Ketika Anak Ingin Memiliki Akun Media Sosial
“Mi, kakak pengen
punya akun facebook, dong.”
“Buat apa, kak?”
“Buat main
game..”
“Belum bisa kak,
usianya belum cukup..”
Ini sepenggal
percakapan saya dengan kakak Za beberapa waktu lalu. Dia ingin memiliki akun
facebook untuk bermain game. Tetapi tentu saja saya belum membolehkan kakak Za
memiliki akun media sosial. Ia masih berusia 10 tahun, menjelang 11 tahun. Sedangkan
rata-rata media sosial memiliki batasan usia untuk penggunanya yaitu 13 tahun.
Banyak pengguna
akun media sosial yang masih belia, dibawah batasan usia yang ditentukan media
sosial tersebut. Tentu saja, data mereka menggunakan data orangtua mereka atau
pengelolanya berbohong dengan memasukkan data palsu. Saya sendiri tidak mau
menggunakan data palsu karena itu sama saja dengan mengajarkan anak saya untuk
berbohong. Anak itu adalah imitasi orangtuanya. Jika orangtua terbiasa
mengajarkan anak kebohongan, bukan tidak mungkin ia juga akan menjadi
pembohong. Naudzubillahi mindzalik.
Saya sebenarnya
memiliki satu akun atas nama kakak Za dengan menggunakan data saya, dengan
maksud untuk menyimpan gambar-gambar yang dia buat. Saya suka mellow, semua
gambar dan karya yang anak saya buat bahkan nilai-nilai pelajaran di
sekolahnya, saya simpan sampai memenuhi lemari. Baru-baru ini lemari saya jebol
sehingga saya harus mengeluarkan beberapa kertas berisi gambar-gambar anak yang
benar-benar sudah rusak. Solusinya, dengan memfoto karya mereka dan
menyimpannya di media sosial. Sebagian di album facebook dengan setting private dan sebagian di
instagram.
Anak seusia
kakak Za saya pikir belum siap memiliki akun media sosial. Oleh karena itulah
adanya peraturan memiliki akun media sosial pasti sudah dipertimbangkan dari
sisi kesiapan penggunanya. Dalam psikologi keIslaman pun, anak usia 13 tahunan
dikatakan sudah baligh, sudah bisa belajar memilah mana yang pantas dan tidak
untuk dilakukan.
Kadang-kadang,
anak hanya tahu bahwa memiliki akun media sosial itu tampak keren. Padahal,
media sosial juga bisa begitu kejam. Misalnya, anak mengirimkan komentar kurang
baik untuk seorang selebgram. Mereka belum menyadari betul bahwa apa yang ia
lakukan merupakan tindak cyberbullying,
yang dapat merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Atau skenario terburuknya,
ia mengunggah foto pribadinya yang kurang pantas atas dorongan teman-teman
onlinenya, atau karena meniru idolanya yang berpose seperti itu. Naudzubillahi mindzalika.
Nah, karena
kakak Za belum boleh memiliki akun media sosial, maka kalau mau main game di
media sosial ia menggunakan akun saya sebagai orangtuanya. Jangan lupa untuk
membuat peraturan dalam menggunakan media sosial. Pertama, batasi waktu bermain
game menggunakan media sosial. Para ahli mengatakan batasan bermain gadget
untuk anak adalah 1 sampai 2 jam sehari. Kedua, jaga jarak pandang agar mata
tetap sehat. Ketiga, tidak sembunyi-sembunyi saat bermain game menggunakan
media sosial. Kalau perlu, orangtua ada di dekat anak saat anak main game
menggunakan media sossial sehingga bisa mengetahui apa yang anak mainkan. Atau,
bermain game di ruangan terbuka misal di ruang keluarga sehingga mudah bagi
orangtua untuk mengawasi anak.
Resikonya ketika
anak menggunakan akun media sosial orangtuanya adalah bisa saja secara tak
sengaja anak mengirimkan postingan atas nama orangtuanya. Ini pernah terjadi
pada saya ketika anak main game menggunakan akun facebook saya. Secara otomatis,
akun saya mengirimkan message ke akun
facebook teman-teman saya dan ke beberapa grup yang saya ikuti. Duh, malunya. Memarahi
anak juga tidak mungkin karena saya sudah mengijinkannya bermain game
menggunakan akun facebook saya. Akhirnya saya hanya bisa meminta maaf kepada
teman-teman saya tersebut.
droid-life.com |
Oh ya, beberapa
waktu lalu, saya juga mendapat broadcast di whatsapp group yang saya ikuti
tentang cara meminimalisir konten tak pantas di gadget. Yaitu dengan cara
mengaktifkan Restricted Mode di aplikasi Youtube kita, sehingga konten tak
pantas buat anak akan disaring dan tidak tampil di youtube yang digunakan anak.
