Tetanggaku Saudaraku
Saat itu, beberapa tahun lalu, Raissa anak kedua saya masih bersekolah di bangku TK. Saya jadi punya waktu sedikit saat ia ada di sekolah. Saya pun pergi ke mesjid komplek untuk menghadiri pengajian. Saya ingin healing, bertemu dengan ibu-ibu lain dan mencerna ilmu agama yang diharapkan dapat menenangkan jiwa setelah lelah mengurus rumah tangga.
Tak disangka, pengajian sedikit lebih molor selesainya daripada biasanya. Saat selesai, saya pun bergegas kembali pulang ke rumah. Saya tidak terlalu khawatir terlambat menjemput Raissa karena biasanya kalau belum dijemput ia akan tinggal di sekolah menunggu. Tetapi, ternyata sesampainya di depan rumah, saya melihat Raissa sedang menangis,namun di sampingnya ada tetangga depan saya sedang menghiburnya.
Alhamdulillah, yang pertama tentu rasa syukur saya panjatkan pada Allah SWT bahwa Raissa baik-baik saja. Ternyata ia pulang ke rumah sendiri dari sekolah, kebetulan sekolah TK tempatnya belajar dengan rumah kami memang hanya terpaut beberapa rumah saja. Sungkan dan gak enak, itu yang saya rasakan selanjutnya karena sudah merepotkan tetangga saya. Kata beliau, karena mendengar suara tangisan dari arah rumah saya, ia menengok dan melihat Raissa sendirian lalu menemani sampai saya pulang. Masha Allah, terimakasih banyak!
Pada kesempatan lain, Raissa masih bayi saat itu, dan kakaknya Zaidan saat itu banyak sekali minta perhatian kedua orangtuanya. Saat saya sedang sibuk menyusui bayi, ia menangis kencang karena ditinggal ayahnya ke mesjid. Lalu ia menangis di luar rumah saat gelap di waktu magrib. Bingung, sambil memanggil si kakak dan menutupi si bayi yang sedang menyusu, saya pun memanggil si kakak untuk masuk tetapi dia tak mau dan keukeuh memanggil-manggil ayahnya yang sudah jauh pergi ke mesjid.
Tak lama kemudian ada malaikat penolong berupa bapak tetangga saya yang lewat depan rumah dan membonceng kakak ke mesjid untuk bertemu ayahnya. Di kesempatan yang lain, ia juga yang membonceng kakak zaidan ke sekolah Raissa saat Zaidan mendapati saya tak ada di rumah saat ia pulang dan saya sedang ada di sekolah adiknya. Masha Allah, terimakasih banyak!
Sebagai orang yang sulit mengungkapkan perasaan, di tulisan inilah saya ingin mengenang kebaikan kalian tetanggaku. Mungkin hal yang kecil buat sebagian orang, tapi hal yang spesial dan memorable bagi saya. pertolongan kecil itu meringakan saya dan menghangatkan hati saya. Saya rindu kalian (karena sekarang saya sudah pindah rumah). Walau kita berbeda, tapi kita selalu saling menyapa dan menolong. Semoga saya menemukan lagi tetangga yang seperti saudara seperti kalian. Aamiin.
Comments
Post a Comment
Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.