Bahagia dan Bersyukur Atas Tumbuh Kembang Adik Ra
Pada saat
pertama kali memasukkan adik Ra ke playgroup, saya sempat merasa khawatir
kalau adik Ra tidak bisa mengikuti kegiatan di sekolah. Ia terbiasa di rumah
bersama saya, kakak Za, dan ayahnya. Saya jarang sekali membawanya keluar rumah
dalam waktu lama, sehingga perkembangan sosial anak saya ini kurang
berkembang karena ia tidak terbiasa berinteraksi dengan orang asing.
Benar saja, ia
harus ditemani di sekolah . Saya harus ikut belajar di sekolah menemani adik
Ra. Saya ikut menemani adik Ra bermain balok, mewarnai, dan mengantri di
sekolah. Kegiatan seperti itu adalah
proses belajar yang bermanfaat untuk perkembangan
anak usia 3 tahun. Memang bisa dilakukan di rumah, tetapi dengan datang
ke sekolah dan bertemu dengan teman-teman sebaya, saya berharap adik Ra rasa
percaya dirinya meningkat dalam bersosialisasi dan tidak takut dengan orang
asing.
Butuh waktu yang
berbeda bagi tiap anak untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya.
Adik Ra butuh waktu lama untuk merasa nyaman di lingkungan sekolah barunya.
Saya ingat betul, kalau saya mengantarnya ke sekolah, ia akan memegang tangan
saya erat. Guru berusaha membujuknya agar mau bergabung dengan guru dan teman,
namun ia tetap bergeming. Apalagi dalam hal tampil di depan kelas untuk
bernyanyi atau menari, adik Ra sangat tidak percaya diri.
Ibu mana sih
yang tidak sedih saat melihat anak orang lain tampil riang dan percaya diri
dibandingkan dengan anak sendiri. Tentu saja saya sedih dan kecewa, sampai
suatu saat pernah menangis diam-diam di rumah karena merasa tidak ada kemajuan
untuk perkembangan sosial anak saya ini. Tetapi, lantas saya disadarkan bahwa usia juga bisa
berpengaruh pada proses sosialisasi adik Ra di lingkungan baru.
Di kelas, memang
adik Ra termasuk lebih muda usianya dibandingkan beberapa teman lainnya. Saya
juga yakin betul setiap anak punya kemampuan adaptasi yang berbeda, setiap anak
itu istimewa dan luar biasa. Maka saya berusaha bersabar dan terus mendampingi
adik Ra dalam setiap proses belajar dan bermainnya.
Di rumah, saya
selalu ajak adik Ra ngobrol dan menstimulasinya untuk lebih percaya diri. Saya
bilang, “Di rumah ibunya Ra itu umi, tapi
kalau di sekolah ibunya Ra adalah ibu guru. Jadi, kalau ada masalah di sekolah
jangan takut untuk bilang pada guru ya!” Saya juga kadang-kadang mengundang
teman-teman adik Ra main ke rumah, agar adik Ra semakin percaya diri dalam
bersosialisasi. Syukur Alhamdulillah,
melalui berbagai proses, adik Ra sudah mulai nyaman di lingkugan sekolahnya.
Saat di bangku Taman Kanak-Kanak (TK), ia sudah tidak saya temani di dalam
kelas. Bahkan, kalau dijemput dari sekolah malah tidak mau pulang karena masih
asyik main di sekolah!
Sekarang usia
adik Ra 6 tahun 8 bulan. Ia sudah bisa belajar membaca dan menulis. Adik
Ra paling suka mengerjakan buku aktivitas karena hal ini membuat semua fungsi
motoriknya bekerja. Baru-baru ini, saya dan suami membelikan adik Ra sebuah
komik berjudul Kakak vs Adik karya seorang penulis cilik bernama Nayla Damai
VP. Adik Ra yang memilih sendiri dan ia suka karena gambar kartunnya sederhana.
Teks bacaannya juga tidak terlalu banyak sehingga sangat cocok untuk anak
sesuai adik Ra. Temanya juga menarik bagi adik Ra, yaitu tentang hubungan kakak
dan adik. Semoga isi buku itu bisa bermanfaat untuk adik Ra agar ia semakin
rukun dengan kakak Za. Saya dan suami memang sangat suka membaca buku.
Kegemaran inilah yang kami tularkan juga pada adik Ra. Makanya, kami tidak ragu
memfasilitasi adik Ra buku-buku untuk menstimulasi tumbuh kembang anak, terutama untuk perkembangan bahasa anak saya.
(Di Islamic Book Fair 2018, sambil istirahat melepas lelah adik Ra asyik baca buku, tidak dengar saat saya panggil untuk menoleh ke kamera ) |
Celoteh adik Ra
seringkali membuat saya sebagai orangtua terperanjat. Saat saya sedikit kesal
karena berbagai hal, dia suka mengingatkan saya, “Umi, laa taghdab wa laka jannah, jangan marah nanti masuk surga…”
Aih, darimana ia dapat kata-kata seperti itu? Ternyata ia belajar dari gurunya
di TPA (Taman Pendidikan Alquran). Di lain kesempatan, ketika kami mau main di
sebuat tempat permainan di supermarket, saya lupa membawa kartu permainannya.
Dan dengan santainya adik Ra bilang, “Sudah,
jangan khawatir…”
Oh ya, adik Ra
paling suka olahraga berenang. Kalau sudah berenang, suka susah sekali diajak pulang.