Kedua, dengan cara mengaktifkan Parental Control di aplikasi Play Store
sehingga aplikasi dan game yang tidak sesuai untuk anak tidak akan tampil.
Nanti ketika
kakak Za sudah cukup usia, sudah pasti saya juga tidak akan melarangnya untuk
memiliki akun media sosial bahkan memiliki handphone sendiri. Tidak perlu handphone
yang mahal untuk anak yang baru menggunakan handphone, yang penting bisa
digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua.
Bicara tentang
handphone, ada handphone keren dari Samsung yaitu Samsung Galazy S9. Dual
kamera pada bagian belakang Samsung Galaxy S9 yang berkekuatan 12MP+12MP mempunyai
fitur keren seperti kamera DSLR. Kelebihan lain smartphone ini adalah bentuknya
yang ramping, bisa membuat video dengan super
slow motion, menyediakan dua versi untuk prosesornya yakni Snapdragon 845
dan Exynos 9810 sehingga handal untuk multitasking
termasuk bermain game, bisa membuat emoji dengan wajah sendiri, privasi terjaga
karena menggunakan finger print dan
bisa mengenali wajah pemiliknya, dan sebagainya. Harga Samsung
S9 memang luar biasa. Di toko online langganan saya lihat harganya sekitar 10 jutaan ke atas. Tapi pasti harga
tersebut sesuai dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.
Bagaimana dengan
anda, bapak dan ibu yang memiliki anak dibawah 13 tahun seperti saya, apa yang anda
lakukan ketika anak ingin memiliki media sosial? Share yuk di kolom komentar!
Saya mengizinkan kk pegang HP ketika masuk SMA. Hehehe, telat ya. Tapi itulah komitmen kami.
ReplyDeletejaman anak saya masih kecil sih belum ada namanya fb dlll, jadi belum punya pengalaman juga sih
ReplyDeleteiya ya anak skrg sd uda pada punya akun sosmed.. nah banyakjuga yang malah ortunya ngga ngerti sosmed
ReplyDelete😫😫
Anak saya yang SUlung (10 thn) juga belum sy ijinkan punya akun medsos. Kdg ya main yutuban pake hp kami. Kebetulan ia tdk terlalu suka main game, senengnya malah main di outdoor, spt futsal, bola... Mgkin nanti kalo udah SMP baru sy ijinkan, itu pun dg pengawasan ...
ReplyDeleteAnak saya juga ikut-ikutan mau bikin akun Facebook dan Instagram, otomatis saya larang, karena anak-anak masih belum paham cara menggunakan sosial media dengan bijak. Kalo sekedar main game untuk mengisi waktu luang sih gak apa-apa, tapi kalo main sosmed, ntar dulu, belum cukup umur.... Ini Samsung keren kali ya, mau tapi harganya bikin nangis
ReplyDeleteAtau dibuatkan aja akun dengan email kita yang tidak terkoneksi dengan medsos lainnya Mba, bisa ga? Dan saya biasanya memberikan ijin pegang handphone hanya dihari libur saja
ReplyDeleteAnak sy pengen punya aku Ig gara2 sering liatin mamanya moto dan melototin aku ig hehehe. Dgn berat hati sy bikinin tp pake email sy n hp sy. Jd bukanya via hp sy krn dia ga sy kasih hp. Ternyata teman sekolahnya banyak yg punya akun ig juga. Sy wanti2 agar postingannya positif.
ReplyDeleteBelum dapat jawabannya, anakku paling gede usia 6 tahun. Semoga kita jadi momsdigital yang bijak mengedukasi anak tentang sosial media.
ReplyDeleteAnakku juga sudah mulai tanya tapi aku belum bolehkan mbaaa
ReplyDeleteEia, anakku yg kecil umur 9 tahun belum kubuatkan akun medsos, lagipula emaknya males ribet hihihi
ReplyDelete