Ini alasan Saya Tak Melakukan Tindik Bayi
Sudah
merupakan tradisi di masyarakat kita bahwa bayi perempuan yang dilahirkan akan
di tindik telinganya. Hal ini dilakukan biasanya untuk membedakan ia dengan
bayi laki-laki, sekaligus membuat bayi perempuan tersebut terlihat lebih
cantik.
Saya
sendiri memilih untuk tidak menindik Raina, anak ketiga saya yang dilahirkan
beberapa bulan lalu. Tidak heran, saat berpapasan dengan orang lain, banyak
yang menyangka kalau bayi saya laki-laki.
Yah,
sebenarnya keinginan untuk menindik telinga si bayi ada. Apalagi kalau melihat
bayi-bayi perempuan lain yang lebih lucu dan cantik dengan anting di telinga
mereka. Belum lagi, harus memberi alasan pada orang-orang kenapa bayi saya
tidak di tindik.
Kalau
saja tindik bayi itu wajib untuk kesehatan bayi, maka saya akan melakukan
tindik bayi, melihat telinganya ditusuk, dan merawatnya sampai luka tindiknya
sembuh. Namun rasanya sebagian besar artikel yang saya baca tak ada yang
menyebutkan manfaat tindik bayi untuk kesehatan.
Ini
alasan pertama saya tak melakukan tindik bayi, yaitu faktor prioritas. Seperti
yang saya sebutkan di atas, tindik bayi adalah tradisi di masyarakat untuk
pembeda bayi laki-laki dan perempuan, serta membuat penampilan bayi perempuan
semakin cantik. Jika nanti anak saya sudah besar dan ingin di tindik, ya
silahkan saja, tidak akan saya larang.
Alasan
kedua, adalah alasan kesehatan. Beberapa hari setelah dilahirkan, anak saya
harus dirawat di NICU bayi karena badannya kuning. Kata dokter, ASI mempengaruhi jumlah bilirubinnya (breasmilk jaundice). Setelah keluar dari NICU
bayi, saya masih harus bolak balik rumah sakit untuk melakukan tes darah pada
si bayi.
Raina
juga ada masalah kulit saat lahir. Sekujur tubuhnya merah saat dilahirkan, lalu
muncul bruntusan di wajahnya. Kata dokter, ia alergi.
Saat
itu mana sempat saya mikir untuk melakukan tindik bayi. Yang ada, saya hanya
fokus pada kesehatan Raina, agar kuning di badan dan alerginya segera
berkurang. Gak seperti bayi lainnya yang hanya beberapa minggu saja badannya
kuning. Sampai usia 3 bulanan, Raina masih kuning yang perlahan namun pasti
berkurang. Alhamdulillah. Begitupun dengan merah-merah di badannya
berkurang.
Sekarang
Raina sudah mau 6 bulan usianya. Saya dan suami sepakat tidak melakukan tindik
bayi walau ia sudah makin sehat. Menurut kami, inshaAllah banyak cara agar anak
di kenal sebagai anak perempuan. Dan yang utama adalah mengenalkan anak pada
fitrahnya sebagai perempuan.
Memakaikan
bayi dengan pakaian perempuan, bisa jadi salah satu upaya agar bayi dikenali
sebagai anak perempuan. Tapi namanya juga bayi, lagi banyak eksplorasi. Kalau
Raina dipakaikan rok, roknya akan ditarik-tarik lalu digigit. Perutnya keliatan
ke mana-mana deh.
Walau
masih bayi, Pakaikan ia pakaian yang sopan dan tidak sembarangan memperlihatkan
aurat bayi. Jaman sekarang mah takut, ada saja yang berpikiran kotor saat
melihat aurat bayi yang masih mungil.
Untuk
tampil cantik, tak harus pakai anting kan. Bando, bandana, jilbab mungil, atau
aksesoris bayi lainnya juga bisa membuat bayi tampil cantik.
Setiap
orangtua dengan pilihannya Masing-masing yang terbaik untuk anak mereka. Tidak
perlu turut komentar miring dengan pilihan orang lain.
Mau
bayinya ditindik, silahkan. Jangan lupa memperhatikan syarat-syarat tindik bayi
yang harus disiapkan. Misalnya, tindik bayi harus dilakukan oleh ahli medis
dengan alat yang steril.
Mau
bayinya tidak di tindik, juga silahkan. Bebas-bebas aja. Siapkan mental jika
ada yang mempertanyakan kenapa anaknya tak di tindik.
Dulu, saya penganut tindik perempuan garis keras. Sekarang sih udah garis lunak, semenjak kuliah saya pun malas pakai anting-anting. Lagipula sekarang sudah ada anting-anting jepit hehehe. Iya mba, mau tindik bayi perempuan atau tidak pilihan masing-masing aja, yang sering repot yang mempertanyakannya.
ReplyDeleteYang penting sehat ya Raina. Kalo pake pakaian anak gadis, orang akan mengenali Raina sebagai anak gadis :)
ReplyDeletewah anakku dua2nya gak ditindik hehe..tapi waktu bayi ditindik.. cuma setelah bbrp kali antingnya ilang.. udha deh males ditindik lagi... sampe skr usia SMP ama kelas 5 SD gak ada yg pake anting..
ReplyDelete