Petualangan Za & Ra

Alhamdulillah, di kehamilan ketiga ini saya tidak terlalu sering mengalami morning sickness atau mual dan muntah di pagi hari. Memang ada mual, tapi tidak separah saat kehamilan pertama. Entahlah, saya juga heran, dan dokter kandungan pun sempat heran. Hanya saja, memang saya jadi malas banget buat makan. Setiap melihat makanan, yang ada perasaan tidak nafsu makan saja. Walaupun tetap saya makan sih, hanya saja porsinya kecil dan ogah-ogahan gitu. Padahal, saya harus makan untuk bayi yang ada dalam kandungan dan biar ada tenaga juga karena meskipun hamil saya harus tetap melaksanakan tugas saya sebagai ibu rumah tangga. 

Apa yang ibu lakukan ketika hamil lagi saat anak-anak sudah mulai besar? Ya, tentunya menerima dengan sepenuh hati ya bu karena anak adalah titipan Allah SWT. Di satu sisi, hamil lagi ketika anak-anak mulai besar ada keuntungannya. Anak-anak mulai mandiri, jadi tidak terlalu merepotkan ketika mereka punya adik bayi lagi. Bahkan, mereka cenderung mengemong adik bayinya. Di sisi lain, hamil lagi ketika anak-anak mulai besar jadi seperti mulai dari awal lagi mengenal kehamilan. Karena ibu sudah lupa rasanya hamil dan menimang bayi, sehingga perlu cari-cari tahu lagi informasi tentang kehamilan.

Pagi hari biasanya waktu tersibuk buat para ibu, iya tidak bu. Bagaimana tidak, dalam waktu yang begitu sempit ibu harus menyiapkan anak dan suami yang mau sekolah dan pergi kerja, menyiapkan sarapan mereka dan bekal sekolah anak. Belum lagi, pekerjaan rumah tangga yang menumpuk saat pagi hari. Semuanya menunggu ‘sentuhan’ tangan ibu. Enak sih kalau punya asisten rumah tangga. Setidaknya beberapa pekerjaan bisa didelegasikan. Jadi ibu bisa sedikit bernafas atau tidak terlalu diburu-buru. Berbeda jika di rumah tidak ada asisten rumah tangga seperti saya, harus punya tips dan trik tertentu agar anak dan suami bisa sarapan sebelum berangkat dengan baju yang sudah rapi tersetrika dan bekal sekolah anak yang siap dibawa.

Idealnya, seorang perempuan itu berada di rumah, mengurus keluarganya. Tapi banyak hal yang menuntut seorang perempuan untuk bekerja atau mengaplikasikan ilmunya. Banyak alasan, misalnya saja alasan ekonomi untuk membantu keluarga. Atau, ilmunya memang sangat bermanfaat sekali di masyarakat sehingga perlu diterapkan. Misalnya profesi dokter kandungan, polisi wanita, guru, dan sebagainya.  Apapun alasannya, asalkan bisa mengatur waktu dengan keluarga menurut saya perempuan bekerja bukanlah masalah besar. Jangan dianggap tabu atau dinyinyiri. Ingat, istri Rasulullah SAW juga, Siti Khadijah RA, adalah seorang pedagang yang sukses. Jangan juga wanita bekerja dianggap saingan oleh kaum adam, karena masing-masing orang ada rejekinya sendiri.