Padahal dulu waktu playgroup,
seringkali tidak mau bergabung untuk berenang dengan teman-teman dan harus
ditemani di kolam renang oleh saya atau gurunya. Hasil tes kecerdasan di sekolahnya menunjukkan bahwa
adik Ra menonjol pada hal yang berhubungan dengan kinestetik atau gerak tubuh,
alam dan empati. Tidak heran, kalau adik Ra senang sekali mengerjakan buku
aktivitas. Saya pun menyempatkan diri mengajaknya berenang minimal sekali dalam
sebulan untuk menstimulasi perkembangan motorik anak. Adik
Ra juga senang membantu saya beres-beres rumah, ambilkan barang ayah, atau
melayani pembeli di warung nenek kalau sedang liburan di kampung halaman.
Adik Ra seneng berenang :) |
Adik Ra bantu umi masak di dapur :) |
Adik Ra membantu melayani pembeli di warung ennek saat liburan sekolah |
Saya bersyukur
dengan semua yang adik Ra capai selama ini. Tidak ada yang sempurna karena
kesempurnaan adalah milik Allah SWT. Saya sebagai orangtua hanya berusaha yang terbaik untuk tumbuh kembang anak. Pasti selalu ada rintangan saat mendampingi proses
tumbuh kembang anak, misalnya saat anak sakit. Oleh karena itu, selain berbagai
stimulasi yang saya berikan, saya juga berusaha memberikan adik Ra zat gizi
yang seimbang untuk mendukung tumbuh kembangnya. Syukurlah, adik Ra
tidak terlalu susah makan asal saya mau sedikit berusaha membuat menu makan
yang enak, sehat, dan bervariasi untuknya. Tidak lupa, saya juga memberinya
Bebelac agar tumbuh kembangnya optimal.
Setelah sempat
berganti-ganti, saat ini adik Ra mengonsumsi Bebelac rasa vanilla yang cukup
disukainya. Saat pertamakali mencoba segelas Bebelac, komentar yang saya dengar
adik Ra adalah, “Mi, kok enak sih
susunya..” Ya, Bebelac sekarang formulanya baru dan telah disempurnakan
dengan minyak ikan dan omega 6 yang ditingkatkan. Pentingnya Omega 3 dan 6
sebagai nutrisi otak.
Lalu terkandung pula FOS:GOS 1:9 yang dipatenkan, serta 13 vitamin dan 9
mineral. Rasanya lebih enak dengan sendok takar yang lebih besar, sehingga
hanya perlu 3 sendok saja untuk sekali penyajian.
Saya sangat
setuju dengan prinsip Bebelac yang percaya bahwa diperlukan lebih dari sekedar
kecerdasan intelektual untuk anak tumbuh hebat, diperlukan pula keseimbangan dengan kecerdasan emosional dan
kecerdasan sosial agar Ia tumbuh menjadi pribadi dengan Tanggap Yang Lengkap. Saya berikan stimulasi yang tepat
untuk adik Ra serta nutrisi yang tepat agar adik Ra tumbuh dengan Tanggap
lengkap dengan pribadi yang cepat tanggap, peduli, dan tanggap sosial.
Untuk informasi
yang lebih lengkap tentang Bebelac,
formula barunya, serta anak hebat
tanggap yang lengkap, teman-teman bisa mengunjungi
website Bebelac ya.
Disana informasinya lebih lengkap, bahkan ada juga berbagai artikel tentang
tips menjadikan anak sehat dan hebat dengan pribadi tanggap yang lengkap.
Menjadi orangtua
itu proses belajar sepanjang hidup. Oleh karena itu, semoga kita sebagai
orangtua tidak bosan belajar dan diberikan kesabaran dalam mendampingi tumbuh
kembang anak. Ingat, jangan sama ratakan kemampuan tiap anak karena setiap anak
itu istimewa dan luar biasa. Stimulasi dan gizi yang tepat akan semakin
meningkatkan tumbuh kembang anak lebih optimal.
wah sudah besar ay adik ra, semoag jd anak yang selalu sehat
ReplyDeleteAsiik Ummi punya teman main nih. Adik Ra bisa bantuin Ummi masak pula.
ReplyDeleteUsia paud masih belajar sosialisasi kali mbak. Jadi wajar ga langsung mingle dengan teman. Sekarang Raisa udah bisa main bareng kan? Eh bener kan ya Raisa :)
ReplyDeletememang harus seimbang ya antara stimulasi dan nutrisi... semoga adik Ra makin besar semakin pintar...
ReplyDeletepinter bgt de Ra udh bs bntu ummi masak,,sehat2 terus ya de
ReplyDeleteWah adek Ra udah tumbuh jd gadis. Suka bantuin nenek di warung pula, jangan2 ntr gedenya jago bisnis nih :D
ReplyDeletesenang membaca perkembangan adik Ra .. semoga sehat selalu yaa <3
ReplyDeleteSetuju banget dg pendapat klo setiap anak punya kemampuan adaptasi yang berbeda krn setiap anak itu istimewa dan luar biasa. Butuh peran ibu dan lingkungan sekitar untuk membentuk kepribadian anak
ReplyDeleteMenjadi orangtua itu proses belajar sepanjang hidup. Setuju sekali dengan kalimat ini, rasa-rasanya selalu ada hal baru yang harus dipelajari
ReplyDeleteBenar sekali ya, sebagai orangtua kita perlu memperhatikan dan membantu anak bertumbuh secara optimal dengan tanggap yang lengkap, karena cerdas intelektual aja nggak cukup jaman sekarang ini
ReplyDeleteSeneng banget adik Ra tumbuh optimal. bisa bantu mamak jualan di warung lagi :D
ReplyDelete