal setiap antar anak ngaji sehabis Magrib selalu buka.
Klinik Medika Bintaro |
Saya langsung terpikir ke Klinik
Medika Bintaro di Jalan Puter dimana kakak ipar biasanya berobat, katanya sih
beliau cocok berobat ke sana. Kliniknya juga buka sampai tengah malam, jadi
kalau sedang urgent seperti ini sungguh terbantu. Dengan naik Gocar, saya,
kakak Za dan adik Ra sampai di klinik tak lama kemudian. Sebenarnya sih, ada
Klinik Medika yang lebih dekat. Tapi karena sudah ada testimony yang baik dari
kakak ipar, saya memilih berobat ke Klinik Media yang di Jalan Puter.
Setelah menunggu satu antrian, nama
adik Ra pun dipanggil. Kebayang deh kalau diperiksa ke puskesmas atau rumah
sakit, antriannya pasti mengular. Adik Ra diperiksa dengan stestoskop, lidahnya
juga dilihat dan ternyata ada banyak radang di ujung lidahnya. Pantas, adik Ra
sering batuk-batuk sehingga tak mau makan. Batuk
kering juga salah satu tanda sakit Typus.
Dokter memberikan resep obat penurun
panas dan obat batuk, lalu membuat surat rujukan untuk tes darah esok harinya di
Prima Lab Bintaro yang terletak tak jauh dari Klinik Medika. Jam 7.30 an saya
sudah ada di Lab karena Lab sudah buka sejak jam 7 pagi. Setelah mendaftar,
adik Ra langsung diambil darahnya. Alhamdulillah, adik Ra pintar, tidak nangis.
Dia hanya memalingkan muka supaya tidak melihat jarum yang menusuk nadinya. Kakak
Za malah kabur, tidak mau lihat. Oh ya, kakak Za lagi libur sekolahnya karna
guru-guru sedang pelatihan, jadi bisa antar adik Ra berobat. Hasil tes darah
bisa diambil 4 jam kemudian. Kita pulang ke rumah dulu biar adik Ra bisa
istirahat.
Ruang tunggu Klinik Medika Bintaro |
Teman-teman adik Ra sempat menengok
adik Ra saat kita sedang menunggu hasil tes darah di rumah. Adik Ra malah
malu-malu ditengokin temen-temennya. Setelah teman-temannya pulang, saya dan
adik Ra pergi mengambil hasil cek darah ke Prima Lab. Kali ini kakak Za tidak
ikut karena sepulang shalat Jumat ia main ke rumah sepupunya tak jauh dari
rumah kita.
Hasil tes darah langsung saya serahkan
ke dokter yang bertugas siang itu di Klinik Medika Bintaro. Typus, begitu kata
dokter saat saya sakitnya apa. Tes Hematologi menunjukkan leukosit (sel darah
putih) rendah dan LED (laju endap darah) lebih tinggi dari angka normal. Leukosit
berperan penting dalam mengatur sistem imunitas atau kekebalan tubuh. Sedangkan
Tes Widal-nya Alhamdulillah negative semua. Tes widal adalah uji serologi untuk
mendeteksi keberadaan bakteri salmonella penyebab Typus.
hasil cek darah |
Alhamdulillah, adik Ra tak perlu
dirawat. Dokter hanya menambahkan antibiotik ke daftar obat yang harus diminum
adik Ra. Jadi, saya pikir Typus nya masih skala ringan. Tapi walau begitu,
kasian lihat adik Ra. Begitu sampai di rumah maunya hanya tiduran karena lemas, sakit kepala, tak nafsu makan, dan
terlihat sedikit linglung yang mana semuanya memang ciri sakit Typus.
