Memori di Balik Semangkuk Zuppa Soup

 Setiap makanan punya cerita masing-masing bagi penikmatnya. Ini ceritaku tentang si Zuppa Soup.


Siang itu di sebuah rumah sakit. "Pipis dulu ya, abis itu kita makan. Mau makan pizza? ", tanyaku. Si kecil mengangguk. Ia pun mau buang air kecil di toilet, dan tak menolak saat sebagian pipisnya aku tampung di wadah kecil. Kuserahkan wadah berisi urine itu pada petugas laboratorium, lalu pergi ke sebuah restoran pizza di seberang rumah sakit.

Seperti janjiku, kupesankan pizza buat si kecil dan Zuppa Soup buat diriku sendiri. Entah mengapa kupesan menu ini, hanya saja aku menginginkan sesuatu yang hangat, menenangkan dan membuat bertenaga, setelah dari pagi sampai siang antri di rumah sakit.

Seketika ingatanku berlari ke puluhan tahun yang lalu, saat melihat Zuppa Soup di depanku. Di sebuah restoran, kami bertiga duduk dan memesan makanan. Lelaki itu memesan Zuppa Soup. Ini kali pertamaku mengenal makanan ini. Perempuan di depannya pun memesan makanan, begitu juga denganku. Aku malah tak ingat apa yang aku dan perempuan itu pesan.


zuppa soup



Kami bertiga sedang dalam momen spesial. Aku sedang berikhitiar menjadi jembatan buat mereka saling mengenal (ta'aruf). Kami membincangkan banyak hal, hal yang perlu saling diketahui masing-masing pihak lelaki dan perempuan. Sambil menikmati makanan masing-masing, kami berusaha santai menghadapi situasi yang mungkin menegangkan bagi kedua pihak.

Kini mereka sudah menikah dan menikmati berbagai warna pernikahan. Cerita si Zuppa Soup sendiri sih gak banyak, memori di baliknya itu bikin istimewa. Ternyata aku pernah menjadi mak comblang.

Comments

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)