Menurut artikel di website
alodokter.com, penularan Typus ini oleh bakteri Salmonella Typhi melalui
berbagai hal. Misalnya konsumsi air yang terkontaminasi tinja yang terinfeksi
bakteri tersebut, tidak mencuci tangan sebelum menyentuh atau mengolah makanan,
mengonsumsi seafood
dari air yang terkontaminasi urin dan tinja terinfeksi, mengonsumsi
sayur-sayuran yang menggunakan pupuk yang terdiri dari kotoran manusia yang
terinfeksi, mengonsumsi produk susu yang telah terkontaminasi, menggunakan
toilet yang terkontaminasi bakteri. Kita akan terinfeksi jika menyentuh mulut
sebelum mencuci tangan setelah buang air, melakukan seks oral dengan pembawa
bakteri Salmonella
typhi, dan sebagainya.
abis diambil darah |
Untuk mencegah terkena Typus, kita
perlu menerapkan pola hidup sehat di bawah ini yang saya kutip dari artikel di
website yang sama.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan dan minuman, serta setelah buang air atau membersihkan kotoran, misalnya saat mencuci popok kain. Gunakan hand-sanitizer jika tidak tersedia air untuk mencuci tangan
- Jika akan bepergian ke tempat yang memiliki kasus penyebaran tifus, sebaiknya pastikan air yang akan diminum sudah direbus dengan baik terlebih dulu
- Jika harus membeli minuman, sebaiknya minum air dalam kemasan
- Minimalkan konsumsi makanan yang dijual di pinggir jalan karena mudah terpapar bakteri
- Hindari es batu dalam minuman, Juga sebaiknya hindari membeli dan mengonsumsi es krim yang dijual di pinggir jalan.
- Hindari konsumsi buah dan sayuran mentah, kecuali mengupas atau mencucinya sendiri dengan air bersih.
- Batasi konsumsi seafood, terutama yang belum dimasak.
- Sebaiknya gunakan air matang untuk menggosok gigi atau berkumur, terutama jika sedang berada di tempat yang tidak terjamin kebersihan airnya.
- Bersihkan toilet secara teratur. Hindari bertukar barang pribadi, seperti handuk, sprei, dan alat mandi. Cuci benda-benda tersebut secara terpisah di dalam air hangat.
- Hindari konsumsi susu yang tidak terpasteurisasi.
- Bawalah selalu antibiotik yang telah diresepkan dokter dan ikutilah petunjuk yang telah diberikan. Pengobatan antibiotik harus dilakukan hingga periode pengobatan berakhir untuk mencegah resistensi obat.
Setelah 3 hari meminum antibiotik, adik Ra
mulai terlihat membaik. Oh ya, selain obat dari dokter, saya juga meminumkan adik Ra obat herbal Vermint yang mengandung ekstrak lumbrecus rubellus (cacing) sebelum makan. Banyak yang merekomendasikan obat ini karena katanya cepat menurunkan demam Typus. Sedangkan obat dokter saya minumkan setelah makan. Jadi ada jeda antara obat herbal dan obat kimiawi dari dokter.
Tapi saya tetap perlu waspada karena Typus bisa sewaktu-waktu kambuh. Typus yang tidak segera ditangani juga berbahaya, bisa menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau pecahnya usus. Naudzubillah! Semoga teman-teman tidak mengalami hal yang sama dan tetap sehat.
Tapi saya tetap perlu waspada karena Typus bisa sewaktu-waktu kambuh. Typus yang tidak segera ditangani juga berbahaya, bisa menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau pecahnya usus. Naudzubillah! Semoga teman-teman tidak mengalami hal yang sama dan tetap sehat.
Sehat-sehat ya Ra,
ReplyDeletecuaca memang sepertinya sedang menyebarkan penyakit, kita harus ekstra dlm menjaga kebersihan. Semoga sehat terus ya...
ReplyDeleteAnak saya baru aja 3 hari ini demam mba. Yang bikin bingung cuma demam aja ga ada gejala lainnya. Pas mau k dokter demamnya allhamdulillah udah turun. Akhirnya ga jd k dokternya. Ttpi ttp aja bingung si dd sakit apa
ReplyDelete